49. Real King

425 131 214
                                    

***

Pucuk dicinta, ulam pun tiba, itulah yang Savina rasakan saat ini.

Pergi untuk mendapatkan barang yang ia sukai dan bertemu dengan salah satu crush yang ia kagumi.

Pada awalnya, Savina pergi ke toko untuk berburu novel romance yang baru saja rilis. Novel best seller yang menjadikannya pecandu kisah romantis yang sesuai dengan ekspektasi Savina. Beruntungnya ia tidak pergi bersama Indri untuk hari ini, temannya itu terlalu sibuk dengan persiapannya menjadi OSIS.

Berkat kesibukan Indri, Savina mendapatkan waktu berduaan yang cukup panjang bersama ketua OSIS tampan Treksa di toko buku. Sampai ia tak berhenti tersenyum sepanjang perjalanan pulang.

Apakah ini yang disebut takdir?
Jika Indri ikut,mungkin saja seluruh perhatian Raka akan beralih pada Indri. Tapi lihat! Hariini ia begitu memperhatikan Savina. Ah, senangnya!

"Bu, sayatadi masih liat bukunya tersedia," protes Savina karena buku incarannya habis dalam sekejap, padahal jelas-jelas ia melihatnya masih tersisa tiga buah.

"Tapi itu udah dipesen orang lain, mbak."

"Jam berapa pesennya? Kan saya dateng duluan tadi!"

 "Pokoknya buku itu sold out ya, mbak"

Savina yang tidak suka kalah terus menggerutu di depan meja kasir. Ia tidak menyukai cara pelayanan di toko buku yang cukup terkenal akan ramainya pengunjung ini. Mengapa ia diperlakukan dengan jutek?

Tepat sebelum ia mengeluarkan sumpah serapahnya di depan meja kasir, Raka sudah berdiri tepat di belakang Savina membuat pelayan itu bungkam dan terpesona akan outfit yang Raka gunakan hari ini.

Turtle neck hitam dengan celana abunya di lengkapi jam tangan yang terlihat begitu mahal di mata Savina.

Tampan sekali calon suami masa depan Save!

"Berapa harga bukunya?"  Suara berat yang begitu membuat Savina tenggelam karenanya. Ia bahkan tak henti memandang betapa tinggi dan tampannya sosok pria yang kini telah berdiri di sebelahnya.

"Buku yang mana ya, Mas?" tanya kasir kebingungan karena Raka tak menunjuk buku apapun.

"Buku yang dia minta," kata Raka seraya menunjuk Savina dengan kepalanya. Savina ternganga. Apa yang akan Raka lakukan?

Ia mengeluarkan sebuah black card dari dompetnya lalu menyerahkan kepada kasir.

Savina kembali tersentak dan meneguk ludahnya kasar. Black card? Kartu yang hanya dimiliki oleh 0,5 persen orang tertentu saja. Dan pria itu memilikinya di usia dini. Bayangkan, seberapa kaya pria itu?

Kasir itu juga terlihat kaget dan tak bisa berkata. "T-tapi, Mas. Buku itu udah dipesen sama orang lain."

"Sebelum dia dateng?" tanya Raka dengan nada penuh tekanan.

"I-iya."

Raka melirik ke arah Savina yang kemudian mengerjapkan matanya karena pria itu memandang ke arahnya.

"Pas lo dateng, lo liat bukunya masih ada?"

Dengan cepat Savina mengangguk. "Gue liat! Bahkan gue antri lama gara-gara gue yakin kalo gue masih kebagian."

"Kasih dia bukunya," kata Raka mengalihkan pandangannya kembali kepada kasir. "Berapa pun harganya," lanjut Raka.

"T-tapi—" 

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Where stories live. Discover now