14

911 52 0
                                    


Author Pov

Ansel membaringkan Iva di kursi, pria ini merasa tidak pantas untuk masuk ke salah satu kamar di rumah ini. Entah kenapa, Ansel selalu merasakan apa yang Iva rasakan, rasa takut, semangat, bahagia, bahkan sedihnya..

Ansel memandangi wajah Iva, gadis ini terlihat sangat terluka, entah apa penyebabnya. 

Di sisi lain, Candra terus mengawasi Ansel. Sebelumnya, Candra berhasil memasang cctv di rumah Iva. Candra tau dia salah, dia menyadarinya. Disaat Iva mengikuti permintaannya untuk tidak mencium pria lain, ia justru melakukan itu di depan Iva secara langsung. Meski tidak disengaja dan berlangsung singkat, tetap saja kesalahan Candra adalah tidak menghindari ciuman Dinda sejak awal.

Ia merasa sangat bersalah melihat Iva harus terluka dan menangis karnanya, tapi Candra tidak tau apa yang harus ia lakukan.

Candra bukan seseorang yang manis dan romantis, ia adalah bad boy yang seringkali mempermainkan dan menyakiti hati wanita, menganggap wanita sebagai barang yang bisa dinikmati lalu kemudian dicampakkan. Baginya, sangat mudah mendapatkan wanita manapun, karna Candra memiliki pesona luar biasa dibalik sifatnya yang dingin dan ketus.

Hanya saja, Candra tidak pernah mau melakukan itu pada mahasiswanya. Candra seorang dosen profesional, ia tahu tempat untuk serius dan untuk bermain-main. Ia tahu target yang tepat dan pantas. Ia juga sangat anti jika harus mendapat pandangan buruk dari orang lain.

Pertama kalinya Candra berubah adalah ketika ia bertemu Bella, seorang model ternama dari Spanyol. Namun, ketika Candra akhirnya berubah menjadi pria baik yang tulus, wanita itu justru menghianati Candra dengan seseorang yang Candra kenal. Akhirnya, tindakan Bella kembali merubah Candra menjadi sosok yang sama kejamnya seperti dulu.

Sampai waktu dimana ia melihat Iva memangku anaknya saat di mall tempo lalu, menyuapi Finn dengan penuh kasih sayang, melindunginya dari rasa takut akan kehilangan, dan menjaganya dengan setulus hati. Entah mengapa, hal itu membuat Candra luluh. Ia tertarik, dan lambat laun waktu merubah perasaannya menjadi cinta.

Candra tahu, pilihannya tidak tepat, diluar akal sehat dan logika. Dosen dan mahasiswinya dengan usia yang terpaut kurang lebih 10 tahun.

Candra juga mengerti, Iva akan memiliki banyak musuh ketika bersamanya, Iva akan dipandang negatif sebagai mahasiswi. Karna itu, Candra melindungi Iva dengan membiarkan hubungan mereka tak diketahui siapapun.

Tapi, perlakuan Ansel yang begitu manis membuatnya iri. Candra tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat cemburu, bahkan ketika hanya melihat Iva bersama Ansel di kedai. Sekarang, Candra harus melihat Ansel memegang tangan Iva, memeluk gadisnya, bahkan menemani Iva dalam tidurnya.

Tanpa sadar, Candra mengepalkan kedua tangannya, ia menggertakkan giginya kuat. Tanpa pikir panjang, Candra langsung menghubungi Ansel.

"Kenapa?" Tanya Ansel dari seberang telepon

"Pulanglah, jangan bermain dengan mahasiswiku! Dia bukan mainan" Ucap Candra, dan seperti kebiasaanya, Candra langsung menutup telepon.

Beberapa jam menunggu, Ansel tetap tidak pergi dari kediaman Iva. Ia terlihat terus menatap Iva yang tengah tertidur pulas.

Bagi Candra, Ansel adalah pria berbahaya untuk Iva, apalagi ketika status Iva sebagai kekasihnya tidak diketahui siapapun. Mereka adalah pria bajingan yang serupa dengan rutinitas seks dan hobi mempermainkan wanita. Tapi, Ansel tidak pernah mengenal cinta dan kasih sayang sejati, karna itu, Candra tidak bisa mempercayai sifat manis sahabatnya sendiri.

Candra kembali menelepon, "aku mengawasimu! Kau bisa pulang sekarang, atau aku bocorkan semua perbuatanmu.." Nada bicara Candra kian tegas.

***

SUGAR DADDY SYNDROMEWhere stories live. Discover now