#Gladys 17

80 6 0
                                    

Gadis ini keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan, untuk sarapan

"Pagi bunda" sapa Dhiya hangat

Iriana yang tengah memoles roti dengan selai menatap gadis yang baru tiba dimeja makan dengan seragam sekolah rapih, kaca mata besar, dan baju yang serba kebesaran, itu adalah putri kesayangannya "pagi sayang...nih rotinya, ayo makan"

Melihat wajah Iriana yang tersenyum lebar menatapnya, Dhiya merasa sangat senang sekali, sepertinya bundanya sudah mulai bisa mengontrol emosinya, dan ia sudah tidak mengingat-ingat kejadian itu lagi, kejadian pada malam itu yang membuat Iriana seperti sekarang

Iriana memberikan segelas susu pada Dhiya, saat itu juga matanya menatap lekat wajah putri kesayangannya "Dhiya...bibir kamu kenapa? Luka?"

Dhiya lengsung terdiam, memberhentikan aktivitas makannya "emm ini, apa namanya...kepentok bunda" ujar Dhiya gugup

"Kepentok apa?" Tanya Iriana khawatir

Dhiya berusaha menyari alasan "Kepentok...ujung tempat tidur Bun" 

"Loh kok bisa? Sudah diobati?" tanya Iriana mendekat pada Dhiya

"udah Bun, bunda tenang aja" Iriana mengangguk lalu duduk di kursinya ia ikut menikmati sarapan

"Bun, Dhiya berangkat ya" Dhiya berdiri dari kursinya lalu bersalaman pada Iriana

Dhiya pun berjalan meninggalkan meja makan, menuju pintu depan, saat keluar rumah, gadis ini berputar-putar mencari sesuatu, ia terus bolak-balik kesana sini "sepeda gue mana sih?" tanyanya

Ia kembali berjalan keliling halaman rumah ini, tapi tetap saja tidak menemukan sepeda yang ia cari "kemana ya?" Gadis itu berusaha mengingat-ingat dimana terakhir kali ia menaruh sepeda itu

"ASTAGA...GUE LUPA, KAN SEPEDANYA ILANG" ujar Dhiya pada dirinya sendiri, ia sudah mengingat kejadian diterowongan itu.

"Aduh gimana dong sekarang?" Dhiya terus berfikir bagaimana caranya untuk ia dapat sampai ke sekolah

"Masa jalan kaki sih?" Tanya Dhiya pada dirinya sendiri

"Huh...mau gimana lagi, gak ada jalan lain, gue harus jalan kaki" Dhiya keluar pagar rumah nya dan berjalan menuju ke sekolah

Sebenarnya jarak antara rumah Dhiya dengan sekolah lumayan jauh dan memerlukan banyak waktu, sedangkan bel masuk sebentar lagi akan berbunyi

Mana sekarang ini, tubuh Dhiya masih sakit akibat kejadian di terowongan, juga kejadian di Club yang membuat bibirnya luka, dan sekarang ia harus berjalan kaki ke sekolah, lengkap sudah penderitaan gadis ini.

Saat dijalan tiba-tiba Dhiya merasakan kepalannya sangat pusing, tinggal sedikit lagi ia akan sampai di sekolah "ayo Adys Lo kuat, bentar lagi sampai" Dhiya sempat berhenti berjalan beberapa kali, karena kepalanya terasa sangat sakit

Hingga akhirnya ia sampai di gerbang sekolah, namun usahanya untuk cepat sampai di sekolah percuma saja, karena bel sudah terdengar sejak tadi dan gerbang sudah dikunci oleh satpam. "Firasat gue bener kan, pasti telat" bisiknya

Dhiya memanggil pak satpam yang berjaga "pak, bukain dong" ujarnya lembut

Satpam itu menatap gadis yang memanggil dirinya dari balik gerbang "sudah kamu diam disitu sampai guru BK datang" ujar Satpam itu

"Tapi pak...."

NGENGGG, ucapan Dhiya terputus akibat suara motor yang sangat berisik sekali, gadis itu menatap pria yang duduk diatas motor tersebut, itu adalah Glann Immanuel

Glann mematikan mesin motornya lalu ia berteriak "WOI PAK BUKAIN GERBANGNYA" sorak Glann sangat kencang

Pak Satpam mendekat menatap Glann "kamu lagi....sudah tunggu disini bareng gadis itu, sampai guru BK datang" ujar Satpam itu membentak

GladysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang