43- The 🍂

445 69 30
                                    

Putar lagunya ya biar lebih kerasa ehe

🍂🍂🍂

"Jaemin-ssi."

"Hmm..." Jaemin yang memandang kosong keramaian di luar gedung dari ruang tempat dia di tahan hanya berdeham.

"Jaemin-ssi." panggil Soa sekali lagi.

"Maaf Soa-ssi. Aku sedang tidak dalam keadaan yang baik untuk diajak berbincang." Balas Jaemin tanpa menoleh.

"Jaemin-ah."

Jaemin sedikit terkejut dengan cara Soa memanggilnya. "Kurasa kita tak cukup dekat untuk kau memanggilku seperti itu."

"Nana."

Jaemin terkejut, kontan ia menoleh kearah Soa yang tengah tersenyum puas. "Maaf Jaemin-ssi. Aku harus melakukan itu jika aku ingin kau menatapku."

"Ada apa?" tanya Jaemin mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Kau tampak menyedihkan."

"Lalu apa urusanmu?"

"Urusanku? Mataku tak bisa melihat kau yang menyedihkan."

"Hng? Aku tak bisa mengerti arah pembicaraanmu."

"Jaemin-ah—Izinkan aku memanggilmu seperti ini." Soa dengan cepat meminta izin saat melihat bibir Jaemin bergerak, sekiranya untuk melayangkan protes.

Jaemin menghela napasnya, "Terserahmu. Aku tak mau membuang habis tenagaku."

"Kau melihat sangat menyedihkan."

"Tidak, aku keren bukan? Aku masih bisa tersenyum." Balas Jaemin acuh tak acuh.

"Senyum mana yang kau maksud?Kenapa tidak kau bilang pada mereka, berteriaklah pada mereka kalau kau tidak baik-baik saja."

Jaemin mendecih pelan, "Untuk apa?"

Soa mengangkat satu alisnya, "Kurasa kau tak perlu bertanya padaku untuk apa."

"Kata mereka aku keren saat mereka tau aku mampu mengatasi segalanya. Aku akan menunjukkan itu. Tetap keren di mata mereka."

Bagaimana aku jatuh cinta padamu?

"Kau bodoh."

Jaemin tersenyum samar, "Kau bilang aku menyedihkan, bodoh, lalu apa lagi?"

"Awalnya aku tak mau membenci gadis itu." cicit Soa.

Kenapa ini sangat terasa sakit?

"Apa maksudmu?"

"Awalnya aku tak mau membenci gadis itu." Ulang Soa.

"Apa maksudmu?!" Tekan Jaemin sekali lagi.

"Awalnya aku begitu mendukungmu dengannya."

Tak pernah ingin siapapun disalahkan.

Jaemin melangkah maju mendekat ke arah Soa yang menatap sendu padanya. "Bisa kau bicara dengan kata yang mampu langsung aku pahami?"

Soa menatap langsung pada mata tajam Jaemin. "Kenapa kau membedakan kami?"

"Kami?"

"Kenapa kau dapat menangis di bahunya dan mengatakan bahwa kau sedang tidak baik-baik saja sedangkan pada kami kau selalu terlihat kuat dan baik-baik saja?! Sentak Soa.

Jaemin tersentak dan berjalan selangkah mundur. "K-kau..."

Dapatkah aku menyentuhmu jika aku katakan aku mencintaimu ribuan kali?

Are We? Forever(End)Onde histórias criam vida. Descubra agora