CUTIE | NA JAEMIN

7. Nasi Bakar Cakalang

💞

Hembusan angin kencang menggoncangkan laut pada malam hari yang dipenuhi hujan dan petir. Ombak-ombak beradu tinggi dan saling menghantam membuat kekacauan hebat di lautan ini. Aku berusaha naik mencari udara, tapi tangan dan kakiku tidak dapat bergerak. Hatiku berteriak meronta-ronta berharap ada yang mendengar permintaan tolongku dan tidak membawakan hasil. Suara ricuh badai yang menerpa perlahan menjadi hening. Air mata bercucuran, tapi langsung menyatu dengan sekitarnya, tidak lagi terasa seperti menangis. Tubuhku larut semakin dalam, semakin dalam, dan dalam kedalam kegelapan yang tidak kuketahui ujungnya.

.

.

.

.

.

Sabtu Minggu memang selalu lewat dengan cepat. Tidak terasa sekarang Hyerin sudah harus benar-benar mulai kuliah alias mulai belajar. Hari ini ada kelas matematika dan bahasa inggris, untung ini bisa dibilang ringan bagi manusia cinta angka yang satu ini.

Hyerin memasuki ruang kelas yang sudah cukup terisi dan duduk pada barisan ketiga dari depan. Sebagian besar orang disana lebih memilih untuk duduk di barisan belakang. Hyerin memang bukan seorang nerd yang tahunya cuma belajar, tapi ia tahu kapan saatnya bersenang-senang dan kapan saatnya untuk serius belajar.

Hyerin sedikit sedih karena kedua temannya tidak ada yang harus menghadiri kelas ini juga. Kursi-kursi di kanan kirinya masih kosong melompong. Menunggu dosen datang sendiri membuatnya bengong memandangi papan tulis yang masih bersih. Sampai ada seseorang yang menarik kursi disebelahnya.

"Kursinya kosong kan?" tanya seseorang itu.

"Iya," jawab Hyerin.