36- ReyEcha coming

23.9K 1.6K 12
                                    

Rencana mo update kmrin, tapi gak jadi 🌝 Happy reading!!

***

Keesokan harinya Echa terus merengek pada Rey. Cewek itu menagih janji Rey yang semalam. Karena semalaman Echa sudah mau dijadikan cowok itu gulingnya, sekarang gantian. Kabulin keinginan Echa untuk pergi ke Jepang.

"Lo jangan ingkar lho Rey. Awas aja sampe lo ingkarin janji lo," judes Echa sembari mendelik kearah Rey yang masih diam.

Rey sibuk dengan ponselnya.

"Rey!!! Kok diem aja sihhh!? Jawab dong!"

Rey pun menghela nafasnya. Sabar Rey, ini ujian. Tapi kalau dia disuruh pilih Echa yang dulu atau yang sekarang juga, maka Rey akan cepat pilih Echa yang sekarang. Meski ngeselin, tapi Rey suka.

"Ini gue lagi Chat Mamah sama Mamih," kata Rey seraya melirik Echa yang kini mengernyit bingung.

"Buat apa?" tanya Echa kelewat pintar sampai nge-loading. Rey pun gemas dibuatnya.

"Ijinlah, boleh pergi apa enggak." Rey menyalakan televisi berbarengan dengan Echa yang duduk di sampingnya.

Echa ikut menonton dengan cowok itu, sengaja dia taruh kepalanya di pundak Rey. Agaknya Rey terjolak karna keheranan.

"Tumben," celetuk Rey kedua matanya masih fokus pada layar Tv.

Echa mengerucut bibir bete. "Kenapa? Gak suka? Dasar pelit. Yaudah!" Echa yang ingin menjauh dari Rey tapi tidak jadi. Cowok itu terkekeh dan menglingkarkan tangannya ke pundak Echa dan dibawanya ke posisi semula.

Rey berkata, "Enggak." Senyum mesam-mesemnya masih nampak jelas diwajah cowok itu. Rey kesenengan karna belum pernah Echa begini.

Senengnya punya istri manja, sering-sering kek Cha, kaya gini.

Echa hanya diam. Namun barang semenit dia kembali bersuara. "Gue tuh capek Rey,"

Padahal Echa tidak ngapa-ngapain. Masalah beres-beres apartemen pun sudah di bagi dua dengan Rey. Kenapa masih ngeluh juga?

"Lo capek karna sewot mulu," komentar Rey yang langsung dapat delikan maut dari sang empu. Rey hanya mengedikkan bahunya. "Emang apalagi kerjaan lo selain sewotin gue?" ledekan Rey sukses bikin Echa naik darah.

Echa jengkel, tapi anehnya dia tidak balik membela diri. Alhasil Echa memdesis, "His. Lo makin kesini, resenya makin jadi-jadi. Gemes deh gue ingin bacok!"

Rey tertawa lepas. Cowok itu terpingkal sampai perutnya terasa kaku. Seumur hidup tidak ada yang pernah berani berucap demikian pada sosok Rey Andromeda. Hanya Echa seorang. Gadis aneh tukang sewot bin cengeng dan baik hati nan rupawan.

"Ketawa aja terus, orang lagi bete juga. Malah diketawain,"

Rey berusaha meredakan tawanya. Sangking gemasnya Rey dia pun menundukkan wajahnya dan mengecup cepat bibir Echa.

"Makasih udah bikin gue ketawa," ujar Rey masih tersenyum. Dan hal itu sukses buat jantung Echa kotar-katir sendiri.

Astaga naga! Udahmah ketawanya ganteng, segala so sweet gini lagi. Aw. suaminya sapa sihhhhhh!

Tanpa sadar Echa pun ikut terseyum ke arah Rey. Hingga keduanya terbawa suasana. Rey kembali memajukan wajahnya dan Echa hanya diam ditempat seolah menanti kedatangan Rey.

Sampai jarak mereka tinggal antarchidung dengan hidung, perusak suasana pun datang. Ponsel Rey berdering nyaring kala pesan dari Mamih dan Mamahnya masuk saling bersahutan.

Rey berdecak kesal. Ganggu aja! Makinya dalam hati. Ehh itu emak gue ding. Mamah mertua juga. Mau tak mau secara terpaksa Rey menarik mundur wajahnya dan beralih pada ponselnya.

Senja yang PerihWhere stories live. Discover now