⩩ Chapter 10

5K 441 151
                                    

: :

: :

: :

—•[ Yang Benar Saja! ]•—

—°[ Sasuke x Naruto ]°—
—°[ Akashi x Naruto ]°—
—°[ Levi x Naruto ]°—
—°[Daisuke x Haru ]°—
—°[ Gilgamesh x Enkidu ]°—
























Karena peristiwa yang terjadi tadi, seleksi terpaksa di hentikan dan akan di lanjutkan esok hari. Naruto kini beristirahat di pavilliunnya, di sampingnya ada Deidara yang tengah mengobati luka-lukanya.

"Jika aku tau akan sesakit ini, aku tidak perlu melakukannya tadi huh. Tapi ini sepadan eh tidak ini tidak sepadan dengan apa yang di lakukan jalang itu padaku sebelumnya. Ini masih kurang."

"Anda jahat sekali aruji." suara milik salah satu Naga kembar-Hei Yuan-terdengar di kepalanya.

"Hohoho sesekali aku menjadi jahat, bosan aku selalu mendapatkan peran tersakiti terus." gerutunya, sesekali ia meringis saat kepalanya kembali berdenyut sakit.

"Pusing?" Naruto menatap wajah khawatir sang kakak dengan perasaan bersalah, ia menggenggam tangan Deidara dengan lembut.

"Huum, aku baik-baik saja maaf sudah membuat nii-sama khawatir." Deidara tersenyum, ia mengelus kepala adiknya itu dengan lembut.

"Asalkan kau baik-baik saja, nii-sama merasa lega. Ingat jangan lakukan hal itu lagi? Membalas mereka boleh saja, asalkan pikirkan keselamatanmu juga." Naruto mematung, Deidara tahu jika ia hanya beracting tadi.

"Gomen nii-sama, lain kali aku akan bermain cantik kok." Naruto mengedipkan matanya dengan genit kearah Deidara, tak lama gelak tawa muncul di antara keduanya.

"Gemasnya! Kenapa kau bisa segemas ini sih hm?"tak tahan Deidara mencubit gemas kedua pipi adiknya itu, hingga membuat bibir Naruto maju beberapa senti.

"Ukh, sakit Dei-nii hmphh!" Deidara terkekeh melihat wajah manis adiknya tersebut, tangannya kembali mengelus lembut kepala adiknya lalu menepuknya pelan.

"Jangan lupa minum obatmu ne?"

"Ugh itu pahit nii-sama,tidak usah ya?"

"Salah siapa melukai diri sendiri hm?"

"Ugh."

"Terima saja nasib anda aruji, karma is real." ujar Hua Mei di kepalanya, rasanya Naruto ingin sekali menjitak rubah jejadian itu.

Sedangkan di luar kamar Naruto, Kurama dan Nagato berdiri di depan pintu kamar dengan senyum tulus terpantri di wajah tampan keduanya saat mendengar suara adik dan kakak mereka yang terdengar sangat bahagia setelah kepergian ibu mereka Permaisuri Kushina.

"Kalian tertawa tidak mengajak kami hm?" kedua pemuda berbeda umur itu mengarahkan pandangan keduanya kearah Kurama dan Nagato yang melangkah masuk ke dalam kamar Naruto.

"Aye, nii-sama."

ེ⌕ S K I P

The Genius Hiding : The Prince of The Darkness (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang