Firda Bercerita (2)

64 20 0
                                    

"Sekuat apa pun kamu menyembunyikan sesuatu, lambat laun akan tercium bangkainya."

Gadis itu bersikap seolah-olah sedang baik-baik saja, melakukan usaha untuk tetap tersenyum.

Raut pucat menghiasi penampakkan wajahnya, kemarin ia memuaskan tangisannya. Sehingga kedua matanya sembap, tidak bisa dipungkiri lagi. Sepanjang malam memang gadis itu menangis tiada henti.

"Matamu kenapa, Pir? Kok sembap gitu?" tanya Lili.

"Gak papa, kemarin nangis aja."

"Nangis kenapa?"

"Gak perlu tau."

Kedua tepi mulut Lili manyun beberapa senti, ia kesal dengan Firda. Firda akhir-akhir ini tertutup, enggan bercerita.

Sekuat apa pun Lili memaksa Firda untuk bercerita, gadis itu masih tetap tutup mulut. Firda tidak ingin orang lain tahu perihal isi hatinya yang rapuh itu.

Ia belajar untuk tidak terus bercerita ke sana dan ke sini, menurutnya cerita kehidupannya itu ada sisi privasi yang harus dijaga kerahasiaannya.

"Aelah, sekarang kamu gak ngeh bat," gerutu Lili.

Kedua tangan Firda justru bergerak untuk memeluk Lili, Firda memeluk Lili dan berbisik, "Yakin aku nggak ngeh? Siap-siap aja Jungkook bakalan aku tikung."

Lili mendorong Firda, melepas pelukan Firda yang erat itu. Kuping Lili merasa panas mendengar bisikan Firda tadi. Tidak seharusnya Firda berkata seperti itu, Lili sangat mencintai Jungkook, berhalu yang tidak-tidak.

"Kalo lo nikung gue, gue akan santet lo!" Jari telunjuk Lili menunjuk-nunjuk Firda. Ia seperti mengancam gadis itu.

Yang dilakukan Firda hanya terkekeh, gadis itu benar-benar marah jika Jungkook akan ditikung olehnya. Sudah tahu itu halu, mana bisa Firda menikung Jungkook? Wajah Jungkook saja, Firda tidak tahu.

"Gausah ketawa, gue doain lo putus sama Hans!" ancam Lili untuk kedua kalinya.

Firda tersenyap akibat ucapan Lili tadi, gadis itu kembali teringat Hans. Ia berusaha melupakan, mengapa ada makhluk yang masih menyebut namanya? Firda meremas-remas saku celananya.

Lili nampak kebingungan, pasalnya ia hanya bercanda. Ia tidak tahu bahwa Firda menganggap ucapannya tadi serius.

"Eh, Pir. Maaf, aku tadi bercanda. Maaf juga, tadi manggil kamu pakek gue." Lili memandang wajah Firda yang menunduk.

Kepala Lili menunduk untuk mengintip wajah Firda yang teraut masam. Lili tidak tahu jika akan berakhir seperti ini. Ia merasa bersalah, suasana canda tawa berubah kegaringan yang meliputi kesedihan.

"Pir," panggil Lili.

Kepala Firda terdongakkan, ia melempar senyum untuk Lili. Firda tahu bahwa Lili tadi hanya bercanda, ia memaklumi Lili. Lagian juga, dirinya sudah benar-benar putus dengan Hans.

"Gak papa, Li. Aku tau tadi kamu hanya bercanda."

"Terus kamu kenapa sedih?"

"Prank!"

Mata Lili membulat, ia tidak tahu maksud Firda. Prank? Lili tidak paham, maklum IQ-nya belum di atas rata-rata. Otaknya belum maksimal berfungsi, fungsi otaknya hanya untuk Jungkook, Jungkook, dan Jungkook.

"Apa sih, Pir?" Lili merengek dan memukul-mukul lengan Firda.

Firda kesakitan dan terpaksa jujur. "Lo itu, ya. Otaknya kusut, lo ingat waktu lo akting saat gue minta maaf sama lo, tapi lo gak maafin gue?"

The Difference Between Us [End]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα