Tiga bulan itu sangat singkat menurutku, bahkan aku tidak dapat berpikir lagi. Apalagi jejakmu saja, masih terasa hingga sekarang. Seandainya, tiga bulan itu aku tidak harus memungut dirimu. Bahkan, aku merasa jiwa ini seperti memiliki efek telepati kehadiranmu. Aku sendiri berharap banget, kalau kamu itu bisa bicara. Aku pasti senang, sayangnya kamu tidak mengerti apa yang aku ucap kepadamu.
Setiap hari, kamu mengerti jadwalku. Apakah kamu dulu hidup di dunia masa lampau? Seperti diriku? Bangun pagi jam delapan, makan siang jam dua – kadang bisa jam tiga. Kamu menunggu di depan pintu mengharapkan bahwa aku akan berikan kamu sepotong makanan.
Padahal, niatanku tidak seperti itu. Aku hanya kasihan padamu. Seandainya pemilik rumah ini mengizinkan dirimu tidur di tempat yang layak. Mungkin, aku merawatmu sepenuh jiwa, dan kasih sayang. Tetapi, semua itu hampa. Tak ada yang menginginkanmu. Bahkan, aku sendiri saja tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, setiap tidur suaramu selalu mengganggu istirahatku. Aku tahu, kamu lapar. Kulihat jam di ponselku, pukul sepuluh malam. Hatiku meronta-ronta seketika, dan suara gemuruh dari langit telah bersuara.Aku pun membatin, “Apakah nanti akan terjadi hujan deras?”
Pertanyaan itu terus-terusan terngiang-ngiang di kepalaku, aku mencoba untuk mengabaikan suaramu. Ku berusaha untuk memejamkan kedua mata, dan menganggap tidak mendengar apa pun. Namun, tetap sama! Mataku tak dapat memejam sempurna. Entahlah, aku tak mengerti pada diriku sendiri. Aku segera bangun dari posisi tidurku, ke dapur buatkan sesuatu.
Saat aku akan memberikan segelas susu kepadamu, aku tidak menemukan dirimu. Seakan kamu datang menyambut kehadiran sepintas saja. Padahal aku tulus berikan secangkir susu untukmu. Ku mencoba mencarimu, dan memanggil dirimu. Namun tetap nihil, tak ada jawaban darimu.Keesokan harinya, tepat jadwal kubangun. Mengeluarkan barang jualan dari dalam rumah. Kemudian, aku dikejutkan sesuatu. Ya, kamu entah datang dari mana, bahkan kamu mengelus kakiku dengan bulumu yang lembut itu. Aku tidak tahu maksud dari elusan manjamu. Kubiarkan, setelah selesai mengeluarkan semua barang tadi. Aku kembali masuk ke dalam, kubiarkan dia di sana seharian.
Hari telah siang, perut terasa keroncongan. Aku pun memilih untuk mengisi perut. Kemudian, suara itu memanggil seakan dia meminta untuk diberikan makanan padanya. Aku melirih sejenak, dan melanjutkan kembali makananku. Sengaja memperlambat. Sepuluh menit telah berlalu, aku selesai dengan makan siangku yang seharusnya makan sore. Aku keluar untuk membuang sisa tulang ke sembarangan tempat. Kembali lagi, aku dikejutkan olehmu, dan di sinilah aku mulai perhatian padamu.Aku berniat untuk memeliharanya, walau dia harus tidur di luar. Andai saja, pemilik rumah ini mengizinkan mungkin aku akan buat satu rumah khusus untuk dia. Akan tetapi, semua tak berpihak. Aku hanya bisa berikan dia makanan dari sisa kumakan. Kadang, dia tidak pernah buat onar di rumah ini, apalagi dia juga bersih. Aku suka dengan caramu. Tidur seadanya, selama dua bulan, aku tidak berani memegang dirinya. Karena aku takut dia tidak suka disentuh. Ketika aku tak berada di tempat, dia juga tidak ada di rumah ini.
Satu bulan terakhir, genap tiga bulan. Aku mempunyai teman sepertimu. Bermain manja denganku, aku berani memegangmu hingga mengelusmu. Entah kenapa, firasat itu tidak dapat ku bendung lagi. Ketika ku menemukanmu tergeletak tak bernyawa lagi. Kamu pergi sangat menyakitkan, kamu pergi dengan sangat keji. Semua karenaku, tak berikan dirimu makanan, kamu harus memilih untuk mengakhiri dengan cara racun dari makanan pemberian orang tak dikenal.
Pada akhirnya, aku harus menguburkanmu di depan rumah, sebagai kenangan jejak terakhir kebersamaan kita selama ini. Bahkan hingga kini, aku masih merasa kamu ada, dan menunggu kehadiranku berikan makanan kepadamu. Suaramu selalu membuatku sulit melupakanmu. Selamat tinggal Kay. Nama yang ingin kuberikan kepadamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella's Vampire ( COMPLETE )
Short StoryStatus Cerita : Proses Cetak Membaca kumpulan cerita ini akan membuatmu merasakan sensasi yang tak pernah kamu alami. Tertawa, sedih, ketakutan, semua bisa kamu rasakan dalam buku yang mencakup semua genre dari berbagai penulis. Temukan Penulis Fav...