33- bloom!

21.9K 1.7K 17
                                    

R/n hari ini bakalan panjang cuy, happy reading 🤗😜.

***

"Reyyy!!!!"

Rey yang sedang di dapur buru-buru ke kamar.

"Reyyy!! Cepetan sini dongg!!"

Rey masih diam meski dia sudah ada di kamar. Cowok itu mendengus pelan setelah melihat tingkah Echa yang lagi berdiri didepan cermin full body.

Pasti bakal nanyain soal mata nih.

"Rey!!!! Denger gue gak sihh?!!!"

"Denger,"

Sontak Echa yang kaget sedikit terjolak lalu dia berbalik badan matanya menyipit tajam kearah Rey.

"Apa?" tanya Rey.

Echa mencebik bibir kesal. "His, sini liat. Liat mata gue masih bengkak gak??"

Kan. Lagi-lagi Rey berdecak. Pasalnya ini bukan sekali cewek itu bertanya perihal matanya yang bengkak, tetapi berkali-kali. Dari semalam sebelum tidur, sampai tadi barusan. Echa sudah tanya pertanyaan yang sama sebanyak kurang lebih 2o kali. Kan gila.

"Mau lo gimana-gimanain juga tu mata gak bakal berubah, Cha," gemas Rey.

"Salahnya kemarin cengeng." Rey bergumam yang sayangnya masih bisa di dengar oleh Echa.

"Heh! Gue cengeng juga karna elo!"

Rey memilih mengedik bahu seolah bodo amat lalu cowok itu pergi ke kamar mandi.

Brakk!

Rey sengaja membanting pintu berniat menjaili Echa dan terbukti detik selanjutnya Echa berteriak, "REY SETAN!!!"

***

Jam sudah menunjukan pukul 12 siang. Ponsel Rey sedari tadi terus bergetar karna spam chat dari Mamahnya. Pun dengan ponsel Echa.

Sesuai janji harusnya mereka berdua hari ini yang lebih tepatnya pukul 10 pagi, pergi ke rumah Mamah. Tapi apa bukti? Sejoli itu justru sibuk saling mendebat hal-hal yang tidak penting.

Ditambah keadaan apartemen yang kacau karna babank tamvan nan ruvawan Rey, telah meliburkan mbok Inem beberapa hari yang lalu.

"Cha, cukup ya. Ini udah lewat dua jam dan kita masih gini-gini aja." Rey menarik sedikit bathrobe nya, dengan tatapan are kidding me?. "Mamah dari tadi juga udah nyepam banyak bangettttt,"

Batin Rey; bisa mati muda kalau gini terus ceritanya, Tuhan...

"Helowww, ya ini semuakan gegara elo. Coba aja kalo lo mandinya cepet, terus ada mbok Inem. Terus ini," Echa menjeda ucapannya karna dia merebut kaos hitam yang ada ditangan Rey lalu dilemparnya keatas kasur. "Udah gue bilang jangan pake kaos item, ya jangan!!!" tambah Echa semakin menggebu-gebu.

Bukan tanpa sebab. Tetapi tau sendirikan, kalau cowok kalau pakai kaos hitam itu bagaimana. Kerennya nambah cuy. Dan Echa tidak sudi dunia akhirat jika Rey memakai kaos hitam akan jadi pusat tatapan ciwi-ciwi jombs.

Big no way! Mending gak usah pergi aja sekalian.

"Ya elo, kenapa segala minggat ke rumah Mamih," sahut Rey tak mau kalah.

Echa baru akan menimpali, namun lebih dulu disela oleh Rey.

"Terus masalah kaos, gue mau pake apalagi sihh? Baju gue kan item-item semua." Rey yang mengepalkan kedua tanganya disisi wajahnya sendiri, bentuk ke frustasiannya pada Echa.

"Ya yang lain kek, pokoknya gue gak mau lo pake kaos item. Titik."

Echa pergi menuju closet in walk begitu saja, dia akan mengambil baju lain setelah baju pilihan sebelumnya diambil paksa oleh Rey.

Senja yang PerihWhere stories live. Discover now