#Gladys 12

128 10 1
                                    

"mana nih si cupu?" Tanya Iqbal saat sudah sampai di depan terowongan, dan sudah mutar-mutar mencari Dhiya sejak tadi tapi tak kunjung menemukan keberadaan Dhiya

"Mana ya? Coba masuk kesana, siapa tau ada." Ana menunjuk ke dalam terowongan itu dan meminta masuk kesana

"GAK! CUKUP YA DARI TADI LO AJAK GUE MUTER-MUTER, DAN SEKARANG GUE UDAH CAPE, HARUSNYA TUGAS KITA BISA KELAR DARI TADI, HARUSNYA GUE SAMA GLANN UDAH NONGKRONG SAMA TEMEN-TEMEN GUE, dan ini semua gara gara Lo"

Ana terdiam diatas motor, mendengar suara Iqbal yang menggentak kencang, Ana hanya menutup matanya saja saat Iqbal berteriak, dan Iqbal kini bisa nampak wajah Ana dari kaca spionnya

"Sekarang balik, gue anter Lo pulang abis itu lo urus dah gimana caranya cari si cupu, pinjem mobil bapak lo ke, emak lo...terserah" lalu Iqbal mengas motornya cepat agar sampai di rumah Ana

****

Adys sudah sampai di Lobi rumah sakit, ia sudah memesan taxi online sejak tadi tapi belum datang juga.

"Non Adys, bagaimana kalau saya anterin saja" tawar Satpam rumah sakit ini

Adys menggeleng "gak usah pak, saya udah mesen taxi online kok"

Tak lama setelah itu taxi online yang dipesan Adys sampai juga, baru satpam itu ingin membukakan pintu mobilnya untuk Adys, tapi Adys sudah duluan membuka pintunya "saya duluan ya pak" sapa Adys sambil memasuki taxi online nya

"Eh iya non, hati-hati"

Setelah mobil taxi itu pergi, satpam rumah sakit itu merasa ada yang berbeda dari Adys "Non Adys, beda sekarang ya, lebih baik, biasannya gak bakal masuk mobil kalau belum dibukain pintunya...bagus lah kalau begitu"

****

"Ini pak uangnya!" Adys memberikan uang ongkos kepada supir taxi online itu

"Makasih ya non" ujar supir itu, lalu pergi

Adys melangkah masuk kedalam halaman rumah bunda nya, ia menatap sekeliling halaman ini, kenapa berantakan sekali, sampah berserakan dimana-mana, sapu, meja dan bangku yang ada di teras semuanya berantakan

Adys menghela nafasnya panjang "huh...pasti bunda kambuh lagi" Adys mendirikan bangku serta meja yang terguling dilantai, lalu ia duduk sebentar diatas bangku itu, sambil menjambak kesal rambutnya "kenapa hidup gue jadi gini sih Ahhhh"

Adys tersentak sadar bahwa ia sekarang berpenampilan sebagai Adys, ia langsung membuka tasnya mencari bedak hitam yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi, lalu dengan kesal ia poles keseluruh wajah serta badannya "nihh biar item, lo jadi Dhiya lagi, Dhiya lagi, lagi dan lagi" Adys terus memoles bedak hitam itu dengan kasar

Lalu tak lupa ia mengepang rambutnya, dikepang secara asal olehnya, sambil ia terus menjambak rambutnya "KEPANG, BIAR JELEK, BIAR JADI DHIYA, BIAR GAK ADA YANG NGENALIN LO" Adys terus menjambak sambil mengepang rambutnya dengan kasar, sepertinya ia sangat kesal saat ini

sekarang Adys sudah menjadi Dhiya, tapi dengan penampilan yang kusut, sangat berantakan, juga dengan dahi yang diperban.

"Hiks...hiks...hiks.." Dhiya sekarang malah menangis kencang, hatinya terasa begitu sakit menyaksikan semuanya yang berubah secara tiba-tiba

Brakk, ada suara benda yang terjatuh dari dalam rumah, bunyinya kencang sekali sampai membuat Adys terkejut, ia langsung menghela nafasnya panjang dan membuka pintu rumahnya

Hal yang pertama dilihatnya adalah semuanya berantakan, ia tak memperdulikan hal itu, ia langsung mencari keberadaan Iriana. Ia mencari diruang tamu, kamar, dapur, tapi bunda nya tak kunjung ketemu, akhirnya ia mengingat tempat favorit bunda nya ketika sedang merasa sendirian

GladysOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz