22. Berlari atau Diam

5K 411 56
                                    

Perjuangan bukan hanya berlari untuk mencapai apa yang kita inginkan. Perjuangan juga tentang tinggal dan membiarkan apa yang kita inginkan dimiliki oleh orang lain. Bukan karena kita tidak pantas mendapatkan hal itu, melainkan karena kita sadar itu tidaklah ditakdirkan untuk kita.

《¤》

Lesham membanting pintu rumahnya keras-keras. Dia berjalan melewati ruang tamu, mengacuhkan mamanya yang sedang berbincang melalui saluran telepon. Berjalan melewati ruang keluarga, tidak menyapa papanya yang sedang menonton berita di televisi. Menaiki tangga dengan langkah yang di entak-entakkan, lalu membanting pintu kamar tanpa perasaan. Lesham sedang menunjukkan bahwa suasana hatinya tidak baik-baik saja.

Mama Lesham bergerak mengikuti putrinya. Beliau menatap sinis pintu kamar Lesham. “Di saat saya pusing dengan berbagai komplain dari pihak kampus, anak itu masih saja bisa marah-marah karena orang lain. Di otaknya hanya ada laki-laki itu. Dia sama sekali tidak memikirkan tentang masa depannya!”

“Udahlah, Ma. Lesham masih bisa mengikuti kompetisi tahun depan. Untuk saat ini, biarkan dia fokus untuk mendapatkan kebahagiaannya. Mama sudah terlalu menekan Lesham selama ini.”

Papa Lesham selalu menjadi penengah di antara istri dan putrinya. Mereka berdua sama-sama keras kepala, sama-sama memiliki ego yang tinggi, sama-sama menganggap diri mereka paling benar.

Dengan wajah yang masih terlihat marah, mama Lesham ikut duduk di sofa ruang keluarga. “Saya melakukan semua ini untuk kebaikan dia. Dia punya bakat, Indonesia sudah menunjuk dia sebagai perwakilan untuk kompetisi itu. Tapi apa yang anak itu lakukan? Malah sibuk mengejar laki-laki!”

“Di usianya yang sekarang, Lesham masih dalam proses pencarian jati diri. Kita dukung saja dulu keputusannya. Baru nanti kita coba arahkan lagi.”

“Alah! Selama ini Papa selalu diam! Cuma Mama yang mengarahkan Lesham, yang pusing dengan kelakuan dia!”

Di dalam kamar, Lesham berusaha menutup kedua daun telinganya. Jika mamanya sedang marah, teriakan beliau akan menyeruak ke seluruh sudut rumah. Apalagi itu mengenai keinginan beliau yang tidak terpenuhi, seluruh kaca di rumah ini seperti akan pecah saat beliau berteriak.

Selama ini, Lesham selalu menuruti apa yang mamanya mau. Menekuni piano, mengambil jurusan IPA saat masih SMA, melanjutkan pendidikan di Inggris, mengikuti berbagai kompetisi piano di sana, dari tingkat terendah sampai tingkat internasional. Lesham melepas masa mudanya, tidak memiliki teman, keluar masuk rumah sakit karena terlalu memforsir tubuh untuk menekuni piano. Namun, semua itu seakan tidak cukup. Mamanya selalu meminta, menekan, memaksa Lesham untuk melakukan hal yang lebih, lebih, yang sangat lebih.

“Aku kangen kamu, Yon ...,” gumam Lesham sambil memeluk guling..Matanya terfokus pada sebuah foto kecil di atas nakas. Di foto itu, Lesham dan Bima tersenyum lebar ke arah kamera dengan seragam putih abu-abu mereka. “Aku kangen kamu yang dulu. Kangen kamu yang kau selalu memaafkan aku, kangen kamu yang selalu membuka tangan kamu saat aku datang, kangen kamu yang mencintai aku.”

Meskipun kepergiannya saat itu bukan keinginan Lesham, dia tetap menyalahkan diri sendiri. Merasa bersalah karena tidak memperjuangkan mimpinya untuk menjadi seorang dokter. Merasa bersalah karena sudah mengorbankan masa mudanya untuk bermain piano. Merasa bersalah karena telah meninggalkan Bima di saat ia benar-benar membutuhkan.

“Aku nggak mau pulang. Mama pasti marah kalau tahu nilai ulangan biologi punyaku anjlok.”

“Aku nggak mau pulang. Bosan dengar mama membanding-bandingkan aku sama anak teman-temannya.”

“Aku nggak mau pulang. Mama pasti bakal nyuruh aku buat main piano.”

Di saat Lesham menganggap rumah sebagai tempat yang paling harus dihindari, Bima akan selalu menjadi tempat istirahatnya. Di saat Lesham memiliki banyak keluhan tentang mamanya, Bima akan selalu menjadi orang yang paling mengerti Lesham. Bima juga akan selalu menjawab perkataan Lesham dengan tepat.

Teka-Teki Saling [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang