20 - Pengakuan Rasa

7.7K 667 137
                                    

Haiii❣️ sebelum baca aku mau minta votenya boleh? Bilanng udah ya kalau udah vote hihi😋

Jangan lupa tinggalkan jejak guys biar nggak jomblo teruss /eh apa hubungannya😅

*****

Aku sama sekali tak pernah memperkirakan bahwa semua akan berakhir seperti ini. Maaf, semua ini di luar kendaliku

*****

Bian memasuki kelasnya dengan ekspresi datar. Ia duduk di bangkunya dan membanting tas yang sedari tadi ia bawa ke mejanya begitu saja.

"Ah, payah lo! Masa cuma gara-gara Misell nggak masuk sekolah jadi lemah, letih, lesu, lunglai kayak gini? Oh iya, tambah satu lagi. Kesepian," celetuk Tama ketika melihat ekspresi Bian saat masuk ke dalam kelas.

Bian mendengus mendengar ucapan Tama kepadanya.

"Emang bener ya, alasannya gitu?" sahut Arya.

"Sana deh kalian, gue nggak mau diganggu," usir Bian.

"Ya ampun, Bian! Apa salahnya sih, jujur sama kita? Kenapa lagi sekarang?" tanya Arya tidak menyerah.

Bian mengembuskan napasnya kasar seraya berkata, "Gue putus."

Tama dan Arya sama-sama tercengang mendengar jawaban Bian. "Serius lo?"

"Bukan putus, sih, karena nggak ada kata putus di antara kita. Gue cuma bilang kalau perasaan gue sebenarnya buat Misell dan Tiara nerima itu. Jadi, ya udah," kata Bian melanjutkan ucapan sebelumnya.

"Ya kalau kayak gitu, secara nggak langsung lo sama aja mutusin Tiara bege!" Tama berkata tegas sambil menahan emosi.

Bian mendongak setelah mendengar respons Tama. "Gue jahat ya?"

Tama dan Arya hanya mengangkat kedua pundaknya dan mengalihkan pandangan ke arah lain, seolah sudah menyerah dengan perjalanan cinta Bian yang diperumit sendiri oleh laki-laki itu.

*****

"Bi, pulang sekolah nanti gue nebeng lo ya," ucap Salsa seraya menyendokkan batagor ke dalam mulutnya.

Saat ini Salsa memang sedang makan di kantin bersama Bian, Tama, dan Arya, karena Misell sedang tidak masuk ke sekolah.

"Rumah lo 'kan, nggak searah sama gue, Sal. Nggak mau, ah! Males," tolak Bian.

Salsa menggeram kesal. "Dengerin gue dulu dong!"

Bian mendengus pelan sebagai jawaban.

"Gue mau ke rumah Misell. Katanya, dia udah boleh pulang hari ini. Lo ikutan ke sana juga, 'kan?" tanya Salsa memastikan.

"Nggak," jawab Bian singkat setelah laki-laki itu sempat menggelengkan kepala.

Salsa, Tama, dan Arya sama-sama terkejut dengan jawaban Bian. Hal tersebut tentu bukan hal yang biasa, karena semua orang pun tahu jika Bian akan selalu ada untuk Misell.

"Yakin, lo?" Salsa memastikan lagi.

"Gue ada janji main futsal sama anak-anak," ucap Bian seraya melirik ke arah Tama dan Arya.

Tama dan Arya tentu kebingungan mendengar jawaban Bian karena mereka sedang tidak ada jadwal main futsal hari ini. Namun, setelah keduanya menangkap sinyal dari Bian, pada akhirnya Arya membuka suara terlebih dahulu.

Bicara (COMPLETED)Kde žijí příběhy. Začni objevovat