"Melindungimu dalam dendam adalah cara saya mencintai kamu" ucap Jevan kepada Amanda.
"Kalau saya bukan Kanendra dan kamu bukan Wiryamantra, apa semuanya akan berubah?"
Malam itu Amanda tahu bahwa hanya dia seorang yang tidak tahu tentang masa lal...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sedikit cerita tentang dua keluarga. Keluarga Kanendra dan Wiryamantra harusnya memiliki hubungan baik kalau perselisihan itu tidak terjadi.
Berawal dari dendam Kakek Amanda dan Kakek Jevan, sepasang sahabat yang kemudian berpisah karena selisih paham mengenai seorang wanita. Keluarga Kanendra dan Wiryamantra adalah dua keluarga hebat yang masuk golongan menengah keatas dan kehadirannya diperhitungkan oleh banyak khalayak namun berubah ketika kakek Jevan meninggal dan semua menunduh kakek Amanda adalah dalang dibaliknya. Catatan medis serta pernyataan dokter yang melakukan otopsi menyatakan jika kakek Jevan meninggal karena serangan jantung pun tidak dipercaya.
Kehilangan membuat keluarga Jevan buta dan memutus hubungan dengan keluarga Kanendra, mereka juga menganggap jika keluarga Kanendra adalah musuh. Hidup dalam bayangan dendam dan kematian rupanya membuat Ayah Amanda dan Ayah Jevan muak karena harus membenci satu sama lain, sehingga keduanya memutuskan untuk berteman--demi merubah catatan hitam yang ada pada keluarga mereka.
Pertemanan mereka dimulai dengan Ayah Amanda--Gery Kanendra bekerja bekerja sebagai Akuntan sekaligus Audit Internal diperusahaan keluarga Wiryamantra. Tiga tahun berjalan Gery mulai menemukan kejanggalan dari laporan keuangan perusahaan yang sama sekali tidak membuatnya kaget karena manipulasi laporan keuangan di perusahaan demi menghindari beban pajak yang besar bukanlah hal baru dalam dunia kerjanya.
Merasa dirinya berteman dengan Artha yang pada saat itu sedang dalam persiapan untuk mencalonkan diri sebagai walikota Jakarta, Gery langsung melaporkan temuannya pada Artha dan menyarankan agar laki-laki itu merubah caranya menjalankan bisnis. Awal dari ketidak cocokan keduanya dimulai dari sini. Artha hanya peduli pada uang dan kekuasaan, waktu itu, baginya kejujuran hanya akan membawa petaka bagi rencananya.
Puncak peperangan terjadi ketika Gerry dan Artha dipanggil oleh LPK (Lembaga Pemeriksa Keuangan). Keduanya ada diujung tanduk, seluruh nama baik dan reputasi dipertaruhkan. LPK memberi mereka waktu enam bulan untuk menyelesaikan semuanya namun Artha justru menolak seluruh saran dari Gerry. Perusahaan Artha berada diambang likuidasi sehingga Gerry mati-matian berusaha memperbaikinya tanpa peduli pada kredibilitasnya yang menjadi taruhan.
Semesta seolah ikut mendukung perang dingin tersebut karena tak ingin dua keluarga hebat itu menjadi teman baik.
Suatu hari Ayah Amanda meninggal dengan misterius, memunculkan kembali asumsi musuh dibawah selimut pada keluarga Wiryamantra. Terlebih ketika kasus kematian Gerry Kanendra ditutup begitu saja secara sepihak dan berusaha dikubur dari ingatan masyarakat.
Keluarga Wiryamantra masuk dalam kategori keluarga terkaya kelima di Asia Tenggara pada waktu itu-sedikit berbeda dengan Kanendra yang masuk dalam kategori sebatas Indonesia. Keluarga Wiryamantra terkenal karena banyak koneksi di pemerintahan, sementara Kanendra tidak. Hal ini menjadi pendukung asumsi masyarakat kalau Keluarga Wiryamantra yang bertanggung jawab atas kecelakaan maut tersebut.
Lantas Jevan dan Amanda?
Jevan kemudian hidup dibawah intimidasi dan doktrin mengenai seberapa mengerikan keluarga Kanendra dan dia tidak boleh berhubungan dengan manusia manapun yang memiliki nama belakang tersebut seumur hidupnya. Ayahnya menginginkan Jevan meneruskan perusahaan keluarga bersama anak sulungnya Johnny, dan menjalankan perusahaan sama dengan menjalankan dendam keluarga. Kalau Johnny menyanggupi, Jevan justru menolak untuk hidup dengan gaya Ayahnya selama ini, hampir setiap hari seumur hidup Jevan dia selalu berselisih paham dengan sang Ayah dan terlibat argumen yang tak jarang membuatnya harus menerima cambukan di betis.
