The Arter : 3

14 5 4
                                    

Happy reading all🥳🥳🥳

  Seuli hanya menatap kosong ke depan entah apa yang ada di pikiran setelah dia keluar pagi tadi tubuh nya seolah minta diistirahatkan tapi pikiran nya memaksa untuk tetap menyelami masalalu yang bisa dibilang sangat rumit.

“haaah pada siapa aku harus bertanya dan bercerita, siapa yang dapat aku mintai petunjuk dari semua ini?” entahlah aku hanya ingin ini selesai dan kembali normal hidup tanpa di bebani bayang banyang masalalu dan penyesalan adalah impian ku.

“seuli astaga apa kau tuli aku memanggil mu sedari tadi?” mungkin aku terlalu banyak melamun hingga aku tidak sadar jika hwanda sudah ada di samping ku.

“maaf aku hanya sedang banyak pikiran” ucap ku lesu.

“astaga hey begini, baik aku dan kau ini sama sama punya masalah yang sama, aku bingung kenapa tuhan sangat pintar dalam takdir?” ucapan nya mulai serius.

“mungkin tuhan ingin tahu seberapa mampu kita dalam hal ini” ucapku seolah aku ini adalah wanita kuat dengan segala bentuk takdir yang sudah di susun rapih oleh tuhan, astaga seuli sadar lah kau juga wanita lemah bahkan melawan pun tidak bisa.

“sekuat apapun manusia mereka punya titik paling lemah seuli, aku tau kau hanya tidak bisa bercerita dan berusaha memendam itu sendirian” kali ini aku bisa melhat tatapan lembut dari hwanda tidak aku sangka wanita arogan penuh ambisi dan dendam ini punya tatapan mata yang lemut sebenarnya.

“hwanda kau, maksud ku maaf aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan ini tapi kau pun tau rasanya karena sama sama ada di posisi ini, jadi aku rasa tanpa diceritakan kau pun pasti mengerti tentang perasaan ini” mata ku mulai menerawang jauh, jauh sekali sebelum semua ini terjadi.

“ahhhh sudahlah jangan bersedih aku kemari untuk mentraktir mu sebab kemarin aku tidak membelikan mu sesuatu” cengirang khas nya mulai keluar.

“hey kau benar, kaki ku terasa akan putus dari sendi nya kemarin” aku kembali jengkel jika ingat itu

“baiklah ayo pergi dan jangan berlama lama” hyema mulai menarik tangan ku dan kami pergi menjelajahi gemerlap dunia.

   Chanyeol bingung saat pulang dari tempat abu, yeonie lebih banyak diam di perjalanan pun dia tertidur mungkin karena lelah menangis tapi kali ini raut wajah nya benar benar menampakkan kesedihan yang mendalam.
Keluar dari mobil yeonie mendahului chanyeol masuk ke dalam rumah.
“ahh kurasa yeonie butuh waktu sendiri” chanyeol pun masuk dan mendudukan bokong nya di sofa ruang tamu.
“ku rasa meminta anak anak kemari tidak salah” .
In calling “ya jin kau dimana? Ahh tidak aku hanya mengundangmu dan yang lain mungkin membuat barbeque menyenangkan, tidak aku hanya ingin bersenang senang tanpa meninggalkan hyeera, bagaimana? Baiklah akan ku tunggu kabari yang lain juga, aku terlalu malas berbica dengan kai dan baekhyun. Ya sudah ku tutup”
setelah menelfon chanyeol naik keatas, pintu kamar hyeera terbuka chanyeol berniat melihat tapi.

“astaga kau apa bisa tidak mengagetkan ku?” yeonie lebih dulu keluar tepat dimana chanyeol berdiri di depan pintu.

“maaf baru saja oppa akan melihat dan menanyakan kau kenapa”

“aku tidak apa apa dan akan selalu begitu” yeonie berlalu turun mungkin ke dapur.

   Tring tring tring “tumben sekali menelfon ku, ini hari libur chan tolong jangan ganggu aku” mau menggerutu pun tidak akan berubah aku akan tetap mengangkat itu.
yeoboseo, aku di rumah ini kan hari libur, ada apa jangan bilang kau punya tugas untuk ku? Ahh apa ada masalah di rumah? Baiklah aku akan kesana. Kau ini ada apa dengan kau dan mereka”.
   Dasar padahal aku yang minta jangan memberikan tugas tapi malah aku yang menanyakan apa ada masalah, dari pada berlama lama mari kita makan enak.
Setelah menelfon kai dan baekhyun aku langsung melesat mengendarai mobil sport ku menuju rumah si caplang ini mungkin sekalian melihat puber dari adik perempuan nya.

The ArterWhere stories live. Discover now