SEARCHING LUNA

560 78 7
                                    

Selamat membaca.

🐺🐺🐺🐺🐺🐺

"Tuan Zeda, kita sudah sampai." Emilio yang menjadi asistennya memberitahu. Emilio itu manusia dan tahu bahwa dia adalah seorang werewolf. Atau biasa disebut dengan watcher istilah yang digunakan untuk manusia yang menjadi asisten Werewolf.

Zeda turun dari pesawat dan langsung menuju mobil yang sudah disediakan Emilio di negara yang sekarang dia pilih. Lalu mereka langsung menuju ke hotel yang juga sudah dipesan jauh hari.

Tidak terasa sudah tiga tahun Zeda mengucapkan janjinya pada rakyat. Bahwa dia akan mundur sebagai Alpha jika tidak menemukan sang Luna selama 5 tahun ini.

Pencarian Luna di mulai. Dari Afrika hingga ke Korea. Dari India sampai Antartika. Sekarang dari Australia dan berada di Singapura.

"Baiklah sekarang ini kita ada kota apa?" tanya Zeda begitu mereka melewati gerbang kota yang terlihat unik dan menarik.

"Kita sekarang berada di Bali tuan. Bali adalah salah satu kota pariwisata terkenal di dunia." Emilio memberikan brosur pada Zeda.

Zeda mengeryit saat membaca brosur-brosur di tangannya. Sata kata yang membuatnya terkejut.

"Indonesia?"

"Ya tuan? Apa ada masalah?" tanya Emilio menoleh ke arah Zeda saat bosnya terdengar terkejut saat mengucapkan kata Indonesia.

"Kita berada di Indonesia? bukan Singapore?" Zeda menunjuk brosurnya.

"Iya tuan. Sesuai permintaan tuan." Emilio menunjukkan isi email dari Zeda seminggu yang lalu.

Zeda semakin mengernyit heran. Jelas-jelas dia menulis Singapore kenapa berubah jadi Indonesia?

Pasti ada yang sudah mensabotase ponsel atau laptop miliknya. Zeda curiga itu adalah salah satu anggota pack yang mengharapkan dirinya lengser dari jabatan Alpha.

"Apa tuan ingin ke Singapura saja? kalau iya, saya akan segera mengaturnya," ucap Emilio tidak mau membuat bos besar kecewa. Walau sebenarnya dia sudah penasaran akut dengan Bali tapi tugas negara lebih utama.

Zeda bisa melihat raut kecewa Emilio. "Tidak perlu, kita bisa berada di negara ini untuk sementara. Jika Mate tidak ditemukan di negara ini, baru kita pindah ke Singapore." Zeda memutuskan. Walau ini negara bukan tujuan utama. Tapi ... siapa tahu disinilah justru Matenya berada. Kesempatan sekecil apa pun tidak akan Zeda lewatkan.

Mereka sampai di hotel setengah jam kemudian. Zeda merasa takjub dengan keramahan dan sambutan yang dia dapatkan. Pakaian mereka juga terlihat sangat penuh seni dan tentu saja para staf hotel yang cantik, tampan, rapi dan bersih menjadi nilai plus bagi Zeda.

Ingat, Zeda itu werewolf milenial. Bukan Werewolf lain yang mandi hanya dengan jilatan lidah. Zeda suka tempat bersih, rapi dan nyaman. Serta tubuh yang harum karena sabun dan shampo. Buka karena air liur sendiri.

"Apa ada yang tuan inginkan lagi?" tanya Emilio begitu mereka sudah berada di dalam kamar.

"Tidak ada, kamu istirahatlah dulu. Besok baru aku akan memutuskan hendak ke mana." Zeda tahu sebagai manusia biasa Emilio pasti memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah darinya. Apalagi Emilio biasa berada di cuaca dingin dan matahari minim sedang Indonesia adalah negara tropis dengan matahari yang bisa bersinar sepanjang hari dan saat ini sangat terik. Pasti tubuh Emilio masih menyesuaikan diri dan jetlag.

"Baik tuan, saya undur diri."

Zeda hanya mengangguk dan membiarkan Emilio kembali ke kamarnya sendiri.

Zeda sengaja tidak mengajak Beta, Gamma atau pun delta untuk membantunya mencari Luna. Karena Zeda ingin Pack akan selalu aman saat dirinya tidak ada di sana. Lagipula Zeda menyukai pelayanan Emilio dan tahu pasti Emilio tidak akan berkhianat karena dia pernah menyelamatkan hidup Emilio dari tumpukan hutang sebelum akhirnya menjadi asistennya.

Zeda menuju balkon. Melihat suasana kota yang terlihat masih sangat asri. Pantai yang terlihat indah dengan deburan ombak tidak terlalu tinggi dan beberapa turis yang berlaku lalang menikmati jernihnya air laut.

Zeda bertanya-tanya. Jika dia menemukan sang Luna. Kira-kira seperti apakah dirinya? apakah berkulit putih, kuning atau hitam. Bermata biru, coklat atau hijau. Berambut lurus atau ikal?

Zeda benar-benar penasaran.

Oh ... moon gooddess segeralah temukan Zeda dengan Matenya. Doanya setiap hari.

🐺🐺🐺🐺🐺🐺

Zeda sedang berendam dan menikmati waktu santainya setelah seharian berkeliling kota Bali. Tidak ada yang istimewa di sana. Selain budaya dan karakter penduduknya yang memang ramah. Tidak ada tanda-tanda Matenya sama sekali.

Zeda memejamkan matanya berusaha menganggap apa yang dia alami adalah hal biasa. Lunanya pasti akan segera dia temukan. Zeda bisa merasakan itu. Apalagi saat Zeda mencium aroma kesukaannya.

Aroma stroberi.

Zeda membuka matanya. Aroma itu bukan berasal dari aromatherapy atau sabun dan shampo yang sedang dia gunakan. Tapi dari balik pintu kamar mandi. Zeda yakin itu.

Jantung Zeda bergemuruh saat merasakan aromanya semakin tajam dan seolah memanggilnya agar mendekat. Zeda keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk di pinggangnya.

Mate ...!
Geram Werewolf di otaknya.

Zeda juga langsung bisa merasakannya.

"Luna," Gumam Zeda saat membuka pintu. Di sana ada seseorang yang menata makan malamnya dengan baju ala staf hotel dan tengah membelakanginya.

Zeda memang selalu makan di dalam kamar sejak tiba di Indonesia. Karena harinya sudah berlalu di luar karena mencari Mate nya. Jadi saat di hotel dia butuh ketenangan dan memulihkan tenaga untuk esok hari.

Zeda menghirup aromanya dan semakin yakin bahwa. Pada akhirnya dia menemukan sang Luna.

Setelah sekian lama penantian dan pencarian ke seluruh dunia. Akhirnya Mate nya muncul juga.

Zeda tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia akan langsung meng-klaim nya sekarang juga.

Zeda mendekat dan terus mendekat hingga berada tepat di belakang Mate nya. Dia langsung merasakan darahnya berdesir dan libidonya bergejolak. Padahal dia belum melihat wajahnya tapi rasanya Zeda sudah tidak tahan dan ingin segera memilikinya.

Zeda menjulurkan tangannya bermaksud menyentuh lengan Luna sebagai sapaan.

Matenya terpekik dan langsung berbalik menghadap dirinya karena terkejut.

"Sory sir. Saya hanya terkejut. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya sang Mate dengan bahasa Inggris yang lancar.

Zeda menatap wajah Matenya dengan lekat. Terlihat imut, sangat imut untuk ukuran staf hotel.

"Sir? apa keberadaan saya mengganggu anda? kalau iya saya akan segera pergi setelah merapikan ini."

"No, aku suka kamu ada di sini." Zeda tersenyum ramah tidak mau membuat Matenya ketakutan dan pergi.

"Oh ... kalau begitu izinkan saya menyelesaikan ini." Matenya terlihat bingung dan kembali menata makan malamnya.

"Siapa namamu?" tanya Zeda.

"Oka sir."

"Oka?"

"Iya sir, Oka Darmawan."

Zeda mengernyit dan memperhatikan Oka dari atas hingga ke bawah.

Tinggi Oka hanya sekitar 160 cm. Mungkin. Karena hanya setara dengan bahunya. Pertanyaannya adalah. Kenapa Oka memakai seragam pria?

Mata Zeda melotot dan mulutnya terbuka seolah habis tertampar.
"Kamu pria?"tanya Zeda berharap Oka mengatakan tidak.

"Yes Sir, saya pria. Apa anda ingin pegawai wanita saja yang membantu anda?" tanya Oka menawarkan dengan ramah.

Oksigen langsung terasa tersedot dari paru-parunya. Zeda tidak percaya ini.

Bagaimana mungkin ini terjadi. Mate yang sudah dia cari hingga ke ujung dunia. Mate yang dia perjuangkan keberadaannya. Mate yang dia harapkan akan memberi keturunan dan pewaris bagi Pack nya.

Ternyata adalah seorang pria?

What the Flakkkk!!!

🐺🐺🐺🐺🐺🐺

To Be Continued.

WTF ( WHAT THE FLAKKK)Where stories live. Discover now