22. Gosip

429 27 1
                                    


Gosip tentang Tayesya membuat Arthur marah saat di Taman belakang Sekolah menyebar luas di grup WA dan Line murid-murid SMA Trijayanda. Tayesya beberapa hari terakhir selalu dibicarakan dan dicap sebagai perempuan tak tahu diri. Bahkan, beberapa teman perempuan dikelasnya mengucilkan Tayesya.

Tayesya seperti berjalan didalam labirin yang tak pernah ada pintu masuk dan keluar. Labirin tersebut terbuat dari kaca yang dapat memantulkan bayangan Tayesya, baik dari depan maupun belakang.

Disisi lain Orly dan Retha yang baru beberapa hari di SMA Trijayanda masih belum mengetahui lebih dalam tentang gosip yang beredar di kalangan murid SMA Trijayanda. Yang mereka ketahui hanyalah belajar dan belajar.

"Retha, kenapa sih murid-murid disini pada kayak sibuk banget liat HP mereka?" Orly memasukkan sesuap nasi ke mulutnya dan mengunyahnya secara perlahan.

"Retha juga gak tau, mungkin ada hal yang penting." Sahut Retha sambil mengangkat kedua bahunya dan mengambil sayuran yang ada dibekalnya dengan sendok besi.

"Tapi, Orly penasaran. Orly mau coba nanya sama yang lainnya."

Retha yang sedang mengunyah sayuran menjulurkan tangannya ke depan untuk mempersilahkan Orly bertanya.

Orly yang mengerti dengan bahasa tubuh Retha langsung menggapai dan menepuk pundak seorang perempuan yang menggunakan kerudung berwarna putih di depannya.

"Permisi, boleh kenalan gak?"

"Oh, eta mah sudah pasti. Panggil aja Rika, R-I-K-A. Rika." Eja Rika dengan heboh.

"Nama kamu Orly sama Rata, kan?" Tunjuk Rika secara bergantian.

"Maaf, bukan Rata. Tapi Retha," ralat Retha.

"Oke, mohon dimaafkan." Rika menangkup kedua lengannya sambil digoyang-goyangkan.

"Tenang aja."

"Emmm, Orly mau nanya. Kok murid-murid disini pada sibuk ngeliatin HP mereka?"

"Oh, biasa itu mah setiap kali ada gosip pasti murid-murid disini langsung megang HP." Jelas Rika sambil melambaikan tangannya.

"Gosip?" Tanya Orly yang tak tahu.

"Iya, digosok makin ahsip." Kata Rika sambil mempraktekkan gerakan Ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian di papan penggilesan.

"Orly gak ngerti."

"Maksudnya Rika tuh, ngomongin orang lain." Ujar Retha.

"Selamat, anda mendapatkan uang jutaan rupi'ah." Ucap Rika dengan menggunakan qalqalah pada kata "rupiah" sambil menjabat lengan Rika.

"Yey!" Canda Orly sambil ikut gembira.

"Oke, kembali ke laptop." Jeda Rika, "Masih ada yang mau ditanyain lagi?"

"Masih, Orly mau nanya emang lagi pada ngomongin siapa?"

"Tentang Tayesya sama si itu tuh." Suara Rika mendadak semakin lirih ketika menyebut "si itu" dan dari pipinya terlihat sesuatu yang menonjol sambil mengarahkannya ke Arthur.

"Oh." Sebut Retha dan Orly secara berbarengan.

"Kok bisa?"

"Biasa tentang ini loh." Rika membentuk tanda hati pada jarinya sambil memaju mundurkannya, kemudian membelahnya menjadi dua.

Retha yang menyimak dengan betul arti dari gerakan tangan Rika langsung mengerti maksud Rika. Sedangkan, Orly yang masih polos sama sekali tidak mengerti gerakan tangan Rika.

"Maksudnya, sakit perasaannya." Jelas Retha sebelum Orly bertanya.

"Tapi, Orly masih penasaran sama yang namanya Tayesya."

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang