032 - stored in the heart

30 5 0
                                    

Aryan mendekat kearah Syera, membisikkan beberapa kalimat yang membuat gadis itu membulatkan dua matanya.

"T-tapi ini acaranya belum mulai, Yan.." bisik Syera.

Aryan memijit pangkal hidungnya. "Ya udah, biar gue aja yang ke rumah sakit. Nanti gue telpon kalau memang butuh banget," bisiknya kembali kemudian segera berlari mengeluari area gedung pernikahan.
Lelaki itu memutuskan untuk kembali ke rumah sakit karena kondisi Nanda yang semakin memburuk. Sementara setengah jam lagi, acara akad nikah akan mulai berlangsung.

Di sisi lain, Shinta kini tengah berada di samping Rama. Adik laki-lakinya itu kini hanya sibuk dengan layar ponselnya, akibat jadwal mata pelajaran yang semakin menumpuk karena ia harus kembali ke tanah kelahirannya.

Shinta menyenggol pelan sikut adik lelakinya itu. "Matikan dulu, sebentar lagi acara mulai.."

Setelah mendengar suruhan dari kakaknya itu, lantas Rama mengantongi ponselnya. "Urus dulu hati lo," bisik lelaki itu pada Shinta.

"Kita benar-benar selesai, selesai dengan cara baik-baik." jawab Shinta yang di beri sebuah anggukan dari Rama.

Singkatnya tiga puluh menit telah berlalu, kini saatnya kedua mempelai saling berucap janji suci pernikahan mereka.

Shinta menghela napasnya samar, ia berusaha tetap kuat ketika netranya tak sengaja menatap Nathan yang sedang tersenyum tulus kepadanya, lelaki itu berusaha meyakinkan Shinta bahwa semua ini adalah cara yang terbaik. Shinta, gadis itu harus memulai hidup barunya, membuka lembaran baru, sembari menuntun langkahnya kemasa depan yang lebih baik.

Di sisi lain pula, seorang gadis tengah risau, cemas dengan keadaan kali ini. Apa yang harus ia lakukan?, apakah hal yang akan menjadi jauh lebih baik jika ia memberi tahu Shinta semuanya?.
Lagi pula, Syera sadar bahwa yang sangat di butuhkan Nanda saat ini hanyalah sosok seorang Shinta.

Syera mengangkat sambungan teleponnya, seketika ia terkejut bukan main. Lantas ia berlari menghampiri Shinta, menepuk pundaknya perlahan serta memberi tahunya secara perlahan.

Memberi tahu dengan hati-hati, ternyata justru membuat Shinta bertindak gegabah. Gadis itu berlari meninggalkan acara orang tuanya, langkahnya sangat kencang sampai para tamu dibuat kebingungan dengan tingkah Shinta kali ini. Begitupun juga pada Nathan, lelaki itu ikut berlari menyusuli Shinta.

"Nathan, kak Nanda..." ucap Syera membuat Nathan berdecak. "Shit." umpat Nathan, lalu kakinya hendak melangkah keluar gedung.

"Kamu udah janji sama aku, Nathan!." Karlina menahan pergelangan tangan lelaki itu, menghentikan langkahnya untuk segera mencari seorang gadis yang kini mungkin keberadaannya masih belum jauh dari lokasi acara pernikahan.

Nathan menatap kedua bola mata gadis di hadapannya itu dengan tatapan dinginnya. "Janji gue buat macarin lo sudah lunas. Terserah lo mau lapor ke polisi tentang bokap lo yang sengaja menabrakkan diri di tengah jalan itu. Tapi yang perlu lo tau, gue benar-benar gak peduli." Lelaki itu menghempaskan tangannya kemudian berlari sekuat tenaganya meninggalkan seorang gadis yang hanya mampu mematung di tempat.

Bagaimana dia bisa tahu tentang semua rencana Karlina?.

Melihat kedua putra dan putri mereka yang tiba-tiba berlari mengeluari gedung acara, serta membuat tamu undangan ikut terkejut. Henry dan Mira saling adu tatap kebingungan, apa yang sedang terjadi?. Kedua mempelai itu bahkan belum sempat berteriak memanggil anak-anak mereka, tetapi Nathan dan Shinta sudah keburu pergi.
Haruskan Mira melanjutkan acara pernikahannya, ketika di sisi lain ia sudah mengetahui hubungan di antara Nathan dan Shinta yang nyatanya melebihi dari sebatas teman.

Dear My Best [✔️]Where stories live. Discover now