Mengenal: Amanda Kanendra

18 0 0
                                    

📌📌📌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

📌📌📌

Amanda Kanendra punya kisah hidup layaknya pengembara. Lahir di Bali, tumbuh di Jakarta kemudian pindah ke Australia dan menetap. Amanda selalu suka semua yang berbau ekonomi, paling beda sendiri diantara teman-teman satu circlenya yang suka musik dan seni. Usai memeproleh gelar Magister,  Amanda bekerja sebagai penulis disalah satu perusahaan media massa terkenal di Australia, hampir semua berita ataupun artikel yang dia buat selalu memperoleh rating yang tinggi dan dampak yang baik dari para pembaca dan tentu semuanya tentang kondisi ekonomi dunia dan Australia.
Never have Amanda thought she would move back to Indonesia trying to find her missin piece.  

--

◀︎A Day in The life of Amanda Kanendra▶︎

Amanda meletakkan piring terakhir yang baru ia bilas  ke rak piring disamping bak cuci kemudian mengeringkan tangannya dengan lap yang ada dipinggangnya. Pekerjaannya pagi ini selesai ditandai dengan pintu rumah yang ditutup dari luar dan pamitan penuh kasih sayang dari sang Ibu.

Dua bulan sudah dia menyandang status baru, yaitu pengangguran setelah memilih untuk resign dari agensinya. Amanda merasa sakit dengan aktivitasnya selama dua tahun terakhir, dan nominal angka yang tertera pada slip gaji Amanda tidak bisa mengalahkan rasa jenuh yang Amanda peroleh dari setiap tulisannya. 

Ibu Amanda tidak pernah ikut campur atas pilihan yang putri semata wayangnya ambil, ia hanya mendengar keluh kesah putrinya dan memberi saran semampunya setiap kali si gadis datang padanya termasuk saat menanyakan keinginannya untuk resign. 

Sebenarnya Amanda ingin kembali ke Indonesia untuk bekerja, terlebih saat mendengar cerita dari orang-orang yang dia temui di komunitas indonesia setahun yang lalu tentang bertapa seru dan dinamisnya kehidupan disana. Amanda selalu merasa dirinya dan negara merah putih itu dekat sebab disanalah dia lahir dan menghabiskan masa kecilnya-meskipun nggak banyak yang dia ingat. 

Petertoo (re:petertu)—teman online pertama Amanda yang dia temui dikomunitas itu, banyak bercerita tentang indonesia. Mereka berdua aktif berkomunikasi lewat pesan singkat di sosial media dan menjadi akrab, apalagi peter suka bertanya tentang Australia untuk urusan pekerjaannya. 

Peter adalah orang yang punya wawasan luas dan enak diajak mengobrol sehingga mereka berdua sering bercerita tentang keseharian satu sama lain. Kedua berkomunikasi dengan baik layaknya teman meskipun secara anonimus. Amanda merasa Peter bisa dipercaya begitu juga sebaliknya, kadang Amanda tidak ragu menceritakan kegelisahannya dalam urusah pekerjaan pada Peter dan meminta saran. 

Peter membantunya mencari pekerjaan menggunakan situs-situs yang ada dan pilihan Amanda jatuh pada perekrutan tenaga akademik disuatu universitas di Indonesia--yang kata Peter masuk dalam kategori universitas terbaik. Amanda diam-diam mengikuti semua proses perekrutan tanpa memberitahu Ibunya dan hanya mengandalkan Peter sebagai pembimbingnya. 

Siapa sangka kalau Amanda diterima hingga tahap wawancara final? Wanita itu senang bukan main saat menerimal email dari pihak universitas--sampai-sampai dia menspam jendela obrolan Peter. 

Semuanya bisa saja berjalan lancar sesuai ekspektasi Amanda kalau saja Ibunya tidak murka saat nanti mengetahui kemana anaknya akan bekerja. 

Indonesia bukan negara yang Ibunya ingin kunjungi bahkan hanya untuk sebatas urusan pekerjaan. Ibunya menyimpan sakit hati pada negara itu  dan Amanda paham. 

Amanda kehilangan Ayahnya saat dia berumur sembilan tahun. Masih jelas teringat dikepalanya bagaimana suasana rumah dan pemakaman pada waktu itu. Keluarga Kanendra bukan keluarga selebriit tapi ketika Ayahnya meninggal belasan stasiun tv dan reporter berkumpul dirumahnya untuk mengorek informasi. Amanda yang pada saat itu belum paham apapun hanya bisa bersembunyi dibalik tubuh sang Ibu dengan mata sembab.

Dua Tahun kemudian Amanda dan sang Ibu sepakat untuk pindah dan menetap di Australia mencari kehidupan yang lebih baik sebab selama di Indonesia baik Amanda maupun sang Ibu selalu didatangi oleh orang asing untuk menanyakan alamarhum sang Ayah dan menerima teror dari orang tak dikenal. 

Kini Amanda sudah berumur dua puluh tujuh tahun, hampir sebagian besar hidupnya ia habiskan di Australia  hingga lulus S2. Amanda tidak bisa melupakan sosok sang Ayah sedikitpun, selama hidupnya ia berusaha mengorek informasi mengenai kematian sang ayah dari tante dan pamannya yang hidup di Australia serta jurnal-jurnal usang milik Ibunya. Tidak banyak info yang bisa diperoleh, sebagian besar menjawab karena dendam sementara sebagian kecil menyebutkan kesehatan jantung Ayahnya sebagai alasan.

Setelah terpaku cukup lama diatas tempat tidur, Amanda meraih laptop dan ponselnya yang sejak semalam berada dinakas. Jemairnya mulai menari diatas papan keyboard memesan tiket penerbangan Australia-Jakarta  serta penginapan untuk minggu depan, sebab dia akan ke Jakarta untuk melakukan wawancara final untuk posisi dosen di Universitas. 

Setelah selesai dan yakin dengan pesanannya, Amanda menghubungi Ibunya dengan mengirimkan pesan singkat di Whatsapp. 

Amanda Kanendra 

Mama pulang jam berapa? I have something to tell

Mama

I'll be home at dinner, do you want me to take out some food on the way home? 

Amanda Kanendra

No need, i'll cook. 

Mama

Mau bicara apa? Amanda mau liburan sama temen? Go ahead darling, dont make it sounds too serious. 

Amanda Kanendra

No, this is about work. 

Mama

Oh okay, see you then

Amanda Kanendra 

Hm, take care 

Selesai. Amanda mengigit bibir bawahnya tanpa sadar ketika rasa takut tiba-tiba melingkupi hatinya. Ini kali pertama dia akan membuat pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan Ibunya dan Amanda gugup bukan main. Bagaimana kalau reaksi Ibunya nanti lebih buruk dari yang ia bayangkan? 

Dua puluh tujuh tahun Amanda hidup, baru kali ini dia merasakan euphoria serta antusiasme dalam dirinya membuncah. Ia bersemangat, ia juga takut tapi sesuatu dalam dirinya yakin kalua keinginannya ini patut diperjuangkan.

Hati kecil Amanda ragu tapi egonya memperkuat niatnya. Bagi Amanda tidak ada yang salah dengan mencoba bekerja di Indonesia, toh  sama saja seperti saat dia apply beasiswa ke Amerika? Ibunya tentu tidak akan murka, ya kan? 

You got this, manda. 

📌📌📌

Lovers | JHWhere stories live. Discover now