bagian 17| makam Bunda

3.3K 246 2
                                    

Ada ungkapan yang tak harus ku ungkapkan. Ada rasa yang tak mampu ku sembunyikan namun kupaksakan. Jadi biarlah aku bertahan dalam kebohongan dan kepura puraan.

***

Disisi lain Arga tengah menjalankan mobilnya dengan Aurel yang berada disamping pemuda itu. Hening, itulah suasana yang kini mereka ratapi.

Aurel menoleh ke arah Arga yang sedari tadi hanya diam, satu kalimat pun belun terucap dari mulutnya.

"Kenapa?" Tanya Arga saat menyadari tatapan Aurel.

"Kamu marah?"

"Gue udah bilang sama lo semalem, gue ada janji sama Sena."

"SENA SENA SENA, KENAPA SIH SEKARANG LO LEBIH MENTINGIN SENA KETIMBANG GUE?!"

Arga menghentikan mobilnya
"Kenapa? Lo marah? Bukannya lo yang nyuruh gue buat ngelindungin adik lo itu?" balas Arga dengan penekanan di kata adik.

"Sekarang kamu jauhin dia!"

Arga menghela nafas, lantas berkata
"Lo udah jauh ngatur hidup gue!"

Sontak Aurel terkejut
"Maksut kamu apa?! Kamu suka sama Sena?!" Teriaknya sedikit membentak.

Arga tak menghiraukan bentakan dari gadis disampingnnya, dan kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Aurel, gadis cantik, seorang model yang disangka gadis baik, dewasa, dan berfikir kritis.
Semua itu tidak berlaku jika dirinya berada di depan Arga, ia kerap mengatur hidup Arga seenaknya. Terkadang Arga mengira bahwa prilaku yang ditunjukkan Aurel di depan publik hanyalah pencitraan semata, semua yang dilakukan gadis itu hanyalah sandiwara demi nama.

Sesampainya di depan Sekolah, Aurel turun tanpa pamit. Namun pergelangan tangannya ditarik Arga, lantas Aurel menoleh.

"Gue gak pernah suka sama cewek dalam waktu singkat, kalo lo lupa"

***

Anda
Permisi :)

Albar
Iya lewat aja.

Anda
Lo pikir jalan komplek?!

Albar
Lah lo sendiri knp bilang permisi?

Anda
Biar sopan:v

Albar
Sok sopan!

Anda
Ih beneren sopan Albar!

Albar
Yaya, cewek mah harus menang biar diem.

Anda
Temenin gue ke makam bunda yuuk:")

Albar
10 menit lagi gue jemput.

Ntah angin dari mana, senyum di bibir Sena merekah. Iyapun segera beranjak ke kamar mandi hanya sekedar mencuci muka dan menggosok gigi. Bukannya malas mandi, hanya saja ia tak suka bila ditunggu lama.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, Sena turun kebawah, untung saja rumahnya sepi, jadi ia bisa pergi dengan tenang tanpa di introgasi terlebih dahulu dengan alasan tidak ada yang menjaga rumah.

Sena keluar dengan kerudung hitam yang menempel di kepalanya, Albar yang melihat pemandangan itu pun tersenyum.

"Lo cantik"

Seketika jantung Sena berpacu dengan cepat dan tersenyum kikuk.
"Lo orang ke sepuluh ribu yang bilang gue cantik"

"Tapi boong"

Rain And Tears [Proses Revisi]Where stories live. Discover now