Bonus (epilog)

1.8K 41 2
                                    

FINALLY BUKU PERTAMAKU BERES.. AKHIRNYA AKU BISA MELEWATI RASA BOSAN DAN MALAS UNTUK MENYELESAIKAN NOVEL INI..

TERIMAKASIH UNTUK KALIAN SEMUA YANG SUDAH BACA DAN VOTE.. JIKA ADA MASUKAN BOLEH BANGET DIISI KOLOM KOMENTARNYA..

DAN WELL, INI ADA BONUS CHAPTER YA.. SELAMAT MENIKMATI.

*

Iva Pov

Hari istimewa lainnya menyambut hidupku. Wisuda, sekaligus hari pernikahanku.
Coba kalian bayangkan, kedua acara istimewa ini digabungkan.

Candra mengadakan pesta resepsi di kampusku sendiri. Sebagai pengantin, Candra menggandeng tanganku untuk berjalan menyusuri karpet merah menuju sebuah panggung. Pakaian kami tidak seperti pengantin biasanya. Aku memakai gaun merah tanpa lengan, sedangkan Candra mengenakan kemeja putih yang dipadukan jas gelap.

Di atas panggung, dosenku berjajar menyambut kami, memakaikanku toga dan jubah kelulusan kampus. Mereka memberikan selamat.

Kami berjalan dan duduk di salah satu meja terdepan  bersama Finn dan Ansel tentu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami berjalan dan duduk di salah satu meja terdepan  bersama Finn dan Ansel tentu saja.

Aku menjadi mahasiswa pertama yang memakai toga kelulusan mahasiswa. Setelahnya disusul mahasiswa lainnya.

Hari wisuda ini menjadi berbeda dan spesial, terdapat banyak makanan dan minuman, dekor yang mewah, serta panggung musik. KNALS bahkan hadir untuk menjadi pengisi musik di acara ini. Selain itu, banyak orang spesial bagiku dan Candra yang datang, kerabat, sahabat.

Setiap mahasiswa yang mendapat toga mereka langsung memberi pesan2. Pesan2 untuk kelulusan mereka sendiri dan untuk aku dan Candra tentu saja.

"Ya sekarang aku berdiri di sini, Candra yang memaksa." Ansel mendapat giliran di atas panggung.

"Rasanya aneh melihat orang yang kau cintai menikahi pria lain." Tuturnya

"Tapi aku membuktikan kepada kalian semua jika cinta bukan tentang memiliki, tapi perasaan bahagia ketika cinta itu bahagia." Lanjutnya

"Candra, kau sahabatku.. Iva, kau cinta pertamaku.. aku bahagia kalian bersama. Tapi,, jangan pernah tunjukkan kesedihan apapun lagi di depanku. Atau aku akan kembali menjadi orang ketiga di pernikahan kalian!"

"Well, selamat untuk kalian.. Candra, jangan sakiti Iva, dan Iva, pahamilah kepribadian pria arogan itu. Semoga kalian hidup bahagia."

Semua orang bertepuk tangan atas pidato singkat Ansel. Dan selanjutnya giliran mempelai priaku, orang yang tidak kusangka akan memberikan pidatonya.

"Aileen Fawnia Iva." Candra tersenyum ke arahku.

"Saya tidak pernah membayangkan akan menikahi mahasiswi saya sendiri. Satu dari anak muda genit yang selalu mencari perhatian saya." Semua orang tertawa dengan penuturan Candra, termasuk aku.

"Sejak awal menjadi mahasiswi, Iva telah berhasil merebut perhatian saya. Rasa kesal tepatnya. Bukan perilakunya, tapi nama depan kami yang sama, Aileen." Lagi2 pria itu membuat kami semua tertawa.

"Sekarang.. saya mensyukuri itu. Aileen telah menjadikan kami benar2 satu."
Candra terlihat lebih serius.

"Saya tidak peduli seberapa cantiknya kamu, seberapa pintarnya kamu, seberapa hebat kamu, atau mungkin yang paling menonjol seperti berapa usiamu."

"Karna yang perlu kau tahu.. diantara ribuan wanita, saya hanya melihatmu. Diantara bermacam suara, saya hanya mendengarmu. Diantara banyak cerita, hanya ceritamu yang bisa membuat saya tersenyum."

"Telah banyak yang kami lalui, tapi takdir selalu mempersatukan kami."

"Kesalahpahaman."

"Orang ketiga yang tiba2 datang." Candra melirik pada Ansel, pria itu terkekeh.

"Amnesia dan segala drama di dalamnya."

"Rasa kehilangan." Candra menahan getaran suaranya. Ia benar2 terlihat sedih sampai meneteskan air mata. Aku tahu, ini tentang anak kami.

"Penculikan."

"Apapun itu, tidak akan memisahkan kami."

"Iva... Aku mencintaimu dalam kondisi apapun, bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun."

"Aku mencintaimu.. sebelumnya, sekarang, sampai seterusnya."

Riuh tepuk tangan menggema di ruangan ini begitu Candra selesai dengan pidatonya. Pria itu menciumku dengan lembut.

Rasanya, siapapun wanita paling beruntung di dunia ini tidak akan bisa mengalahkan keberuntunganku memiliki Candra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasanya, siapapun wanita paling beruntung di dunia ini tidak akan bisa mengalahkan keberuntunganku memiliki Candra.

"Ada satu kejutan untukmu." Candra berbisik ke telingaku. Aku menatapnya bingung.

Tiba2 microphone di atas panggung berbunyi lagi.

"Selamat atas pernikahanmu, nak."

Aku menoleh ke arah suara. Ibu dan kakaku berdiri di sana. Rasanya seperti mimpi.

"Maafkan ibumu ini, seharusnya ibu sadar kau adalah permata di keluarga kami. Kau anak yang mandiri, penuh kasih sayang, dan berani. Ibu menyayangimu nak." Ibu turun dan berjalan ke arahku. Tangannya terbuka untuk memelukku. Aku menerimanya dengan lapang. Wanita ini, aku sangat merindukannya.

"Aku bangga memiliki adik sepertimu. Kau selalu rendah hati dan berpikir dewasa. Sebagai kaka, aku bahkan kalah jauh darimu. Aku menyayangimu, adikku. Semoga kau hidup bahagia."

-TAMAT-

SUGAR DADDY SYNDROMEWhere stories live. Discover now