43. Memutarbalikkan fakta

3.7K 366 203
                                    

Playlist: MindFlow - Break Me Out

Playlist: MindFlow - Break Me Out

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•¤•¤•¤•

Alana sempat berpikir permintaannya yang terbilang cukup menganehkan itu akan ditolak mentah-mentah oleh Hazel. Nyatanya, melenceng dari dugaannya. Hazel tampak biasa saja seolah tidak terlalu peduli dengan akun blognya.

Padahal kan, di mana-mana orang sangat menjaga sekali akun sosial media milik pribadi. Bahkan ada sebagian pasangan saling bertukar kata sandi sosmed. Entah itu Instagram, Twitter maupun Facebook. Beberapa pasangan lain pun kadang tidak terlalu memusingkan hal itu. Karena tiap orang juga butuh privasi dan nggak semua pasangan wajib tahu. Intinya saling percaya saja.

Meskipun kelihatannya Hazel dan Guiza tidak melakukan hal lebay seperti itu, masa iya Hazel terlihat santai sekali mengabulkan apa yang Alana mau. Alana bersyukur sih, setidaknya Hazel tidak banyak bertanya.

Alana tersenyum senang menatap robekan kertas di tangannya. Sebelum apa yang tertulis di sana, diketiknya di dalam laptop yang memang sengaja Alana bawa. Saat ini Alana sedang berada di salah satu kafe, menikmati secangkir coklat panas dengan nuansa menenangkan. Kafe Amora, namanya. Desain interior-nya dibuat sealami mungkin. Serba hijau. Beberapa tanaman hijau dalam pot juga tergantung kuat di langit-langit ruangan serta di setiap sudut kafe.

Bukan tanpa alasan Alana ada di sini. Mengingat sepulang dari rumah Hazel, dia langsung menghubungi seseorang dan memintanya untuk datang ke lokasi yang sudah dia kirim. Selagi menunggu kedatangan seseorang itu, Alana menyiapkan puisinya untuk dia posting di blog Hazel. Seperti apa yang dia inginkan, Alana mencantumkan nama Hazel di bawah puisinya. Senyum puas tersungging di wajah manisnya. Alana kembali menyesap minumannya bersamaan dengan munculnya seseorang.

"Hai, udah lama nunggu?"

•¤•¤•¤•

Alis Guiza tertaut samar saat mendapat pesan dari Alana. Berisi sebuah lokasi yang tentu saja Guiza tahu sebab dia sering nongkrong di sana dengan kelima sahabatnya.

Ada gerangan apa Alana mengajaknya ketemuan?

Sekiranya pertanyaan itu yang berputar-putar di kepalanya. Mengingat Alana sudah memiliki pacar, tak lain dan tidak bukan adalah Nayaka, sahabatnya sendiri. Begitupun dirinya yang memiliki Hazel. Guiza hanya tidak ingin mengundang kesalahpahaman jika ada orang lain yang sampai mengenalinya.

Sumpah demi apapun, Guiza tidak pernah mempunyai niat menikung sahabatnya. Ataupula main belakang. Tapi gimana ya, taulah, mulut lebih berbahaya daripada virus. Mengandung racun dan bisa menebarkannya dengan mudah. Spekulasi orang bermacam-macam. Juga banyak ditambah-tambahkan hingga memancing pertengkaran. Guiza tidak takut, cuma menghindari hal itu terjadi.

The Cool BoyWhere stories live. Discover now