-3-

108 76 12
                                    

Keesokan harinya tampak sinar matahari pagi sudah terbit, terlihat Aya sedang berdiri di taman rumah Oki, berdiri dan menghirup udara pagi, ternyata Aya baru selesai olahraga, dia berjalan mengirup wanginya bunga-bunga yang ada di taman kecil itu. Setelah selesai, dia kembali ke paviliun dan membersihkan dirinya, setelah selesai mandi dan mengenakan seragam sekolah,

Menyisir rambut "Woii kalian ini mau tetap lanjut tidur atau sekolah!?." Teriak Aya.

Menguap "Hhhmmm masih gelap kali Ay." Jawab Kiki yang masih memeluk bantal guling.

"Ya ialah masih gelap kalo elu ngelihatnya dengan mata yang masih tertutup. Gue tinggal nih?"

"Ia ia gue bangun" membangunkan yang lainnya "Oki... Nino... Roy...  bangun bray, kita telat nanti, si Aya sudah siap-siap tu"

"Biar cepat selesainya kalian berempat mandi bareng aja." Sambung Aya yang sedang memakai bedak di wajahnya.

"Ogahhh...! Gue mandi di kamar mandi kamar gue saja. Gini-gini gue masih perawan." Ucap Oki yang berlari keluar paviliun.

"Kita bertiga mandi bareng aja ya?." Tanya Nino.

"Gue masih waras kali. Gue mandi di kamar mandi yang ada di dapur rumah Oki saja." Ucap Roy yang berjalan keluar paviliun"

"Ahhh siapa yang mau mandi bareng gue di paviliun ini, let's go jangan malu-malu." Seru Nino yang masih mengantuk berjalan ke kamar mandi.

"Hhhmm apa boleh buat gue ngikut aja." Sahut Kiki yang masih mengantuk.

Aya yang melihat tingkah laku gila teman-teman dan sahabatnya itu pun hanya bisa tertawa.

"Hahaha hanya saat bersama mereka berempat saja gue bisa merasa tenang, senang dan nyaman serta gila seperti ini"

Setelah selesai berbenah diri dan sarapan bersama papa dan mama Oki,mereka berlima pun pamit berangkat ke sekolah menggunakan motor trail mereka masing-masing. Sesampainya di sekolah, seperti biasa mereka nongkrong dulu di kantin sekolah, seakan sarapan di rumah Oki tadi kurang nendang di perut mereka berlima. Masih asyik dengan minuman yang mereka minum, bel tanda masuk pun berbunyi. Mereka berlima segera menghabiskan minuman mereka, lalu berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, mereka duduk di tempat duduk mereka masing-masing, terlihat meja Aya dan Roy sudah bersih, tak ada coret-coretan tangan Laila lagi, karena semalam sudah dicat ulang oleh pihak sekolah.

Pak guru sudah sampai di kelas, namun ada yang berbeda dari suasana di kelas pagi itu, biasanya selalu ada suara-suara pembuat onar, yaitu suara Laila, tapi saat itu Aya melihat kearah bangku Laila, ternyata Laila tidak ada di bangkunya. Setelah beberapa menit pak guru mengajar, Laila pun masuk ke kelas dengan wajah yang murung. Dia pun menghampiri Aya.

Mengulurkan tangannya kepada Aya "gue minta maaf atas kesalahan gue selama ini"

Merasa bingung "sudah gue maafin sebelum lu minta maaf ke gue" menjabat tangan Laila.

Laila pun duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku pelajarannya. Murid-murid di kelas pun heran dan bertanya-tanya, apa yang membuat seorang Laila yang kerjanya ngerjain orang dan yang sering buat onar terhadap Aya, tiba-tiba meminta maaf kepada Aya?.

"Kenapa tuh anak tiba-tiba minta maaf sama Aya?" bisik Nino kepada Kiki.

Berbisik "kesambet setan kali dia sewaktu di kuburan semalam"

"Ahhh horor lu Ki"

Sementara Roy dan Aya saling bertatap muka melihat Laila meminta maaf kepada Aya, mereka berdua pun saling berbisik membahas kejadian itu.

"Fix dia kesambet akibat kalian kerjain tadi malam Roy"

"Bagus dong, ada perubahan yang signifikan dari seorang siluman"

Live The Dream (Completed)Where stories live. Discover now