15 - Perasaan Dusta

7K 639 142
                                    

Haii apa kabarnya nih? Sebelum baca vote dulu yuk biar nggak laku makin semangat🤗❣️❣️ Jejak komennya juga jangan lupa ya sayang😍😍

*****

Suka dengan seseorang dengan diam-diam itu susah. Harus sabar dan siap untuk patah hati

*****

Apa yang sempat Misell pikirkan selama perjalanan--tentang dugaan bahwa hari ini adalah hari yang baik baginya--ternyata salah total. Alih-alih senyum merekah yang terus terpatri hingga ia tiba di kelas, gadis itu mendadak cemas dengan keadaan di sekeliling.

Suara bisik-bisik dari sekitar, cemooh, sorot mata tajam yang terang-terangan menatap ke arahnya dan Gerald. Apa yang ia lihat dan dengar pagi ini sungguh tidak pernah ada di pikirannya.

"Misell tuh apaan, sih! Bian emangnya masih kurang apa sampai harus caper ke Gerald?"

"Cantik juga enggak! Murahan iya!"

"Cewek ganjen!"

"Dasar gampangan!"

Misell hanya menunduk dalam-dalam saat telinganya ikut mendengar kalimat kebencian yang ditujukan kepadanya. Gerald yang juga mendengar kata-kata itu langsung membuka suara dengan nada tinggi. 

"Kalian bisa diem nggak? Di sini mau belajar apa mau cari musuh? Apa kalian nggak mikir perasaan orang yang kalian hina?"

Laki-laki itu membuang napas berat dan beralih menatap Misell yang berdiri mematung tanpa berani mendongak. 

"Nggak usah dipikirin, Sell." Suara Gerald merendah.

Namun, alih-alih merasa tenang, Misell merasa dadanya sesak. Gadis itu berlari ke kelasnya. "Aku duluan, Ger." 

"Misell, tunggu!"

Gerald bergegas mengejar Misell. Namun, tidak lama kemudian Misell membalikkan tubuh dan meminta Gerald berhenti.

"Berhenti atau kita nggak akan ketemu lagi," ancamnya yang membuat Gerald dengan berat hati menghentikan langkah.

Laki-laki itu mencoba memahami jika saat ini Misell butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikiran. Setidaknya, memberikan sedikit waktu bagi Misell, mampu membuat hubungannya dengan gadis itu tetap akan baik-baik saja. Sebab, Gerald tidak siap jika harus berpisah dengan Misell dan bersikap layaknya orang asing.

*****

Bian yang baru saja tiba di sekolah langsung menuju kelas Misell untuk menemui gadis itu. Ia yakin jika Misell saat ini sedang tidak baik-baik saja, karena sejak ia di parkiran, nama Misell dan Gerald terus-menerus terdengar.

Bian semakin tidak bisa menahan kekalutannya saat mendengar perkataan kasar yang ditujukan kepada Misell. Tatkala laki-laki ber-hoodie navy itu tiba di ambang pintu kelas IPA-1, tatapan matanya langsung jatuh pada perempuan yang tengah menundukkan kepala di atas meja dengan berpangku kedua lengan.

Belum banyak yang datang. Hanya ada Misell dan beberapa anak yang sedang menyapu dan piket membersihkan kelas. Sementara, Salsa sepertinya belum datang karena terbilang masih pagi. Bian menghampiri meja Misell dan menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bicara.

Bicara (COMPLETED)Where stories live. Discover now