4. Bolos

58 19 7
                                    

Biar author nya makin semangat
Bantu vote dan komen ya❤️

Sambil berkacak pinggang dia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, melihat kembali arloji yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Udah jam tujuh lebih, percuma gue lari-lari masih tetep terlambat juga."

Ya, hari ini gadis itu tidak mengendarai motornya, dia lupa dimana menaruh kunci motornya. Karena itu dia berlarian menyusuri trotoar untuk mencari tukang ojek, entah sudah seberapa jauh dia berlari tapi hasilnya nihil.

"Kalo tau kayak gini mending gue bolos aja deh."

Terdengar suara mobil yang berhenti menghampirinya dari arah belakang, namun dia mengacuhkannya.

Palingan cowok modus. Pikirnya.

"Abis ngejar apaan Lo Ra?"

Suara yang sangat familiar ditelinga Layra, membuat dia menoleh ke arahnya, "Rey?" pekik Layra saat tahu siapa orang yang berada disampingnya. Reyhan hanya mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum lebar.

"Ayo naik, gue anterin pulang kalo Lo mau bolos," ucap Rey sambil terkekeh geli melihat perubahan ekspresi Layra, yang awalnya mata berbinar dan senyum lebar, menjadi ekspresi datar.

"Percuma ke sekolah juga Ra, udah pasti Lo dihukum sama pak Arya guru killer tuh, emang Lo mau?"

Dengan mempertahankan muka datarnya Layra langsung membuka pintu mobil Rey dan masuk ke dalamnya. Perlahan Rey melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Lo bolos juga?" tanya Layra memecah keheningan yang terjadi selama beberapa menit lalu.

"Ya nggaklah Ra, tadi gue udah izin ke sekolah, emangnya Lo, bolos tanpa Alesan haha."

"Ya alesan nya karena gue kesiangan terus ada setan yang ngajak gue buat bolos!"

"Ganteng gini dibilang setan, awas kalo naksir Lo." ucap Rey sambil terkekeh kecil.

Layra berdecak kesal, "Lo mau bawa gue kemana?"

"Santai aja kali Ra nanya nya, gue mau ke rumah Al dulu." Layra mengerutkan keningnya, seakan-akan tidak paham dengan apa yang barusan Rey katakan.

Rey yang melihat ekspresi wajah Layra seakan mengerti, lantas berkata, "Gue mau nganter Al buat ngambil surat pindah dari SMA Dirgantara."

"Baru abis itu gue anterin Lo pulang." Lanjut Rey.

Layra menyilang kan kedua tangannya didepan dada sambil memutar bola matanya malas, setelah itu mereka sibuk dengan lamunannya masing-masing.

***

Setelah kira-kira lima belas menit diperjalanan Rey memarkirkan mobilnya ke sebuah pekarangan rumah yang cukup luas.

"Lo tunggu disini gue mau manggil Al dulu."

"Hm."

Rey turun dari mobilnya dan memasuki rumah tersebut seperti halnya rumah sendiri.

"Eh Rey mau jemput Al ya?" Suara seorang perempuan yang tidak terlalu muda namun terlihat masih tampak cantik menyambut kedatangan Rey, Diandra.

"Iya Tante." Jawab Rey sambil menjabat tangan Tante nya itu, yang tak lain adalah mamanya Altair.

"Al nya ada di atas lagi dikamar, biar Tante panggil dulu ya." Sebelum beranjak untuk memanggil anaknya itu, dia sempat menawarkan pada Rey untuk minum, namun Rey menolak.

"Gas bro." Ucap Altair yang baru saja turun dari lantai atas.

"Oke."

Setelah berpamitan pada sang mama Altair dan Rey pun beranjak pergi.

Drrttt. Handphone Rey bergetar tanda ada panggilan yang masuk, Rey pun sedikit menjauh dari Altair untuk menerima panggilan.

Setelah beberapa saat Rey kembali ke tempat Altair, dengan rasa bersalah ia berkata, "duh kayanya gue gak bisa nganter Lo Al, mama gue nyuruh jemput papa gue di bandara."

"Ga papa lagian gue gak minta Lo anterin juga," ucap Altair sambil terkekeh kecil.

"Kan lumayan alasan buat bolos haha."

Sementara di dalam mobil Layra sudah jenuh, ia sedikit mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil.

"Rey! Lama banget si." Dengan sedikit berteriak.

"Gue lupa kalo bawa Lo tadi haha, sini turun dulu." Dengan malas Layra pun turun dari mobil dan menghampiri kedua laki-laki itu.

"Gue gak bisa anter Lo pulang kayanya Ra, gue harus jemput papa gue di Bandara."

"Terus gue gimana?" Dengan nada kesal.

Rey mengarahkan pandangannya ke arah Altair yang dari tadi hanya diam dengan muka datarnya.

"Al, Lo bisa kan anterin dia pulang sekalian dia anter Lo ke SMA Dirgantara ?"

"Ga us ... " ucapan Layra terpotong cepat oleh Altair.

"Oke ga papa, cepet naek!" titah Altair sambil menuju mobil mewahnya.

Layra menatap tajam ke arah Rey sambil berjalan ke arah mobil Altair, "Tenang aja kali Ra, dia bukan harimau tapi es batu."

Malas berdebat dengan laki-laki itu Layra memilih tidak menjawab ucapan Rey, lalu masuk ke dalam mobil Altair, Altair pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tidak ada yang membuka suara selama perjalanan, hanya ada suara musik yang terdengar yang diputar oleh Altair untuk memecah keheningan. Terdengar lagu anak kecil setelah beberapa lagu yang diputar acak.

Ku pandang langit
Penuh bintang bertaburan
Berkelap-kelip
Seumpama bintang berlian

Tampak sebuah
Lebih terang cahayanya
Itulah bintang ku bintang kejora
Yang indah slalu

"Lo nyimpen lagu anak kecil juga?" Tanya Layra membuka suara.

"Kenapa? Gak boleh?" jawabnya dingin sambil terus menatap ke depan.

"Bintang Kejora, suatu saat nanti gue pengen jadi dia."

"Siapa?"

"Gue."

"Yang nanya hahaha." Altair tertawa, membuat Layra risih dibuatnya.

"Ying ninyi hihihi," ucap Layra menye-menye.

Layra mengarahkan pandangannya ke arah jendela malas berdebat dengan laki-laki yang menurutnya menyebalkan itu.

Kenapa harus ngomong ke dia anjirr. Gerutu Layra dalam hati.

"Eh Lo itu jadi cewe kaku banget dah, kaya es batu." Celetuk Altair pelan, namun dapat didengar oleh Layra.

"Eh Lo gak ngaca ya, Lo aja kaku, kaya manusia dari kutub! Beku!"

"Gue ngaca, dan gue sadar kalo gue itu ganteng." Jawab Altair dengan bangganya.

Layra memilih diam. Sepertinya dia sudah kehabisan kesabaran melayani laki-laki aneh itu, apa aneh? Ga salah tuh?

Dasar cogan es batu, narsis lagi. Batin Layra.

Bagaimana pun Layra juga wanita biasa, dia mengakui jika laki-laki disampingnya ini memang tampan. Nikmat manakah yang kan kau dustakan?

Jangan ketinggalan up ya!
Biar ga penasaran gimana kelanjutannya^^

Usai DisiniWhere stories live. Discover now