6. Bukan!

29 10 3
                                    

Kalian pasti tau kan cara menghargai penulis :)

Happy reading!><

Setelah beberapa menit diperjalanan, mobil Laksa berhenti didepan sebuah rumah yang bernuansa dengan cat putih berbalut dengan cat emas, menjadikan rumah minimalis  itu terkesan mewah.

Hujan sudah cukup reda, hanya menyisakan gerimis. Layra memberikan jaket yang ia gunakan kepada pemiliknya, lalu ia berkata, "ini ka, makasih banyak."

Namun Laksa menggeleng cepat, "gausah, pake aja sama kamu." Tuturnya.

"Nggak ka ga usah, lagian hujannya kan udah reda," ucap Layra sambil menyimpan paksa jaket tersebut di paha Laksa, lalu ia bergegas turun, "makasih ka," Lanjutnya sambil menutup pintu mobil.

Laksa hanya memperhatikan gadis itu dari dalam mobil sambil tersenyum manis, lalu ia segera melajukan mobilnya menjauh dari rumah Layra. Sepeninggal Laksa, Layra berlalu membuka gerbang dan berlari kecil menuju rumahnya.

Layra memegang kenop pintu lalu mendorongnya, "Ma aku pul-" ia terkejut melihat ibunya sedang berbincang dengan orang yang sangat ia benci.

"Dari mana aja kamu?" tanya laki-laki itu menatap ke arah Layra penuh intimidasi.

"Bukan urusan anda!" Desis Layra penuh penekanan. Lalu ia hendak berlalu, namun …

"Layra kamu harus sopan sama papa!" Bentak Mira melihat perilaku anaknya.

"Dia bukan papa Layra ma! Layra gak harus sopan sama dia!" Sergah Layra sambil berurai air mata, lalu ia berlari menuju kamarnya.

***

Layra memasuki kamar lalu mengunci pintunya, mengurung dirinya seorang diri. Lalu ia duduk ditepi ranjang, meraih Kino -Boneka panda kesayangannya- ia menatap nanar boneka itu.

"Kin kenapa dia harus pulang sih, kenapa dia ga kecelakaan aja?" ucapnya sambil terisak.

Ia menghela nafas panjang, hari ini terasa begitu berat, dimulai harus bertengkar dengan Altair dan kini harus bertemu dengan orang yang dibencinya. Layra merebahkan tubuhnya di kasur, dengan tangan yang masih setia memeluk tubuh Kino yang cukup besar, lalu perlahan ia mulai menutup matanya.

Layra kecil tengah berlari disebuah taman dan terus tertawa bahagia, ayahnya yang mengejar dibelakang tertinggal jauh, "Layra! Udah dulu main kejar-kejaran nya!" Ucapnya sambil terus mengejar putrinya.

"Iya deh, asal aku mau ice cream ya!"Teriak Layra sambil duduk di kursi taman.

Ketika sampai di kursi yang sedang di duduki putrinya, lantas ia bersuara, "Kamu larinya kenceng banget sih," dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Papa aja yang larinya lambat! wlee," ucap Layra sambil mengeluarkan lidahnya.

"Iya deh, kamu mau ice cream rasa apa?"
Tanya ayahnya sambil tersenyum tulus.

"Rasa strawberry dong pa!" Layra tersenyum hingga deretan giginya terlihat.

"Kamu tunggu disini jangan kemana-mana, papa beli dulu ice cream nya," ucapnya lalu melangkah pergi ke tempat ice cream diseberang jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Usai DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang