THoD | Chapter 29

258 24 1
                                    

  Dengan panik, Akira dan Syilvria membenahi diri masing-masing dan segera keluar kamar.

  Adro yang sebelumnya memergoki mereka sudah kabur.

  "D-dimana Adro?" Tanya Akira dengan nafas tidak teratur.

  Begitu pula dengan Syilvria, dirinya hanya diam saja namun wajahnya merah seperti kepiting rebus.

  "Dia ..., sudah pergi?"

  Akira memegang kepalanya, "Apa dia akan salah paham? Aku hanya mengelus kepala Sylvi saja."

  Syilvria memegang tangan Akira, "Akira. Ayo kita berkumpul dengan yang lain, mereka ada di ruangan yang satunya." Usulnya.

  Akira mengangguk, dan menjawab. "Ayo," katanya dan menarik tangan Syilvria ke kamar penginapan lain.

  Sebelumnya, Akira berada di ruangan Syilvria. Itu karena Syilvria harus mengobati dirinya, dan agar tidak terganggu.

  Di ruangan lain.

  "Hei hei, apa kalian tahu jika Tuan Akira mengelus kepala Nona Syilvi. Dan Nona Syilvi hanya menerimanya dengan muka merah lho..." ujar Adro kepada dua temannya.

  Adrian dan Afrian saling memandang, "Benarkah?!" Teriak keduanya bersamaan.

  Adro mengangguk, "Benar. Mereka sepertinya saling menyukai..., tapi," Adro berhenti bicara.

  "Tapi apa?" Tanya Adrian penasaran, begitu pula Afrian yang mengangguki saja.

  Adro menghela nafas, sebelum berkata. "Karena Tuan Akira laki-laki, dia yang harusnya menyatakan rasa sukanya terlebih dahulu. Namun itu rasanya mustahil mengingat dirinya tidak berpengalaman, 'kan?"

  Adrian dan Afrian mengangguk setuju.

  Mereka bertiga tahu, jika Akira itu belum berpengalaman dengan seorang gadis. Meskipun mereka juga sih.

  Ketiganya terdiam sebentar. Tiba-tiba, pintu terbuka. Akira dan Syilvria langsung memasuki kamara tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan langsung masuk serta duduk di sofa yang tersedia.

  Akira menyipitkan matanya ke Adro, dan menghela nafas dalam.

  'Apa yang dia katakan pada mereka?' Benak Akira.

  Sedangkan Adro? Dirinya hanya tersenyum lebar saat di tatap Akira, Adro tahu jika Akira sedang memikirkan dirinya.

  "A...a, ka-kenapa kalian berdua menatapku seperti itu..?" Kata Syilvria tiba-tiba.

  Setelah membuka lintu tanpa ketuk. Akira bersama Syilvria masuk, dan Syilvria terus di tatap oleh Adrian serta Afrian dengan nakal.

  "Hehehe. Nona Syilvi, apa kau senang sudah melakukannya dengan Tuan Akira?" Kata Adrian menggoda.

  "A-apa yang ka-kau maksud? Aku tidak mengerti!" Bantah Syilvria dengan muka merahnya lalu memalingkan wajahnya ke samping.

  Adrian dan Afrian diam sebentar, dan berpikir. 'Aku tidak tahu sampai kapan mereka berdua akan seperti ini,' pikir keduanya sama.

  "Bukan apa-apa. Ngomong-ngomong Tuan Akira, apa kita akan berangkat sekarang?" Kata Afrian.

  Akira mengangguk. "Ya. Kita akan pergi dari Kerajaan Avrod. Kita sudah tidak memiliki kepentingan di sini. Adro, tolong kemas barang-barang kita. Adrian serta Afrian, kalian berdua bantu Adro."

  "Baik!"

  "Syilvi...?"

  Syilvria yang sedang malu malu tidak mendengar apa yang di ucapkan Akira, dan tentu saja hal tersebut mengundang perhatian mereka yang di sana.

The Holder of Destiny [DROP]Where stories live. Discover now