1. Indonesia Hari Itu

19 0 0
                                    

Chapter 1 : Indonesia Hari Itu.

**

Kampus, Kuliah, Tugas Akhir, Ujian, Kepanitiaan. Lima hal yang paling sering dibicarakan oleh mahasiswa-mahasiswi di Indonesia. Paham sih. Semester 1-3 masih penyesuaian dari SMA dan disaat yang bersamaan harus rajin kumpulin poin seminar dan kegiatan organisasi. Semester 4-6 ketemu ritme belajar yang pas sampai merasa nyaman, eh tiba-tiba KKN—jangan lupa cinta lokasi yang tercipta disetiap Desa. Semester 7 dan 8 udah seleksi alam urusan menyelesaikan tugas akhir.

Mahasiswa yang ambis akan sangat rajin menyusun skripsi—nggak jarang sudah punya rencana yang matang. Mahasiswa yang selow lebih milih jalan seperti air, pokonya punya prinsip "semua akan sarjana pada waktunya". Iya gitu terus sambal rebahan dikasur nikmatin jam kosong karena udah nggak ada kelas. Ada si tekun, mahasiswa yang ga ambis ga juga malas. Intinya berdiri ditengah. Disuruh nulis ya nulis, disuruh libur ya libur.

Dari semua cerita cinta menyedihkan yang terjadi di KKN maupun masa perkuliahan, kisah cinta mahasiswa-dosen adalah yang paling menyedihkan sebab sangat menyiksa. Bayangkan, mahasiswa ambis kebagian dosen pembimbing malas. Udah kaya cerita cinta beda agama yang diketahui oleh keluarga besar, alias mblunder nggak tentu padahal arahnya udah jelas.

Tapi hal itu nggak berlaku bagi Jevan Wiryamantra yang punya kemampuan organizing level alm Steve Jobs. Untuk semua mahasiswa yang punya ambisi tinggi untuk lulus paling dengan kepala isi ilmu—akan langsung menentukan pilihannya pada Jevan Wiryamantra. Kalau aja memungkinkan untuk seluruh dunia tahu tipe dosen seperti apa Jevan itu, sudah pasti mereka akan setuju dengan pendapat para mahasiswa.

Ganteng tapi kaya singa.

Ganteng tapi ga kenal nego

Ganteng tapi ga bisa ditawar

Ganteng tapi gak kenal toleransi

Dimana ada ganteng selalu ada tapi...

Visualisasi Jevan memang terkenal tapi sikap laki-laki itu dalam membimbing mahasiswa juga nggak kalah terkenal. Jevan dikenal sebagai dosen yang tegas dan nggak kenal tawar menawar urusan akademik. Mau mahasiswa yang dating kaya apa pria itu tetap bersikeras dengan prinsipnya. Kalau salah ya revisi, masih salah ya revisi lagi—dan pasti diinget juga ditungguin sesuai deadline.

Hampir setiap hari ada aja mahasiswa yang berkonsultasi di ruangan Jevan, entah nanya cara olah data, entah curhat soal data yang nggak beres atau sekedar diskusi judul penelitian sampai cara menghadapi responden resek yang blunder, semua ada solusinya menurut Jevan. Pokoknya, Jevan TOP kaya asuransi menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Hari ini pun nggak berbeda dari biasanya buat Jevan. Semester baru dimulai dan mahasiswa sudah berhamburan dikampus mencari sosoknya. Jevan akan mengumpulkan mereka ke tempat yang luas dan mulai mendengarkan pertanyaan mahasiswanya yang kemudian menjadi ciri khasnya diantara para dosen. Nggak susah cari Jevan, cari aja kerumunan mahasiswa, udah pasti ada dia dibaliknya.

Tara tersenyum puas ketika mendapati sahabat baiknya sedang berdiri di lorong gedung G Fakultas bersama beberapa mahasiswa. Laki-laki itu jelas tahu kalau sahabatnya sedang memberi wejangan pengetahuan kepada si murid tanpa pernah bosan. "OI KANEBO KERING!" panggilnya.

Disisi lain, yang dipanggil meringis karena malu mendengar panggilan nyeleneh yang diberikan sahabatnya. Jevan nggak perlu repot mencari tahu siapa yang memanggilnya dengan sebutan hina begitu—sebab dia sudah tahu itu ulah Tara dan dia bisa merasakan laki-laki itu sedang berjalan kearahnya.

"Segitu dulu ya, nanti kalau ada yang kurang jelas kamu bisa email saya" Jevan buru-buru menyudahi percakapannya dan membiarkan mahasiswanya berlalu pergi. Jevan tahu dia harus menyelamatkan wajahnya sebelum Tara datang dan berbicara aneh-aneh.

Lovers | JHWhere stories live. Discover now