ALERGI

527 73 29
                                    

Selamat Membaca.

***

Oka baru masuk ke hotel tempat dia bekerja ketika langsung dipanggil oleh wakil manager. Tentu saja Oka was-was karena selama ini dia merasa tidak pernah membuat kesalahan saat bekerja.

"Pagi Pak," ucap Oka setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh wakil manager.

"Kamu yang namanya Oka?"

"Iya. Apa saya ada salah Pak?" tanya Oka khawatir.

"Tidak. Tapi, ada tamu spesial yang melakukan permintaan khusus. Dia baru kali ini ke Indonesia dan ingin pergi berkeliling. Jadi dia butuh Driver dari hotel dan dia maunya kamu yang mengantar. Kamu punya SIM kan?"

"Punyalah Pak. Kan selama ini aku sudah sering jadi driver buat tamu." Walau SIM miliknya masih atas nama Pitaloka. Tapi enggak apa-apa. Karena selama ini selalu aman saat mengantar tamu hotel. Oka kan sudah hapal jalur mana yang harus dilalui. Lagipula semua bell boy sangat suka jadi Driver karena disanalah tip dan bayaran paling besar biasanya berasal.

"Bagus, Jam 8 segera ke kamarnya. Ini mobilnya, ingat harus ramah dan baik padanya. Pokoknya kamu harus membuatnya senang dan nyaman Karena menurut pimpinan dia akan berinvestasi pada hotel ini dalam jumlah besar." Wakil manager menejelaskan.

"Baik Pak, aku akan berusaha sebaik mungkin."

"Tenang saja kalau kamu membuat dia senang dan kesepakatan berhasil, bapak janji kamu akan dapat bonus tambahan. Atau saya naikkan gajimu."

"Serius, Pak?" Oka yang sebenarnya agak sedikit pusing karena kemarin kehujanan seketika semangat membara.

"Tentu saja serius. Sudah sana siap-siap."

"Baik, Pak." Oka segera beranjak pergi, namun baru mau sampai di pintu dia ingat sesuatu.

"Maaf, Pak. Heheee lupa nanya, tamunya ada di kamar nomor berapa dan namanya siapa ya?" tanya Oka canggung.

Wakil manager itu juga menepuk jidatnya. Saking semangatnya dia bahkan lupa memberitahu kepada Oka siapa tamu sepesial yang harus dia antar.

"Namanya Pak. Zeda Ikari, sekarang beliau ada di kamar VVIP nomor 5."

"Eh ... Oke Pak. Permisi." Oka segera keluar dari ruang wakil manager.

'Pak Zeda ya? Bukankah dia orang yang kemarin main ke rumahnya. Kenapa dia minta dirinya secara khusus. Apa benar dia pernah bertemu dengan Zeda sebelumnya, atau jangan-jangan kakaknya yang seorang pramugari tebar pesona menggunakan namanya?' batin Oka bertanya-tanya.

Oka harus memastikan siapa Pita yang dimaksud oleh Zeda. Apakah benar-benar dirinya atau kakaknya yang main api dan menggunakan dirinya sebagai kambing hitam.

Kalau benar kakaknya macam-macam, Oka bahkan tidak akan memaafkannya karena berani selingkuh.

Sudah punya suami tampan dan kaya, anak yang unyu-unyu, malah kegatelan. Kalau benar seperti itu bakal Oka bantu garuk pakai aspal. Biar lebih berasa.

***

Ketukan di pintu mengalihkan perhatian Zeda dari kopi yang sedang dinikmati olehnya. Semalam dia sudah menghajar orang-orang yang berani kasar pada Oka dan memerintahkan Emilio melunasi hutang Pita. Namun, entah kenapa Zeda masih belum puas.

Jika saja ini wilayahnya. Zeda akan menghabisi orang-orang itu dan memajang mayatnya sebagai peringatan. Sayang, ini bukan wilayahnya dan melakukan pembunuhan terlalu merepotkan untuk orang-orang yang tidak penting itu. Jadi, Zeda hanya membuat mereka patah tulang tanpa mengetahui siapa yang menghajar mereka karena saat memberi mereka pelajaran. Zeda memilih tempat galap. Di mana Zeda tetap bisa melihat dengan jelas sedang mereka tidak.

WTF ( WHAT THE FLAKKK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang