"Gua Presma"

11.2K 586 54
                                    

"LO LIAT! Cuma ada 1 pasang calon presma dan wapresma! Siapa yang bisa dipilih kalau cuma ada satu?"

Seorang lelaki berbadan tinggi besar dengan tatapan elang ini sedang naik pitam di depan orang yang dia anggap sebagai abangnya. Nadanya semakin tinggi karena kemarahan pada abangnya memuncak. Meskipun dia hanya mahasiswa baru, tapi pemikirannya kritis dan tajam.

Suha Rigel Seragi, mahasiswa baru jurusan akuntansi yang merupakan adik dari Reno Danta Seragi. Ia marah besar lantaran mendengar kabar dan berita kalau abangnya yang masih berstatus Presma ini menghilang dari tanggung jawabnya selama 2 bulan penuh. Tindakannya tentu memunculkan kemarahan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Nusantara.

"Denger Bang, pendaftar Presiden Mahasiswa sekarang gambaran kebobrokan BEM lo yang ngga becus!" ujar Suha sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Reno.

"Jaga omongan lo!" jawab Reno menepis kasar tangan Suha.

"Kenapa? Lo ngga terima?" Suha mengangkat dagunya bersikap menantang. "Emang dasar lo ngga pernah becus. Lo lari dari tanggung jawab. Lo goblok! Banci lo! Banci!"

Tiba-tiba satu bogem mentah mendarat tepat di tulang pipi Suha. Cukup keras sampai ia terpental ke belakang tapi tidak sampai jatuh.

"Apa yang masih kurang di hidup lo bang? Kenapa lo ngga pernah bisa mempertanggungjawabkan apa yang udah orang lain kasih sama lo?" ujar Suha dengan nada tidak santai.

Telapak tangan Reno semakin mengepal dengan kuat dengan urat yang mulai bermunculan. Ia masih mencoba menahan emosinya. Menunggu adiknya itu mengungkapkan semua unek-uneknya.

Sebenarnya apa yang dikatakan Suha tidak sepenuhnya benar, tapi juga tidak salah. Hanya saja ia butuh waktu untuk menjelaskan semuanya. Apalagi dalam kondisi seperti ini, ia justru khawatir jika penjelasan darinya hanya akan memperburuk keadaan.

"Lo selalu ingkarin janji lo, lo lari dari masalah dan lo malah mentingin temen-temen lo yang ngga jelas itu. Cowok lo Bang?" tantang Suha.

Tidak. Bukan seperti itu. Reno hanya butuh waktu. Ada kalanya kita mengulur waktu sejenak untuk melesat jauh mengenai sasarannya.

Reno memejamkan mata sejenak. Menapak sejengkal demi sejengkal jalur yang ia lalui. Mengingat semua yang dia perjuangkan seolah tiada harganya semakin membuat dadanya sesak. Sungguh jika boleh ia ingin berteriak kencang, mengutarakan segala kegundahannya selama ini. Tapi ia bisa apa? Bahkan label pengecut seolah begitu lekat dalam dirinya sebagai seorang presma.

Mengingat kejadian demi kejadian yang terlewat membuat emosinya kembali membumbung sampai ke batasnya. Seketika tatapan tajam yang masih dibarengi dengan sendu pada adiknya berubah. Amarah, kebencian, dendam, tekanan seolah mendobrak pertahanannya.

Reno mendekati Suha dengan langkah panjang dan langsung memberi pukulan pada wajah Suha.

"Lo masih mahasiswa baru di sini! Lo ngga tau apa-apa!" ucap Reno penuh penekanan. Suha menatap abangnya tepat di kedua iris matanya yang mulai merah. Sisi lain yang Suha tidak pernah lihat. Kentara sekali ada begitu banyak tekanan yang ingin diluapkan abangnya ini.

Cowok yang usianya 2 tahun lebih tua itu kemudian menghajar adiknya lagi. Ia menghajarnya tanpa ampun, tak terima dengan ucapan adiknya yang masih berstatus mahasiswa baru sedangkan ia adalah Presiden Mahasiswa di kampusnya. Jelas ia tidak terima dijatuhkan seperti itu.

Suha yang tadi tidak siap kini balik menghajar Reno. Mereka saling tendang dan saling pukul. Tidak ada orang di sekitar mereka karena keduanya sedang berada di lapangan tenis, belakang gedung Administrasi Bisnis. Langit juga mulai gelap, sudah tidak ada orang di kampus itu.

Kabinet VENUSWhere stories live. Discover now