Prolog

336 63 113
                                    

Selamat datang di
• Monokrom Sang Rasa •

Ini versi revisi, di mana perubahan paling menonjol terdapat pada nama tokoh utama, yang diubah menjadi Amira Asha Wiratama & Bagja Satya Prakarsa.

• Enjoy Reading! •

Dering bel SMA Perwira berbunyi nyaring. Suasana belajar yang khidmat kini menjelma menjadi suasana ricuh dan padat.

Para senior di bidang persekolahan itu mulai menikmati jam istirahatnya. Kelas-kelas sudah kosong, karena semua siswa berpindah ke kantin. Hanya tersisa beberapa siswa saja di setiap kelasnya.

Seperti kelas unggulan 12 IPA-A, yang kini hanya tersisa empat orang siswi disana. Mereka sibuk menyelesaikan tugas yang belum tuntas di pelajaran sebelumnya.

Ya ... sebenarnya tidak masalah jika belum selesai, karena gurunya saja meminta tugas itu diteruskan di rumah.

"Eh gue udah selesai nih, kantin kuy," ajak salah satu dari mereka, Wirda.

Ajakannya itu diiyakan oleh teman-temannya, kecuali satu, Asha.

"Sha! Ikut kagak lo?" tanya Khayla kala salah satu sahabatnya itu hanya terdiam.

Khayla, gadis yang biasanya paling terbuka di antara mereka berempat. Ia nampak lebih dewasa dari yang lainnya, tetapi terkadang, saat masalah ada, ia selalu memihak pada salah satu saja di antara tiga temannya.

"Nggak, deh. Lagi nggak mood," jawab Asha.

"Dih?" Wirda mengangkat salah satu alisnya.

"Yaudah serah lo aja. Nih, gue titip hape, ya. Takut kelupaan di kantin," lanjut Wirda, dibalas anggukan Asha.

Mereka lantas melangkahkan pasang kaki mereka keluar kelas, tentunya menuju kantin.

Memandang ketiga punggung temannya yang mulai menghilang dari ambang pintu, Asha membuang napasnya jengah.

Amira Asha Wiratama, gadis dengan paras cantik dari keluarga berkecukupan. Gadis dengan sikap riang dan ramah, membuat banyak orang berpikir dia orang yang sempurna. Namun, sayangnya dugaan mereka tidak seperti fakta yang ada.

Banyak orang yang merasa nyaman ketika berada di sampingnya, tetapi, tidak dengan sahabat-sahabatnya itu.

Lebih dari satu minggu sudah, setelah Asha merasa dirinya dikucilkan diantara mereka berempat.

Mood-nya belakangan ini tengah down karena perubahan sikap teman-temannya itu. Terlebih pada teman sebangkunya, Wirda.

Beberapa waktu ia memilih berkeliling tidak jelas di kelasnya, melihat berbagai tempelan di dinding yang tak jarang membuatnya bernostalgia.

Bosan, gadis itu membuka ponsel milik Wirda yang tadi dititipkan padanya. Bukan tidak sopan, namun keempat gadis bersahabat itu memang tak pernah mempermasalahkannya.

Jari cantik gadis itu mulai menggeser layar kecil di genggamannya.

Mata gadis itu memicing, kala melihat ruang obrolan grup yang berada paling atas di aplikasi pesan milik Wirda. "Bertiga aja?"

Rasa penasaran gadis itu mendorong ia untuk membuka isi grup tersebut, dan, ya, cukup terkejut adalah ekspresi yang ada di wajahnya sekarang. Asha melihat isi grup itu adalah ketiga sahabatnya.

Rasa mendesak pada hatinya semakin kuat karena hal itu.

Bagaimana tidak ia terkejut? Mereka tak memasukkannya pada grup itu. Semakin jelas kini pikirannya tentang dirinya yang mulai tak dianggap.

Ia mencoba berpikir positif. Apa mereka menyiapkan kejutan?

Ah, tidak mungkin. Karena jika untuk sebuah kejutan, Asha rasa tak ada hal yang istimewa dalam waktu dekat ini.

Sungguh, ia tak ingin berburuk sangka, tapi apa wajar ia diperlakukan semacam ini?

Ia menepikan semua prasangka buruk miliknya. Sepertinya tidak akan salah jika Asha melihat isi obrolan mereka.

***

Bertiga Aja

| Shiren
Wir, kenapa Asha nggak dimasukin?

Wirda |
Apa si lo, udah tau males gue sama dia
So polos padahal PHO


| Shiren
Maksud lo?

| Khayla
Udah lah, Ren. Ikutin aja kita. Awas aja lo bilang-bilang ke si Asha.

| Shiren
Tapi emangnya kenapa?

Wirda |

Lo gak perlu tau juga gapapa kali

Atau kalo gamau, gapapa gue bubarin aja ini grup. Dan gue keluar dari grup sebelah.

***

Oke, cukup.


Asha memutuskan tak melanjutkan membaca isi grup itu. Karena ia tahu, jika ia lanjutkan hanya akan lebih menyakitkan.

Gadis itu lantas menyimpan ponsel Wirda ke bawah meja, dan bergegas keluar dari kelas. Tujuannya pergi ke perpustakaan, agar suasananya tenang. Mungkin sekaligus mengembalikan buku yang ia pinjam.

[TBC]


sorry for typo/'s

thx and see u next,
navillerascheera

on IG: navillerascheera

created: July 11, 2020.

Monokrom Sang Rasa | Hiatus RevisiWhere stories live. Discover now