LaRa 13 -Pengamat-

9.8K 600 31
                                    

"Angin bisa menerbangkan daun yang jatuh hingga menghilang terbawa olehnya, tapi Angin tidak akan pernah bisa menerbangkan perasaanku untukmu ataupun menghilangkannya"

_o0o_

Zara meletakan tasnya di atas kursi, saat ini sekolah masih sangat sepi. Jam 05.30 WIB masih terlalu pagi untuk berada di sekolah. Zara berangkat terlalu pagi karena dia tidak ingin bertemu dengan Papahnya.

"Lah iya, gue udah lama gak ngasih susu kotak ke Langit" ucap Zara sambil menepuk jidatnya

Zara beranjak dari duduknya dan pergi ke kantin. Dia berjalan santai sambil mengamati lapangan yang ada di bawahnya. Dari lantai atas, lapangan terlihat jelas.

"Eh, itu cewek yang sekarang lagi jadi omongan. Lo tahu?"

"Omongan? Apaan emang? Lo kan tahu kemarin gue ga sekolah"

"Dia yang kemarin dimarahin sama Langit di kantin. Dia gatau diri banget tahu, masa dia ngatur-ngatur pacar orang seenaknya"

"Dia ngatur-ngatur Langit? Gatau diri banget sih itu. Langit kan udah punya pacar. Pelakor tuh, kalo gue jadi dia mungkin gue udah gak punya muka buat dateng ke sekolah"

Zara menghela napas kasar, dia berusaha mengabaikan orang yang membicarakannya secara terang-terangan itu. Lagipula apa salahnya memperhatikan Langit? Semua orang tidak mengerti dirinya. Dia hanya mencintai Langit, dia tidak ingin hal buruk terjadi pada Langit. Apalagi Zara tahu, bahwa Bulan tidak benar-benar bisa memperhatikan Langit.

"Zaraa"

Zara memfokuskan pandangannya, dia melihat Mira yang melambai-lambaikan tangannya disana. Zara tersenyum lebar, dia sedikit berlari untuk menghampiri Mira.

"Lo mau kemana?" tanya Mira

"Gue mau ke kantin, biasa" ucap Zara

Mira menyergit bingung, dia menatap Zara dengan pandangan bertanya.

"Maksud?" tanyanya

"Ya elah, masa lo lupa sih. Gue kan biasa beliin susu buat Langit. Walaupun Langit udah ada yang punya, tapi gue kan gak boleh nyerah buat dapetin dia. Masa lo bisa lupain hal itu sih" ucap Zara kesal

Mira memutar bola matanya dengan malas, tanpa mengucapkan satu katapun Mira berlalu begitu saja dari hadapan Zara. Zara menatap kepergian Mira dalam diam, dia paham Mira masih marah pada Langit dan mungkin juga padanya, tapi Zara tahu Mira pasti akan tetap mendukung keputusannya. Zara melanjutkan langkahnya.

"Ibuuu, beli susu kotaknya ya" ucap Zara sambil tersenyum lebar

"Eh neng Zara. Kemana aja jarang beli susunya? Tuh ambil aja di kulkas" ucap Bu Neneng -pemilik salah satu warung kantin-

"Iya nih Bu, Zara sibuk terus eh malah lupa sama kewajiban beli susu kotaknya" ucap Zara sambil mengambil susu di kulkas

"Oalah, kirain neng Zara udah gak lakuin itu lagi. Kan den Langit udah punya pacar"

Zara menghentikan gerakan tangannya, dia menarik napas dalam dan kembali memasang senyumnya.

"Bu minta kertas, solatip sama pinjem pulpennya juga ya" pinta Zara yang langsung dituruti oleh Bu Neneng

Zara menuliskan sesuatu dan menempelkan kertas itu di susu kotaknya. Zara membayar susu kotaknya dan pergi menuju kelas Langit. Kelasnya sedikit ramai, tapi Zara berharap Langit belum datang.

"Eh Zara, ngapain kesini?" tanya seseorang

"Nah kebetulan ada Bagas. Mau nanya dong, Langit udah dateng?" tanya Zara

LAZARAWhere stories live. Discover now