Lights

336 37 2
                                    

Kim Namjoon

Lelaki yang mempunyai kelebihan dan kekurangan yang seimbang menurut y/n. Namjoon itu berkarisma, badan tinggi kekar, juga pintar. Hanya saja Namjoon tidak boleh sembarang memegang barang, karena takut rusak. Dan sasaran yang sama itu adalah pena putar y/n dan juga earphone y/n.


Tapi y/n selalu maklumi kelakuan lelaki satu ini. Karena berkat Namjoon y/n bisa merasakan apa itu arti kata mencintai diri. Dan y/n merasa bersyukur bertemu dengan Namjoon dan juga teman-temannya.


"Y/n-ssi, maafkan aku"

Y/n menghela nafasnya saat melihat miniatur tugasnya rusak karena Namjoon. Pun y/n tak bisa marah saat melihat bagaimana paniknya Namjoon. Sudah biasa juga hal seperti ini terjadi.

"Sudah aku katakan, kau diam saja, Namjoon-ssi" ujarmu seraya menarik kembali tempat miniatur tugasmu itu.

Lucu sekali jika mengingat bagaimana Namjoon dan y/n yang saling kenal karena tak sengaja mengobrol di kafe tempat mereka berada sekarang. Dan di kafe itu pula y/n mengenal teman Namjoon dengan kepribadian yang berbeda. Namun y/n tetap nyaman meski terkadang orang suka salah paham akan hubungan y/n, baik dengan Namjoon atau dengan temannya Namjoon itu.

***

Y/n menatap Jungkook dengan ekspresi sedihnya. Bahkan pikiran y/n jadi ikut hancur seperti tugasnya yang tak sengaja dihancurkan oleh Namjoon kemarin. Dan beruntungnya Jeon Jungkook, si pemuda yang sudah dianggap adik oleh Namjoon ini mau membantunya karena paham akan yang namanya seni. Sebenarnya jiwa seni Jungkook itu menurun dari sang ayah, makanya ia sangat telaten dalam perihal apapun yang berhubungan dengan seni.

"Jadi, ini ulah Namjoon hyung?" Tanya Jungkook sebari melihat miniatur gedung yang setengahnya sudah hancur tak berbentuk. Pun y/n mengangguk mantap, mengingat kemarin ia yang sedang mengetik skripsi itu mendapati miniaturnya hancur oleh Namjoon.

Jungkook menghela nafasnya, kembali menatap atensi y/n yang masih betah menatap sendu tugas miniaturnya itu. "Sepertinya 2-3 hari akan selesai, tapi aku tak menjamin akan sama, y/n-ssi" ujar Jungkook sedikit ragu membuat y/n menghela nafasnya berat. "Tak apa, Jungkook-ssi. Aku hanya ingin tugas praktek dan skripsiku selesai diwaktu yang bersamaan. Dan aku akan berterimakasih kepadamu karena sudah ingin membantu" jelas y/n membuat Jungkook tersipu malu.

Jika Namjoon itu pribadi yang ramah tamah, berbeda dengan Jungkook. Lelaki berbadan kekar dengan wajah imutnya juga sering dikatai si bongtot oleh Namjoon ini justru pemalu, apalagi dengan lawan jenis. Dan itu terbukti dari setiap reaksinya yang ia tunjukkan pada y/n, selalu tersipu malu saat saling tatap bersama y/n. Entah menggaruk tengkuknya yang tak gatal, telinganya yang tiba-tiba memerah, atau salah tingkah sendiri dan mengedar pandang.

"Sama-sama, y/n-ssi"

***

Sebenarnya y/n, Namjoon dan teman-temannya Namjoon itu mempunyai sebuah room chat khusus. Hal itu untuk memudahkan mereka berinteraksi. Kenapa? Karena mereka memiliki beberapa kesamaan. Contohnya sekarang, saat y/n sudah stres dengan skripsi dan tugas akhir lainnya, Seokjin mengajaknya untuk berkuliner di festival jajanan yang hanya ada setahun sekali itu. Pun y/n tak berpikir panjang untuk menerima tawaran itu karena y/n juga butuh refreshing dari tugas-tugasnya.

"Bolehkah aku memanggil oppa? Karena rasanya aneh mengetahui jika usiaku lebih muda" ujar y/n saat mereka baru saja selesai makan di sebuah tenda makanan ringan.

Seokjin terkekeh, mengusak pelan pucuk kepala y/n dengan gemas. Y/n baru saja mengetahui usia Seokjin saat mereka mengobrol di kedai tadi. Dan betapa terkejutnya y/n mengetahui usia Seokjin yang ternyata lebih tua darinya itu.

Love Story [ BTS x You Imagine]Where stories live. Discover now