16- yang mau jalan-jalan

27.1K 2.2K 22
                                    

Selesai masak cookies untuk Aksa juga Rey--karna cowok itu ikut asal comot--lalu Echa merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Aksa bersama dengan Rey, nonton tv di dalam kamar juga. Tapi duduk di karpet.

Lambat laun, mata Echa yang menatapi langit-langit kamar terasa berat. Mungkin karna tadi sempat menangis. Akhirnya mata Echa pun terpejam--tidur--dan baru bangun saat tangan kecil mencoba menepuk-nepuk pipinya. Belum lagi ada usapan halus di sekitar alisnya.

Echa menyipitkan matanya, menyesuaikan cahaya yang ada. "Kenapa sayang?" tanya Echa pelan sedikit serak pada Aksa.

"Aka alan-alan yok... Asa mauu."

Echa tersenyum tipis, lalu merentangkan tangannya. "Peluk dulu tapi,"

Dengan cepat Aksa memeluk Echa. Di sisi kiri Echa, tanpa cewek itu sadari ada sosok Rey yang sedari tadi diam. Bahkan cowok itu yang tadi mengusapi alis Echa.

"Kak Rey nya mana?"

"Kenapa? Kangen?"

Sontak Echa menoleh, lalu melotot. Ingin sewot tapi keburu Aksa sela.

"Ayo Ka, Aka cepet papung!"

"Iyaiya, ini kakak juga mau bangun terus papung," kekeh Echa sambil mencubit kedua pipi Aksa yang gempil. Sangking gemasnya melihat raut wajah bocah itu yang sengaja di manyun-manyunkan.

Echa pun bangun dari posisi tidurnya, lalu menguncir asal rambutnya, juga merenggangkan otot tubuhnya agar lebih rilex. Dan itu semua, tak luput dari pandangan Rey.

Echa sadar. Makadari itu sebelum menuju kamar mandi, Echa melempar bantal terlebih dahulu tepat ke wajah Rey. Membuat Rey terjolak dan mendelik ke arahnya.

"Mupeng banget. B aja kali," sindir Echa yang malah terdengar seperti ledekan.

***

Selagi menunggu Echa selesai mandi, sebisa mungkin Rey menyiapkan keperluannya Aksa. Sambil sesekali buka ponsel untuk searching; apa saja yang wajib dibawa saat jalan-jalan bersama bocah.

"Ka, Asa aus," kata Aksa.

"Bentar, kakak ambilkan dulu."

Rey berjalan keluar kamar menuju dapur mengambil secangkir air putih. Tak lupa juga dengan sedotan stainless untuk memudahkan Aksa minum. Secara, cangkir sama bibirnya Aksa aja lebaran cangkirnya.

Begitu kembali ke kamar, Rey sempat membeku di ambang pintu, Echa keluar kamar mandi cuma pakai lilitan handuk doang.

Shit. Untung gue kuat iman. Batin Rey.

"Sa, ini." Rey berusaha biasa saja. Padahal sesekali ia melirik istrinya lewat ekor mata.

Echa sih watados, ia terus berjalan santai menuju closet. Sampai beberapa menit kemudian Echa muncul sudah berpakaian rapih.

"Aksa kita jalan-jalannya ke kebon binatang aja yah?" tawar Echa ikut duduk di kasur, samping Aksa yang sibuk nonton tv.

Aksa menoleh dan mengangguk antusias. "Yaya! Asa mau liat gajah!"

Lagi-lagi Echa tertawa gemas. Ntah, sejak ada Aksa perlahan mood Echa membaik. Bahkan kini tanpa ragu Echa melemparkan topi ke arah Rey. Maksudnya biar Rey pake topi itu.

Rey melirik topinya juga Echa bergantian. Heran. Tapi ia tidak berkomentar.

"Kalo gitu sini, Aksa pake sunblock dulu biar gak gosong. Ntar kan disana panas."

Echa mulai membaluri sunblock kids milik Aksa yang tante Mila bawakan didalam tasnya.

"Lo juga pake. Di meja rias ada, punya gue," kata Echa lagi namun kali ini pada Rey.

Rey segera beranjak dari duduknya menuju meja rias Echa. Sampai disana ia bingung sendiri, mana yang namanya sunblock. Karna, belum pernah ia pakai begituan. Panas-panasan yaudah, panas-panasan aja. Kan aneh, masa badboy, pake sunblock.

"Dibaca mangkanya, cari yang ada tulisan sunblock. Jangan cuma di plototin." omel Echa tiba-tiba, persis emak-emak.

Rey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Satu persatu Rey pun membaca semua produk yang ada diatas meja itu, dalam diam. Baru beberapa saat kemudian akhirnya ketemu. Rey menunjukannya pada Echa. Dan Echa mengangguki.

"Cara pakenya?" tanya Rey lagi.

"Ya tinggal diolesin ke badan lo,"

"Sampe ke perut-perut?" polos Rey.

"Iya boleh... kalo lo keluarnya telanjang!"

Sekuat tenaga. Rey menahan tawa sampai bibirnya berkedut. Dengar gas-an dari Echa, lucu saja. Bahkan Aksa yang notabennya masih bocah, ia sudah tergelak. Sebegitu lucunya Echa kah kalo lagi ngomel? Dasar.

"Okei! Aksa udah ready! Aksa siap, jalan-jalan?" seru Echa selesai merapikan penampilan Aksa.

"Tsiap Akaaa!"

Echa mengajak Aksa tos ria. Kemudian Echa melirik Rey, suaminya sudah selesai apa belum. Dari tadi soalnya diem-diem bae. Kan curiga.

Berganti, kini Echa menghampiri Rey yang duduk di sofa. Rey lagi sibuk sama ponselnya.

"Udah belom?" Echa meraih sunblock yang tadi Rey ambil tapi kini terbengkalai disisi cowok itu. Rey mengangguk.

"Tapi muka belom,"

"Lah? Kenapa gak di pakein?"

Rey lantas bergidik. "Geli. Berasa dandan."

"Dih. Alay." Kekeh Echa. "Mana sini, gue pakein. Soalnya kalo lo gak pake, ntar muka lo bisa loreng," jelas Echa.

"Masa? Perasaan gue tawuran gak pake ginian, aman-aman aja tuh. Nih, tetep ganteng,"

Reflek Echa menabok wajah Rey dengan tangannya yang sudah ada sunblocknya. Rey terpejam lalu menggeram karna kesal.

Sedangkan Echa terkikik sambil meratakan sunblocknya di wajah Rey.

TO BE CONTINUED.

TO BE CONTINUED

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuma 771 words. Seret banget ini imajinasi, tpi tetep maksain. Sorri 😣.

Senja yang PerihWhere stories live. Discover now