Chp. 16, Nothing We Can't Fix

4.3K 460 23
                                    

Heels ku terhentak di lantai di saat aku menghadapi nya lagi "Atlanta?" tanya ku. Mendengar itu, air mata Amelia mulai mengalir lagi. Seakan nama itu dapat menyakiti nya. Seperti nama itu akan sangat mudah menyakiti ku jika aku tidak bersama nama itu. Seakan Amelia akan memeluk Atlanta seperti aku memeluk Atlanta. Seakan Amelia ingin mencium bibir Atlanta seperti aku yang selalu melakukan nya.

Aku menghelakan nafas ku dan mencari tembok  untuk bersandar "jadi... Waktu kita pergi ke mall berdua, dan ketika kamu bilang kamu suka pada ku..."

"aku berbohong." dia melengkapi ku. Aku mengangguk seakan aku mengerti. "kamu mengira setelah beberapa tahun kita berpisah, aku akan menyukai mu?" Amelia mendengus dengan tawa merendahkannya "aku bahkan tidak mengenal mu lagi, Aura."

Aku melihat kearah nya, dia tidak pernah terlihat seperti ini. Hancur dan sakit. Dan aku tahu dia tidak memalsukan nya kali ini. Aku dapat melihat dari kedua mata nya.

"sudah berapa lama kamu menyukai nya?" tanya ku seakan pertanyaan itu akan membuat keadaan membaik

"enam tahun... Sejak kita SMP" jelas nya di saat dia mulai memasukan kertas-kertas vote ke dalam kotak. Aku memperhatikan kertas-kertas vote tersebut, dan bertanya-tanya apa yang sedang dia rencana kan. "di saat kita masuk SMA, dia meminta bantuan ku untuk masuk ke jurusan IPA." Amelia tersenyum sembari mengingat kembali kenangan nya bersama Atlanta. "itu pertama kali nya aku bisa dekat dengan nya. Aku mengira dia menyukai ku juga, Ra." Amelia melihat kearah ku dengan tatapan kosong nya "tapi ketika dia gagal di terima di jurusan IPA, dia tidak pernah lagi berbicara dengan ku. Seakan dia tidak lagi membutuhkan ku."

"maaf kan aku"

Amelia menghentikan diri nya dan melihat kearah ku "maaf?" dia tertawa di tengah-tengah percakapan "ya, maaf karena telah menghalangi ku mendekati nya."

"Atlanta tahu?" tanya ku

"seharus nya iya... Aku selalu mengirim surat cinta untuk nya. Aku berusaha mengatakan pada nya bahwa aku menginginkan nya, Ra. Mengatakan pada nya betapa aku ingin memeluk dirinya, atau menjaga nya di saat dia tertidur. Aku yakin dia tahu, Ra. Tapi mengapa aku merasa seperti aku tidak terlihat di mata nya." Amelia bersandar di tembok, melihat kearah ku. Tatapan nya kini semakin dingin dan kosong. Seakan dia tidak tersadar dengan apa yang sedang dia katakan "terkadang aku sangat ingin melakukan sesuatu pada nya... Sesuatu yang dapat membekas... Jadi ketika dia melihat bekas itu, dia akan mengingat ku..."

Terdapat hal-hal yang kelam di perkataan nya. Entah itu dia ingin mencintai Atlanta atau melukai nya. Dan aku tidak menyukai kedua niat itu.

"kamu tahu Atlanta sedang berpacaran dengan ku, Amelia?" tanya ku yang hanya mendapatkan tawa dari nya lagi

"kamu kira aku bodoh? fuck you Ra, tentu aku tahu itu. Kenapa? kamu mau menyakiti ku dengan fakta itu? bahwa dia memilih seseorang yang sok suci seperti mu?" Amelia melihat ku dari atas hingga bawah dengan kebencian di mata nya "kamu gak pantas mendapatkan Atlanta"

Aku mengangguk, berusaha tidak menghiraukan rasa perih yang Amelia sebab kan "kamu benar, Atlanta pantas mendapatkan yang terbaik. Jauh lebih baik dari ku, dan pasti nya yang jauh lebih baik dari mu."

Perkataan ku berhasil mendapatkan perhatian nya. Dia berjalan mendekati ku "menurut mu kamu lebih baik dari ku?"

Aku tidak bisa berbohong bahwa Amelia berhasil mengintimidasi ku, bahkan menakuti ku hingga ke ujung dasar perut ku. Tatapan nya berhasil membuat ku percaya bahwa aku tidak se banding dengan nya. Aku meneguk saliva ku dan berharap aku dapat berlari dari hadapan nya, tetapi tembok di belakang ku tidak bisa membantu ku. Amelia melihat ku penuh dengan kebencian, seakan aku utidak lagi mengenal nya.

Atlanta (GirlxGirl)Where stories live. Discover now