part 20

37 11 0
                                    

Ketika hati tak ingin merasakan apa apa,ada hati yang mencoba mengejarnya.

"Revaaaa"teriakk Zahra dari dalam kelas,yang sudah melihat kedatangan Reva dan Rina dari luar.

"Kenapa Ra?"

Zahra memberikan setangkai bunga mawar merah dengan hiasan pita di batangnya,amat cantik terlihat.

Reva bingung dan memicingkan sebelah alisnya.
"Hah apa?"

"Ini bunga"

"Iya gue tau,tapi buat siapa dan dari siapa?"

"Gatau gue juga,tadi gue sama Relita ketoilet bentar,pas gue datang lagi udah ada di meja Lo,dan ada surat nya juga,nihh"
Zahra menyodorkan surat berwarna pink.

Reva mengambil bunga dan surat itu.

"Ciee"kata Rina yang berada di sebelah Reva.

"Dari siapa lagi tuhh"
Sambung Relita yang melirik kearah suratnya.

Reva mencoba membuka suratnya. Dan tulisannya tetap sama seperti waktu itu.

"Apa tulisannya va?"
Zahra berdiri dan mencoba melihat isi suratnya.

"Masih sama kek yang kemarin."

Reva memberikan surat itu kepada ketiga temannya.

Isi surat itu sama seperti kemarin,yaitu bertuliskan inisial nama dari huruf D,dan tulisan i Miss you.

"Wahh berarti orang yang sama ini va"
Kata Rina

"Entah"
Reva mengedikan bahunya tak peduli,ia kembali duduk di tempatnya dan memasukan bunga tadi di kolong mejanya.


Rasanya hampa, semenjak ia koma, entah mimpi apa saja yang ia alami,namun semenjak hari itu ia seperti merasa tak ingin jatuh hati,tak ingin cinta cintaan lagi,entah itu lelaki yang amat ia cinta,entah itu siapa,ia tak ingin peduli lagi.

Tett ... Teett... Teett

Bel pulang sekolah sudah berbunyi,kini Reva sedang membereskan buku buku nya. memasukannya ke dalam tas,dan bergegas keluar dari kelasnya.

"Gue duluan ya guys"
Kata Reva kepada teman temannya.

Reva berjalan keluar menyusuri setiap koridor kelasnya,menengok kanan dan kiri sambil mencari kakaknya datang.

Tiba tiba,langkah ia terhenti.ketika melihat kak Reno yang sedang berdiri di taman.

Reva berjalan mendekati Reno,namun langkahnya kembali terhenti ketika melihat ada seorang wanita mendekati Reno.

Entah itu siapa ia tak tahu,tak terasa Reva mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya.

Jujur saja,ia sangat tidak ingin jika kakak laki laki nya itu mempunyai wanita lain,selain dirinya.Ia tak ingin rasa sayangnya terbagi oleh kekasihnya nanti.

Reva menutup niatnya untuk mendekat ke arah Reno.ia pun berjalan menjauh dari mereka,masih dengan mata yang berkaca kaca,ia berniat untuk pulang naik bis saja.

Reva duduk di halte depan sekolah,sambil mengetuk ngetuk ujung sepatunya, dan sesekali mengusap sudut matanya dengan tangan kanannya.

"Revaa?"
Kata seseorang yang tiba tiba sudah duduk di sebelah Reva.

Syavarla Kde žijí příběhy. Začni objevovat