_24

920 170 6
                                    

"Orang tuamu kan ada disini" ujar arthur, ia tiba-tiba mengangkat kepalanya yang tadi bersandar di bahu anna "oh! Kalian belum melakukan quality time keluarga, astaga! Bodohnya aku! Maaf alana, pastin kau dan keluarga dari kastilia sangat saling merindukan"

Anna mengernyit heran, dia baru ingat. Arthur memahami kata ayah dan ibu sebagai orang tua alana bukan joanna.

"Benruntung keluarga kastilia masih di aragon, nanti setelah pulang dari sini. Kau bisa menghabiskan waktu bersama keluargamu"

---

Langit mulai menggelap, menandakan metahari akan segera bergantian dengan bulan.

Arthur dan alana masih disini, memandangi hamparan tulip yang sangat luas yang seolah tak berujung.

Arthur bilang malam hari akan sangat menakjubkan, dan benar saja. Langit malam itu gelap tapi terlihat sangat terang akibat temaram bulan dan dihiasi bintang disekelilingnya.

Dan semua cahaya itu seolah memantul pada setiap satuan bunga tulip, hingga membuat bunganya terlihat menyala.

"Sudah puas melihat?" Tanya arthur pada anna yang menatap bunga-bunga didepannya seolah tak akan pernah merasa bosan. Mungkin gadis itu sudah menarik kata-katanya yang membanci bunga.

Anna menggeleng "belum, kenapa?"

"Kalau sudah kita pulang, kan tadi tidak sempat meminta izin orang tua kita. Mereka pasti mencari" ujar arthur "uhm, sebenarnya tidak apa-apa juga. Aku bisa memberitahu mereka lewat telepati, agar dapat berlama-lama denganmu"

"Telepati?"

Arthur mengangguk "ya"

"Berkomunikasi lewat batin?"

"Tentu saja"

Bibir anna sontak melengkung keatas "wah! Apa itu benar-benar bisa terjadi?"

"Iyaa, kau ini kenapa? Seolah telepati adalah hal yang menakjubkan"

Anna tak menghiraukan ucapan arthur, ia malah mengayun-ayunkan tangan kanan arthur "tujukan padaku, apa aku bisa melakukan itu?"

"Semua orang keturunan bangsawan bisa alana" ujar arthur, lelaki itu menyuruh anna memejamkan matanya dan mengosongkan pikiran.

"I love you" ujar arthur melalui telepati "apa kau bisa dengar?" Tanyanya kemudian.

Anna menggeleng, lengkungan di bibirnya langsung menurun "aku tidak bisa ya"

"Kenapa begitu? Dulu kita sering melakukannya, dan kau bisa"

Masalahnya yang arthur lakukan dulu itu bukan bersamanya, melainkan bersama gadis lain hanya saja wajah keduanya sama "mungkin karena aku dari masa depan"

Arthur tertawa sarkas "kau masih saja mengucapkan itu"

Wajah anna berubah datar "aku serius pangeran arthur. Aku joanna, bukan alana yang kau cari-cari"

"Ahh, kau mulai lagi. Sepertinya kita harus pulang sekarang" arthur tak menggubris gerutuan anna yang mengeluh masih ingin berada di kebun tulip. Karena sebenarnya lelaki itu mendapat telepati dari sahabat tercintanya david,yang masih berada di aragon. David bilang pemimpin dari galicia sudah datang bersama pasukannya.

Yang tak lain adalah kevin cortez. Orang yang dulu juga menyukai alana.

---

Baru saja kakinya melangkah didepan halaman istana, arthur sudah dikejutkan oleh kevin yang beridiri didepannya dengan senyuman yang terlihat aneh menurut arthur.

Kevin melirik anna yang berdiri dibelakang arthur, lelaki itu menyipitkan matanya "alana?"

Arthur sontak merapatkan tubuh anna pada punggungnya, seolah takut alana-nya akan diambil.

"Ku dengar alana hilang, kenapa dia ada disini?" Tanya kevin, matanya masih menelisik anna dari bawah sampai atas 'bagaimana gadis ini bisa kembali hidup'

"Alana baik-baik saja, selama dia bersamaku" arthur menekankan kata terakhirnya.

"Oh, atau kalian membuat rumor agar kerajaan-kerajaan lain berbondong-bondong memberikan bantuan berupa harta" ucap kevin dengan nada dibuat-buat seolah terkejut "dasar pemimpin yang buruk" sambungnya.

Arthur menaikkan sebelah sudut bibirnya "oh ya? Lalu, apa tujuanmu kesini untuk memberi sumbangan juga?"

"Kalau kau butuh,aku akan memberikan. Secara dari segimanapun galicia lebih tentram dibanding aragon" ujar kevin dengan sombong, seakan agar anna lebih tertarik dengannya.

"Oh, mentang-mentang sudah tentram kau berperang dengan kerajaan manapun"

"Astaga! Alana, kenapa bisa-bisanya kau memakai pakaian seperti itu. Apakah aragon tidak memiliki kualitas kapas atau wol yang baik, untuk digunakan sebagai pakaian?" Lelaki bermarga cortez itu mengalihkan pembicaraan dengan memindai penampilan anna dari atas sampai ujung kaki.

Memang anna memakai celana longgar dan baju kebesaran milik arthur. Pelayan sudah memberinya gaun, tapi dengan keras gadis itu menolak dengan alasan akan ribet jika menggunakan gaun rok panjang, kalau rok pendek dia risih, karena harus sering-sering menjaga agar tidak sampai tersingkap.

"Kenapa? Aku menyukainya" ujar anna mengibas-kibaskan bajunya yang kebesaran dipakainya.

"Entahlah apa yang kau pikirkan, tapi kau tetap cantik memakai pakaian apapun" kevin tersenyum, sampai kedua matanya membentuk lengkungan layaknua pelangi.

Sedangkan arthur tertawa remeh "kau merayu seseorang didepan kekasihnya sendiri haha"

Anna mengernyitkan dahinya, ia bingung. Sepertinya kedua pangeran ini memiliki masalah yang ada hubungannya dengan alana. Mereka berdua saling melontarkan kalimat yang seolah memperebutkan alana.

"Pangeran arthur, pangeran kevin kalian sudah ditunggu di ruang makan" ujar sang pelayan yang datang dari dapur belakang. Sepertinya hal itu cukup mampu meregangkan ketegangan yang terjadi antara kedua lelaki ini.

"Ganti pakaianmu, aku akan menyuruh pelayan mengantarkan gaun" ujar arthur pada alana. Wajah arthur terlihat berubah suram.

---

Gilbert turun paling akhir. Ia benar-benar terpukau melihat keadaan ruangan di bawah rumah mia. Selama ini ia tidak pernah tau, bahwa kakek dari sahabat kecilnya punya rahadia bwsar.

"Anna bilang ini komputer" tunjuk mia pada sebuah benda persegi yang berada diatas meja
"Katanya, dia juga sempat melihat benda seperti ini sebelum dirinya berada di masa ini"

"Apa ini yang membawa anna kemari?"

To be continued...

Meet The Prince [] HyunjinWhere stories live. Discover now