⩩ Chapter 2

5.4K 483 77
                                    

: :

: :

: :

—•[ Tujuh Pagoda Neraka ]•—

—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—





Cuaca yang terik memang cocok jika bersantai sambil minum es kelapa muda atau es krim? Sebenarnya itu sih yang ingin sekali Naruto lakukan, namun apa daya ia malah terjebak di dunia kuno yang mana makanan di atas belum ada. Jadi beginilah ia sekarang duduk bersantai tanpa melakukan apapun, di sampingnya terdapat Fuu yang sibuk mengipasi dirinya. Fuu merupakan dayang sekaligus orang kepercayaan mendiang ibunya yang di perintahkan langsung untuk menjaga dan melayaninya.

Sudah beberapa hari berlalu sejak perayaan jamuan makan di istana, dan berita heboh tentang rumor yang mengatakan pangeran Keempat itu bodoh, gendut dan jelek yang ternyata bohong tersebar. Dan tak lama setelah itu banyak surat lamaran yang di tunjukan untuk Naruto selalu datang tiada hentinya hingga membuat Kaisar Minato menghela nafas lelah, surat ini jauh lebih banyak di bandingkan surat lamaran saudara Naruto yang lainnya. Bahkan Deidara yang terkenal akan julukannya sebagai "Merak" kerajaan Namikaze pun kalah dari Naruto yang kini mendapat julukan "Rubah Putih" yang menurut Naruto norak saat mendengarnya—. Surat lamaran itu datang baik dari para bangsawan, putra-putri pejabat bahkan pangeran dan putri dari kerajaan lain bahkan dari negeri seberang pun ada ck ck.

"Hah!" Naruto membuang nafas kasar, ia sudah tidak tahan lagi!!

"Fuu-nee, tolong siapkan pakaian untukku!" Fuu menatap tuan mudanya dengan tatapan bingung.

"Pangeran ingin kemana? Jangan melakukan hal aneh pangeran, hamba takut jika kaisar murka nantinya." Naruto menggelengkan kepalanya, ia menatap Fuu dengan tatapan tegas. "Nee-san tenang saja, aku tidak akan melakukan hal aneh kok. Aku hanya bosan di istana, Naru ingin pergi keluar istana sebentar kok." Naruto memang memanggil Fuu dengan sebutan nee-san jika hanya ada mereka berdua, Naruto sangat menghormati orang yang lebih tua itulah mengapa ia memanggil Fuu dengan sebutan nee-san. Tapi jika orang yang lebih tua darinya memiliki sifat sombong dan angkuh, mana mau dia hormat ada juga ia akan langsung menjleb mereka.

"T-tapi pangeran?"

"Sudahlah, aku akan bersiap sendiri. Fuu-nee tunggu saja disini sampai aku kembali, jika ada yang datang kesini Fuu-nee cukup bilang aku sedang istirahat dan tidak bisa di ganggu." selepas itu Naruto beranjak menuju kediamannya dan bersiap untuk acara keluar istananya, setelah selesai bersiap Naruto segera berlari menuju belakang pavilliunnya. Ia memanjat dinding di belakang pavilliunnya, dan bergegas menuju arah hutan kematian yang berada 4 kilo meter dari kediamannya dengan hanya berlari.

Tak sampai 1 jam Naruto telah sampai di hutan kematian, seperti namanya hutan kematian terlihat sangat gelap juga menakutkan. Naruto dapat merasakan aura tidak nyaman yang berasal dari dalam hutan kematian, namun ia mengabaikan aura tersebut. Dengan tanpa ragu pemuda bersurai pirang panjang itu melangkah memasuki hutan, semakin ia masuk kebagian dalam hutan semakin pekat pula aura yang ia rasakan. Saat telah sampai di bagian tengah-tengah hutan ia dapat melihat sebuat array yang lumayan rumit tepat di bagian tengah-tengah hutan, dengan pelan Naruto melangkah mendekati array tersebut.

The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)Where stories live. Discover now