The Arter : 6

14 2 0
                                    

   Yeonie sangat tidak nyaman dengan pakaian ini, dan lagi beberapa karyawan melirik nya dengan tatapan aneh ada yang memuja karena baru kali ini yeonie ke kantoe dengan pakaian seperti ini dan ada tatapan tidak suka juga tentu nya.

“cih apa mereka baru melihat tubuh yang seperti ini?” siapa lagi jika bukan hwan.

“hwan, dia kan selama bekerja tidak pernah memakai pakaian terbuka” ucap seuli membenarkan.

"Kalau begitu akan ku buat dia memakai nya terus” ada smirk bangga di wajah hwan.

“jangan berharap hwan! Dia gadis baik baik” ucap seuli.

“kau pikir aku bukan gadis baik? Jangan pikir dengan pakaian terbuka orang orang bisa menilai bahwa aku bukan gadis baik! Lagi pula kita itu sama hanya takdir yang berbeda” hwan menyudahi ucapan nya ketika jenni datang menghampiri yeonie.

“yeon, kau merubah penampilan mu?” tanya jenni heran.

“sulit jika ku ceritakan jen, dan kau akan tidak sangat percaya” ucap yeonie seakan percuma jika dia menjelaskan pada jenni.

“oke oke baiklah, itu terserah mu tapi yang jelas kau jadi lebik cantik dengan itu” jenni mengerling.

“ck, bahkan aku tidak nyaman dengan ini jen” yeonie sedikit menurunkan rok dan crop top yang dia kenakan. Kantor nya memang membebaskan semua karyawan nya dalam  hal busana yang terpenting adalah kinerja kerja mereke.

   Hwan dan seuli sempat memperhatikan bos mereka yang menatap mereka, jenni dan yeonie. Entahlah ada tatapan mata yang tidak bisa di artikan, begitu juga tatapan yeonie, hwan dan seuli.

“nona park, kau baru tiba?” tanya namjoon saat sudah ada di antara mereka.
Yeonie tersenyum canggung dan hanya menundukan kepala nya setelah itu dia melenggang menuju ruangan nya. Namjoon tersenyum ke arah jenni dan berbisik.

“aku mau kau cepat dalam mengurus nya nona lee!” saking dekat nya jenni bisa merasakan nafas namjoon yang berhembus di telinga nya. Jenni hanya bisa menelan ludah nya karena gugup

“ba- baik pak” setelah jenni mengucapkan kata itu namjoon pergi keruangan nya, tapi di tengah jalan dia meneloh ke arah jenni seolah meminta nya untuk ikut ke ruangan bos nya itu.

“sial, apa apaan tatapan nya itu? Ingin sekali aku menendang senjata nya itu”  ucap salah satu dari ketiga wanita tersebut.

“beruntung nya kita langusung meninggalkan tempat itu” timbal teman nya itu.

“astaga yeonie apa yang kau lakukan dengan pakaian ini?” yeonie hanya bertanya heran.

   Setelah jenni keluar dari ruangan namjoon wajah nya agak sedikit kacau, entah apa perintah namjoon pada jenni.

“yeon, keluar lah cepat ada kabar buruk!” ucap jenni tiba tiba saat dia di depan pintu ruangan yeonie. Yang di ajak bicar hanya diam mematung melihat tampilan jenni.

“jen, apa kau ada masalah?” tanya yeonie khawatir.

“tidak ada yeon, kau keluar lah” akhir nya yeonie dan jenni keluar menuju lobby utama di sana ada polisi yang sedang mengintrograsi beberapa karyawan.

“nona park, kemarilah polisi ingin minta beberapa keterangan mu” itu suara namjoon, yeonie berjalan dengan tenang tapi hati nya selalu bertanya “ada apa ini”.

“nona park, ingat aku?” tanya polisi itu. Yeonie mengamati pria yang ada di hadapan nya ini mengingat siapa dia dan.

“seokjin oppa” yeonie agak sedikit terkejut ternyata teman kakak nya adalah seorang polisi atau bahkan agen detektif.

“silahkan duduk terlebuh dahulu, ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan” seokjin mengajak yeonie untuk duduk di kursi lobby utama di temani namjoon dan jenni.

   Mereka semua sudah duduk di kursi dengan yeonie yang duduk di antara namjoon dan jenni berhadapan langsung dengan seokjin.

“hwan, apa menuru mu dia akan kena masalah?” tanya seuli

“ku rasa tidak untuk kali ini seul” timbal hwan

“dan ku harap tidak akan pernah” sambung hwan, seuli hanya bisa memperhatikan hwan pasal nya baru kali ini hwan merasa simpati pada yeonie.

“santai saja yeon, ini hanya percakapan ringan” ujar seokjin memastikan yeonie untuk merasa
tenang.

“maaf oppa, tapi sebelum nya ada apa ini?” tanya yeonie heran.

“begini yeon, dari beberapa karyawan disini mereka bilang kemarin malam kau pulang dengan byun baekhyun, benar?” Tanya seokjin, yeonie hanya mampu  menganggukan  kepala  nya  tanda  benar.

“dan apa kau tau kabar kematian  byun  baekhyun  malam  tadi?” Tanya jin lagi dan itu sukses membuat mata yeonie membola sempurna.

“a...pa? Maksud ku bagaimana mungkin? Malam ketika aku pulang naik taksi dia masih baik baik saja oppa dan aku tidak tahu menahu tentang kematian baekhyun oppa” jawab yeonie.
   Astaga ayolah pagi ini terlalu banyak hal yang tidak masuk akan bagi yeonie. Berawal dengan diri nya yang terbangun di hotel, pakaian kurang bahan di kantong belanjaan nya padahal dia sangat ingat tidak berbelanja malam itu dan ini baekhyun meninggal malam kemarin tepat ketika dia pulang dengan baekhyun.

“kau yakin tidak tahu tentang kematian ini yeon?” selidik jin.

“astaga oppa, tetangga baekhyun oppa pun tahu jika aku pulang kemarin malam dengan taksi tanpa di antar oleh nya “ terang yeonie

“apa tidak ada sidik jari pelaku?” Tanya yeonie lagi.

“pelaku benar benar pintar yeon, satu satu nya bukti mungkin ada pada alat vital baekhyun” ujar seokjin, tunggu apa alat vital? Maksud apa?.

“pelaku mengebiri korban dan bias di pastikan sidik jari pelaku hanya ada di alat vital yang dia bawa kabur serta” itu keterangan dari jin yang mampu membuat yeonie, jenni bahkan namjoon bergidik ngeri, sedangkan para karyawan lain hanya mampu meringis membayangkan mayat baekhyun tanpa kelamin.

“apa yang dia lakukan dengan alat vital baekhyun oppa? Apa dia seorang penjahat kelamin?” Tanya yeonie tidak yakin.

“pihak berwajib masih menyelidiki kasus ini yeon, dan jika kau menemukan kejanggalan tolong beri tahu aku” ucap seokjin menyudahi interograsi malam ini. Tanpa mereka sadari wanita yang bahkan sangat dekat dengan mereka tengah tersenyum penuh kemenangan.

The ArterNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ