30. CCTV

365 28 0
                                    


Arthur berjalan menuju ruang IT dengan ditemani Bima dan Kyle. Ini adalah hal yang jarang terjadi bagi Arthur, biasanya Arthur ketika waktu istirahat akan pergi ke Perpustakaan ataupun hanya diam di kelas sambil membaca buku.

Namun, bagi Arthur keadilan adalah hal yang paling penting bagi, dibandingkan dengan Perpustakaan dan juga buku. Kini misinya adalah mencari bukti tentang kejadian kemarin.

Disinilah tempat pertama yang harus ia kunjungi untuk mendapatkan bukti, ruang IT. Arthur membuka knop pintu ruang IT dan didalam sudah ada Pak Wibowo yang sedang mengawasi setiap CCTV di SMA Trijayanda dari layar monitor.

"Tumben pada kesini, ada masalah apa?" Selidik Pak Wibowo.

"Bapak kok gak di Pos satpam?" Tanya Kyle.

"Orang nanya malah di tanya balik." Gumam Pak Wibowo yang masih bisa terdengar Kyle.

Bima yang tampak penasaran dengan aktivitas yang dilakukan Pak Wibowo didepan monitor, melangkahkan kakinya ke belakang kursi Pak Wibowo.

"Oh, jadi Bapak lagi liat CCTV sekolah."

"Bukan, Bapak lagi nonton drakor yang ada pelakornya."

"Bapak kayaknya harus operasi pengangkatan mata." Ejek Kyle yang ikut memperhatikan rekaman CCTV dari belakang.

"Kalian pada ngerti joke gak sih? Orang Bapak bercanda malah dianggap serius." Omel Pak Wibowo.

"Kita juga bercanda Bapak." Jawab Bima dan Kyle serempak.

Pak Wibowo menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menepuk keningnya, tak percaya dengan Bima dan Kyle yang bisa menjadi peringkat 2 dan 3 di SMA Trijayanda dengan sikap mereka yang seperti ini.

"Emangnya harus banget yah, Pak ngeliat CCTV." Heran Bima.

"Masalahnya Bapak kemarin lupa matiin CCTV, jadi sekalian aja Bapak periksa."

Lucky. Keberuntungan dan kemenangan sudah pasti berada digenggaman Arthur, kini sudah tiba saatnya Arthur menegakkan keadilan.

Arthur menatap lekat CCTV yang berada dilayar monitor. Arthur dapat dengan jelas melihat Orly yang sedang berjalan menuju Perpustakaan dan dibelakangnya ada seorang perempuan yang membuntuti Orly dengan ciri-ciri sama persis dengan Isabel. Namun, tiba-tiba layar monitor menampilkan warna hitam.

"Kok mati, Pak? Orang kita lagi asyik-asyiknya nobar drakor yang ada pelakornya." Olok Bima.

Pak Wibowo mendesah. "Mati lampu."

Kini semuanya sudah jelas. Arthur berjalan keluar dari ruangan IT dan menuju ke kelas, Bima dan Kyle dengan buru-buru mensejajarkan tubuhnya dengan Arthur.

"Thur, lu kenapa?" Tanya Bima.

"Bim, Ky. Sepulang sekolah cegah Isabel keluar dari kelasnya." Arthur mulai menjelaskan rencananya dan Bima sesekali memberikan masukan tambahan tentang rencana Arthur. Sedangkan, Kyle mengangguk mengiyakan.

Tuhan telah mengirimkan karma bagi Isabel dalam jelmaan manusia. Kini, umur Isabel di SMA Trijayanda tidak akan lama lagi.

*****

Bima dan Kyle masuk ke dalam kelasnya Isabel yang menyisakan Isabel seorang diri. Isabel mundur selangkah ketika melihat Bima dan Kyle masuk ke dalam kelasnya.

"Mau pada ngapain lu berdua kesini?" Curiga Isabel seraya menatap tajam Bima dan Kyle.

"Mau interogasi lu." Tegas Kyle to the point.

"Terus lu berdua mau nanya apa? Jangan lama-lama gua mau pulang." Isabel menaikkan sebelah alisnya.

"Apa maksud lu sampai ngebuat Orly pingsan di toilet?" Tanya Bima."

"Gue gak pernah tuh ngebuat dia pingsan." Jawab Isabel dengan percaya diri.

"Pede amat Mbak, yakin gak mau jujur? Atau mau nunggu Pak Wibowo ngelapor ke Pak Mulyana? Habis itu bye-bye dari sekolah." Senyum licik tergambar jelas di wajah Bima.

Isabel meneguk ludahnya, kini dirinya terpojok. Isabel mau tidak mau harus berkata jujur dan membiarkan Arthur menang, asalkan dirinya tidak di DO dari sekolah.

"Oke, oke gua jujur. Gua yang ngelakuin itu." Isabel tak suka jika dirinya harus mengucapkan ini. "Gua minta maaf dan gua mohon jangan laporin gua ke Pak Mulyana."

Kyle mengeluarkan handphone-nya dari saku celana kanannya dan menunjukkan layar HP-nya ke arah Isabel. Isabel tampak terkejut dengan layar handphone Kyle.

"Terimakasih atas kerjasamanya." Ucap Kyle puas.

Sial! Umpat Isabel.

Isabel serasa mati kutu ditempat. Sejak awal Isabel telah masuk perangkap Bima dan Kyle. Sungguh bodoh sekali dirinya bisa ditipu oleh adik kelasnya sendiri.

Seharusnya derajat senior lebih tinggi dibandingkan junior, namun hal tersebut tidak berlaku bagi Bima dan Kyle. Mereka bisa membuat para senior-nya tunduk jika ada yang berani berbuat semena-mena terhadap mereka.

Kyle mematikan rekaman suara di HP-nya. "Kalau lu mau tetep sekolah disini, lu gak usah banyak gaya dan deket-deket sama Arthur."

Isabel termenung, ia tak tahu apa yang akan terjadi ke depannya jika menuruti ucapan Kyle. Untuk sementara waktu Isabel akan mengikuti perintah Kyle, namun jika ada celah untuk membalaskan dendamnya maka ia akan melakukannya dengan cepat.

Bima dan Kyle membalikkan badannya dan meninggalkan Isabel yang berada diambang kebingungan. Isabel menatap benci Bima dan Kyle, ingin rasanya ia menusuk mereka dari belakang saat ini juga. Namun, ini bukan saatnya.

Ia harus memiliki rencana yang tersusun rapih sebelum melancarkan aksinya dan bagaimanapun juga Arthur harus menjadi miliknya, harus! Rasa cintanya terhadap Arthur harus bisa terbalaskan bagaimanapun caranya, bahkan jika harus menyakiti orang disekitarnya.

Pokoknya gua harus dapat cinta lu, Arthur!!

Maaf yah, kalau di part ini rada gak jelas atau gak nyambung antar katanya.

Mohon dimaafkan.

Salam FSR,

*****
About me?

Follow Instagram: basztian11.2

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang