⩩ Chapter 6

5.1K 487 167
                                    

: :

: :

: :

—•[ Dua Roh Ilahi Kuno ]•—


—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—
















Entah kenapa hari ini Naruto malas sekali melakukan aktivitas, inginnya tuh rebahan, tiduran, makan, ngemil. Ah andai saja ada gadget ia pasti menjadi manuasia paling damai di muka bumi ini, namun nyatanya Naruto hanya mampu menghela nafas pasrah. Sedari tadi kerjaannya hanya berguling-guling di atas ranjangnya dan selalu membuang nafas lagi dan lagi.

Saat sedang asik-asiknya melamunkan makanan dan cemilan enak yang berasal dari dunianya, tiba-tiba Tenten memasuki kamarnya dengan langkah terburu-buru. Wajah gadis yang merupakan dayangnya itu terlihat panik dan mengeluarkan banyak keringat dingin.

"Yang mulai! Yang mulia!"

"Hm?"

"Bencana yang mulia!"

"Hah? Bencana? Bencana apa sih? Kebakaran? Banjir? Gunung meletus? Kecelakaan? Badai? Eh tapi kan cuaca lagi cerah ya hari ini."

"Bukan itu yang mulia!"

"Lalu?" Naruto jadi gemas sendiri melihat kepanikan Tenten yang aneh itu.

"Saat saya tadi melewati aula istana, saya mendengar putri Shion sedang berbicara dengan permaisuri."

"Ya lalu?" Naruto jadi tertarik, pasti ada yang di rencanakan oleh dua ulet keket itu untuknya.

"Apa yang di bicarakan putri Shion dengan ibunya?"

"Putri Shion meminta kepada permaisuri untuk mengulang tes aura Qi anda pangeran." mendengar itu Naruto menyeringai setan yang tidak sesuai dengan wajah ayunya, sedangkan Tenten yang melihat majikannya tersenyum aneh membuatnya bergidik ngeri, ia berdoa semoga Shion dan Saara selamat dan masuk surga.

" Biarkan saja Tenten, kita lihat sejauh mana dua ulet keket itu bisa mempermalukanku." ujarnya dengan nada dingin.

Kemudian pemuda berparas cantik itu memutuskan untuk pergi dari kediamannya dan mencari udara segar di luar, saat berjalan di lorong istana Naruto melihat Naruko berjalan kearahnya. Gadis yang merupakan kakak tirinya itu berjalan melewatinya tanpa memberi salam sedikitpun, tak lupa wajahnya yang terlihat pongah dan angkuh membuat Naruto tambah jengkel-pada dasarnya Naruto masih dongkol saat mendengar laporan Tenten tadi-.

"Tenten, pantaskah seorang putri tidak memberi salam pada pangeran ini yang merupakan putra dari permaisuri terdahulu yang sah dan di akui oleh negara?" suara Naruto cukup keras hingga bisa di dengar oleh rombongan Naruko bahkan rombongan Kurama, Deidara dan Nagato yang sepertinya akan melewati lorong tersebut.

Sedangkan sang pelayan yang di tanya langsung gelagapan. " A-anu pangeran-"

"Bukankah bagi mereka yang tidak menghormati orang yang lebih tinggi derajatnya akan di hukum?" potong Naruto, nada suaranya masih cukup keras dan menganggung nada dingin yang membuat tubuh mereka menggigil karena ketakutan.

The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)Where stories live. Discover now