Park Debutante

10.2K 1.2K 553
                                    

Hari ini giliran Dejun dan Hendery kebagian tugas untuk menjaga baby Yangyang. Karena 2 hari sebelumnya, Ten dan Kun sudah menjaga bayi Yangyang dengan adu bacot yang tak kunjung usai. Jadi sedari tadi, Dejun yang excited berlebihan, sibuk memilihkan outfit apa yang akan dipakai bayi Yangyang hari ini.

Sedangkan Hendery, jangan tanya anak itu sedang apa. Pastinya ada percobaan gila dalam otaknya itu. Dari tadi malam, saat di putuskan siapa yang akan menjaga bayi Yangyang dengan suit, Hendery sudah punya rencana besar.

Kun yang sedari tadi berdiri di samping kasur bayi Yangyang hanya mampu memandang datar sembari berpikir, kedua ketua bobrok ini bisa dipercaya kan?

Sesi berpikirnya berhenti ketika tangan mungil Yangyang menarik ujung kaosnya. Bayi kecil Wayv ini merasa sangat terabaikan. Kan Yangyang jadi merasa kesepian. Kun memberi atensi pada bocah yang jika tidak berada di mode little akan menjadi bocah yang bar-bar.

"Kenapa bayi Bing?" tanya Kun dengan nada perhatian.

Bayi Yangyang mengerucutkan bibirnya.

"Pa! Chu!" protesnya dengan nada gemas.

"Ha?"

"Chu pa! chu! dek ntak chu!" protesnya lagi. Anak itu bahkan makin mengerucutkan bibirnya.

Kun tersenyum, licik. Tentu saja. Bayi Yangyang minta ciuman darinya. Mana mungkin nolak lah. Dengan cepat, Kun mengecup bibir Yangyang tiga kali. TIGA KALI! sentosa sekali hidup leader kita ini. Malah setelahnya bayi Yangyang tertawa gemas.

Menghadirkan hawa ingin menculik dari para pembaca.

Kun kembali mendekatkan wajahnya ke arah bayi Yangyang. Mencoba mencuri satu kecup lagi. Tapi ya, Kun jadi ingat kata Hendery. Cukup sekali kalau dua kali kena sial. Nah, seperti sekarang ini.

Diujung kamar, Dejun sudah berdiri sembari berkecak pinggang. Sembari sesekali menggeleng pelan. Ia menarik nafas lalu,

"TEN GE, ANAKMU DI LECEHKAN PEDOFIL!!!"

Terjadilah, perang dunia ke dua di dorm.










🍼🍼🍼







Bayi Yangyang sudah tampan saat ini. Memakai setelah overall pilihan Dejun. Rambutnya juga sudah di setel normal. Tidak lagi pakai apple hair. Dejun bangga melihat hasil karyanya sendiri.

Saat ini, bayi Yangyang ada di pangkuan Winwin. Di ruang keluarga. Gemas sih soalnya. Belum lagi dari tadi bocah itu tidak melepaskan kompeng barunya. Apalagi bocah itu sudah wangi minyak telon dan bedak bayi. Tak Winwin sangka memang, Dejun yang bobrok begitu mengerti hal-hal kecil seperti ini.

"Kalian mau bawa bayi Bing main kemana?" tanya Winwin yang curi dengar tadi, soal Dejun dan Hendery yang akan Park Debutante. Ituloh, yang cukup terkenal di Jepang. Para orang tua membawa anaknya yang berusia 2 tahun ke taman untuk berkenalan.

Tetapi membawa bayi Yangyang seperti ini ke taman mana?

"Cuma mau main ke taman belakang dorm. Kebetulan, jam segini disana sepi. Tapi dari tadi babuku belum muncul-muncul juga!" jelasnya sembari protes di akhiran.

"Iya nyonya. Maafin saya terlambat nyah!"

Yang ditunggu akhirnya datang juga. Hendery dengan tangannya yang mendorong troli bayi membuat Winwin mengernyit.

"Itu troli bayi untuk apa?"

Dejun dan Hendery terkekeh nista. Membuat Winwin makin memeluk bayi Yangyang. Takut jika apa yang dia pikirkan benar.

"Jangan bilang..."

Hendery langsung merebut bayi Yangyang paksa. Ternyata benar yang Winwin katakan semalam, bayi Yangyang sepertinya menyusut. Sebab sangat ringan di gendongan Hendery. Lalu dengan tenang meletakkan bayi Yangyang di dudukan troli.

"Aku bakalan capek kalo menggendongnya hingga ke belakang dorm. Jadi aku sengaja memodifikasi baby troller punya tetangga" jelas Hendery dengan santai.

"DIA UDAH BISA JALAN YA BEGO!"

Winwin tarik kembali perkataannya tentang Dejun. Keduanya malah sama saja!











"Wah!!!" kata pertama bayi Bing yang muncul saat ketiganya sudah berada di belakang dorm.

"Upu-upu! iyeowoo~~"

Dejun mengangguk saja. Membiarkan bayi Yangyang berlari kesana kemari dengan lincahnya. Mengejar kupu-kupu yang terbang kesana kemari tak tentu arah. Sedangkan Hendery dan dirinya duduk di bangku taman yang tersedia. Tak jauh dari tempat bayi Yangyang berlari-lari.

"Kita berdua seperti orang tua bayi Bing saja ya" kata Hendery ketika melihat bocah kesayangan mereka itu amat riang gembira.

"Kan sudah kubilang, aku ibunya dan kau babuku!" ujar Dejun membuat Hendery hanya memdengus. Dasar tidak peka gumam Hendery kemudian.

Dejun terkekeh. Masih setia mengawasi si bayi bermain. Sebuah pemikiran, datang begitu saja di kepalanya. Sebuah hal yang random namun juga perlu di tanyakan.

"Kau tau bagaimana Yangyang menangis?"

Hendery menoleh menatap Dejun kemudian menggeleng pelan.

"Aku hanya pernah melihatnya tertawa hingga menangis. Tapi, bisa sajakan ia menangis namun menyembunyikannya dengan tertawa?"

Dejun menyetujui apa yang dikatakan Hendery. Mungkin dari pengelihatan Hendery saat itu, ia melihat Yangyang tertawa hingga menangis. Namun bisa saja kan, sebenarnya yang terjadi, Yangyang menangis namun mencoba menyembunyikannya lewat tawa.

Bayi Yangyang beralih ke arah mereka. Kemudian terburu-buru memeluk Hendery kemudian mengecup pipi kanannya. Begitu juga dengan Dejun. Lalu bocah itu tersenyum di hadapan mereka.

"Maacih Aheng! maacih Njun!" dan tersenyum lebar setelahnya.

Membuat Dejun berjanji, akan selalu menjaga senyum bayi mereka.











Ini dapet ide setelah dengan nekatnya aku dudukki troli bayi punya anak tetangga huahahahaha

oh ya baby troller itu berbeda ya ama baby walker

terus bayangin adek pake setelan overall yang begini, jangan lupain kompengnya yang jadi kalung

hshshs berasa mau adopt yangyang ( •᷄⌓•᷅ )

Baby Boo! ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang