19. Got Me Trippin' Like

617 81 26
                                    

Kita itu seperti kata mungkin. Sesuatu yang belum bisa di ketahui kebenarannya. Bisa saja jawabannya; iya, atau mungkin juga tidak.
-Someone with Another Voice-

Little note: tau kan guys kalo udah berhubungan sama alkohol, apa yang bakalan terjadi sama Arseno-Tari? Jadi, jangan sesak napas, okey? Warningnya nggak macem-macem kok, Cuma keju mozzarella yang meleleh disana-sini. Ati-ati pada eneg.

Happy reading.

***
Di rumah Arseno, ART hanya bekerja dari jam 12 siang sampai jam 5 sore. Itu pun hanya bertugas untuk membersihkan rumah tanpa perlu repot-repot melayani Arseno yang juga jarang ada di rumah-lebih sering di stay bersama anak-anak sesat. Jadi tak heran, di pukul 7 malam ini hanya ada Arseno dan Tari yang menjadi penghuni rumah. Sedangkan Galen tak akan pulang sampai seminggu ke depan, sibuk dengan pekerjaannya.

Setelah memastikan Letta sudah memasuki kandang kembali, keduanya berjalan ke salah satu tangga menuju ruangan bawah tanah yang terdapat di dekat dapur. Sejenak Tari teringat akan basement yang ada di film Parasite, beruntung, kondisi di bawah sana tak semengerikan apa yang Tari pikir. Rak minuman berjejer, mulai dari wine berusia puluhan tahun sampai ke alkohol sejenis sampanye, vodka, sampai ke tequila dan koktail. Ada berbagai macam warna dan bentuk botol, jadi Tari tak terlalu yakin apakah pemikirannya benar atau salah.

"Bokap suka ngoleksi minuman gini, kayaknya gue ketularan hobinya dia juga." Arseno menatap Tari yang tak bisa menyembunyikan keterkagumannya menatap rak-rak penuh botol alkohol. Arseno tebak, Tari tak pernah benar-benar memperhatikan bar milik Leo jika sempat mampir ke Underneath. Minuman di sana bisa lima kali lipat lebih banyak dari yang ada di sini.

"Ini namanya Grappa, berasal dari bahasa Italia yang artinya 'Grape Stalk'. Wine ini produksi Promance Brandy." Arseno menunjuk salah satu botol minuman yang dia maksud. Iseng mau pamer ilmu pengetahuannya seputar alkohol. Tari hanya mengangguk, sesekali mengetikkan sesuatu di ponsel. Kadang iseng memotret rak yang tampak aesthetic dengan pencahayaan yang kekuningan. Arseno membiarkan gadis itu berbuat semaunya.

"Yang ini namanya Sierra Silver Tequila. Lebih dikenal dengan tequila aja, sih. Nama lainnya "Rock That Bites" dan "Heart Of Mexico". rasanya agak pedas dan ada rasa buahnya juga. Sebenarnya gue kurang suka ini." Arseno menatap Tari yang malah asyik dengan ponselnya. "Dengerin nggak sih? Mumpung gue lagi baik, gue kasih penjelasan alkohol mana yang bisa lo coba suatu hari nanti."

"Suatu hari nanti?" tanya Tari mengulang satu kalimat yang aneh dari Arseno.

"Yah suatu hari nanti. Kalo sekarang gue nggak bolehin." Arseno kembali menatapi rak penuh botol minuman. "Balik ke pertanyaan tadi, ngapain mainan ponsel? Waktu gue ngomong itu didengerin, bukannya malah asik sendiri."

Tari mendecak, memperlihatkan note yang tengah dia kerjakan. "Ini namanya riset, lumayan buat bahan referensi bikin novel, ntar karakternya dibikin bad boy. Siapa tahu laku?"

"Novel aja terus!" Arseno mendorong pelan kening Tari. "Kalo gitu lo penasaran sama minuman apa? Biar gue bantu ngasih info."

Tari mengingat-ingat nama minuman apa yang paling sering dia temukan dalam cerita-cerita di wattpad. "Vodka," jawabnya setelah yakin dengan satu nama minuman itu.

Arseno mengangguk paham, kembali pindah rak untuk menemukan minuman yang Tari tanyakan. "Vodka itu banyak jenisnya. Tapi yang paling populer itu yang ini." Arseno menunjuk salah satu botol yang terdapat di rak paling tinggi. "Namanya Spirytus Vodka. Warnanya bening kayak air putih biasa. Paling cantik menurut gue."

"Boleh coba?" Tari menengadah, memandang takjub botol di atas sana.

"Ya enggak lah!" Arseno mempelototi Tari tanpa sadar, permintaan Tari yang satu ini benar-benar di luar dugaan. "Bahaya! Kadar alkoholnya sampe 96%. Gue yang heavy drinker aja bisa langsung hangover kalo minum ini, apalagi elo!"

My Illegal Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang