The Arter : one

44 10 7
                                    

Aku Park da yeon gadis berambut caramel dengan mata bulat memiliki seorang kakak laki-laki bernama park chanyeol ibu bernama idzlyn cordward setelah menikah dengan ayahku yang bernama Park Junsoo ibu menyandang marga park. Ibu ku sudah lama meninggal mungkin saat aku umur 10 tahun dan chanyeol oppa 13tahun.

In calling"Annyeonghaseyo oppa, aku sedang dibandara, jika aku sudah sampai akan kmu kabari, iya astaga oppa kau sangat cerewet. Nanti setelah sampai korea aku telfon lagi dadah.Tuuuuut " .

Amma bhogosipda, setelah mengucapkan kalimat itu terdengar panggilang pesawat london-korea. Pesawat pun lepas landas membawa ku meninggalkan London, membawaku ketempat dengan 1001 kenangan.
Drt drt drt "nee, sudah di bandara? Jika sudah di incheon telfon lagi saja, sebelum ke sini sudah sarapan kan? lagi pula apa kau yakin akan pulang ke korea? Aku ini khawatir yeon dan kau malah bilang aku ini cerewet? Haissh tid- tutututut" kebiasaan lama mu tidak berubah.
"apa dia tidak bisa cepat sedikit ya, aku ini lelah berdiri menunggu begini bisa bisa nya membuatku mau mati berdiri" belum selesai menggerutu Haaap ada seseorang yang memelukku dari belakang.

"merindukan ku?" ku lihat kebelakang dan ya aku menemukan laki laki yang ku cari, iya dia chanyeol laki laki yang memiliki perawakan tinggi, tunggu heemmm ku rasa dia banyak melakuakan olahraga lihatlah tubuh nya semakin atletis lebih bagus dari dua tahun sebelum nya.

"kau menang aku merindukan mu hiks hiks hiks" tangis ku tak dapat di bendung lagi terpisah selama belasan tahun dengan jarak yang lumayan antara London -Korea membuatku benar-benar hampir tidak pernah bertemu dengan dia.

"shuuuut sudah jangan menangis ayo pulang akan ku buatkan makanan kesukaan mu"Ucap nya, tidak ku gubris perkataan nya aku masih sibuk menjatuhkan perasaan rindu ku pada dada bidang milik kakak laki-laki ku ini seolah itu tidak pernah habis.

Mencari sosok yeonie bukan lah hal sulit bagi chanyeol rambut caramel nya seolah menjadi ciri khas tersendiri, padahal ada banyak wanita korea dengan rambut caramel tapi bagi chanyeol rambut adik nya berbeda.
Setelah menemukan sosok yang ku cari aku langsung memeluk nya dari belakang aku memang sangat merindukan dia.

"merindukan ku?" ku lihat dia menoleh kebelakang dengan air mata yang siap tumpah kapan pun "kau menang aku merindukan mu hiks hiks hiks" tangisan nya membuatku melonggarkan pelukan ku, ayolah jangan menangis itu terlalu menyakitkan. Di perjalanan yeonie tidak banyak bicara mungkin lelah atau memang belum mau membuka percakapan dengan sang kakak membuat chanyeol gemas, adik nya melamun dengan mengerucutkan bibir tapi mata nya seolah menerawang jauh entah kemana.

"ahh akhirnya sampai juga, ku kira kau berniat menjual rumah ini oppa"

"jika ku jual mau tinggal dimana aku"
Ku langkah kan kaki ke atas membuka pintu kayu berwarna abu-abu dengan nama park jeon yeonie tidak ada yang berubah kecuali kamar yang selalu bersih dan rapih siapa lagi kalau bukan park chanyeol yang membersihkan dan merapihkan, mata ku seolah tidak mau berhenti mengamati interior kamar hingga satu benda membuat mata ku membola, iya foto keluarga ku saat masih lengkap.
Tangan ku seolah bergerak dengan sendiri nya menyentuh benda pusaka itu "amma appa" ahh hampir saja butiran kristal itu mengalir jika tidak ku dengar suara husky kakak ku itu

"yeonie cepatlah mandi dan turun ke bawah untuk makan jika tidak makanan nya akan dingin". Setelah selesai dengan ritual bersih-bersih aku turun ke bawah disana sudah ada laki-laki yang ku rindukan entahlah rasa nya rindu ku pada chanyeol oppa tidak akan pernah habis.

"makan lah oppa tau kau lapar". Aku tersenyum saat iya mulai menyantap masakan yang ku buat, seolah aku menemukan prak jeon yeon kecil ku adik perempuan satu-satu nya, wanita kedua yang ku cintai setelah amma.

The ArterWhere stories live. Discover now