Part 1: Fake Friend

166 45 77
                                    

"Ketika semesta yang sepertinya tak berpihak pada kita. Orang-orang itu akan mudah berjaya menjatuhkan kita."

• Monokrom Sang Rasa •
navillerascheera

• • •

Sepanjang jalan menuju perpustakaan, pikiran Asha tak pernah lepas dari rasa kesal. Sungguh ingin sekali ia marah, tetapi rasanya tak berguna.

Ah sudahlah, Asha pikir semua ini memang takdirnya.

Sejak kelas 10 lalu, dirinya selalu merasa diasingkan oleh siapapun yang menjadi temannya. Selalu dibedakan. Bahkan sepertinya teman sekelas seakan menjadi anti akan dirinya. Padahal rasanya, entah kesalahan apa yang Asha lakukan.

Ia pernah mendapatkan satu teman yang tulus saat itu. Namun sayangnya, takdir tidak mengizinkan kebersamaan mereka lebih lama.

*

"Dia tuh nggak gaul," ucap salah seorang dari dalam kelas itu. Memojokkan gadis yang tengah menunduk tanpa teman.

"Sok asik, nggak pernah bisa ngikutin gaya kita," tambah seseorang.

Gadis itu Asha, siswi kelas 10-C yang sangat dihindari teman-temannya. Dia tak mengerti mengapa mereka bersikap begitu. Rasanya, ia tak pernah melakukan kesalahan yang fatal kepada mereka.

Ia gadis yang berkecukupan, tetapi sikap dan tampilannya selalu sederhana. Hingga tak banyak yang mengetahui kehidupan berada miliknya.

Tak lama ejekan itu terlempar, seorang gadis menggebrak meja dengan tangannya yang mulai bergetar.

Kirana, satu-satunya siswi kelas itu yang tak pernah memandang rendah seorang Amira Asha Wiratama. Ia bukan tipe orang yang suka membuat masalah, karena itu ia tak pernah ikut campur dengan kelakuan teman sekelasnya. Tetapi sepertinya, kali ini ia sangat risih dengan perlakuan buruk mereka itu.

"Kenapa lo belain dia? Lihat pake mata lo! Dia culun kayak gitu lo mau temenan sama dia?" hina orang itu lagi.

"Gaya di sekolah itu nggak penting! Lo pada emangnya ke sekolah cuma mau gaya-gayaan? Pinter kagak, belagu iya!" bentak gadis itu.

Gadis itu dikenal sebagai anak orang terpandang. Orang tuanya adalah salah satu pemilik hotel berbintang di kota ini. Meski begitu, ia tak pernah menggunakan kekayaan orang tuanya untuk bergaya semata. Hati yang baik miliknya, begitu berguna bagi orang-orang di sekitarnya.

"Sha, mending lo duduk sama gue aja deh," ucapnya lantas menarik tangan Asha untuk duduk di bangku sampingnya.

*

Asha tersenyum miring sembari menahan dadanya yang sesak ketika mengingat kejadian itu.

Asha yang culun, tak terlihat cantik, kacamata bulat yang ia pakai, dan tentunya seseorang yang penyendiri. Itu membuat siswa-siswi yang melihatnya begitu berani untuk menghina dan mengucilkannya. Tapi tidak pada Kirana.

Kirana yang baik hati membantu Asha untuk merubah penampilannya menjadi terlihat lebih stylish. Sehingga tak ada lagi yang berani menghina penampilan Asha.

Gadis itu menemani Asha selama setengah tahun dirinya di SMA Perwira. Setelah setengah tahun itu, ia harus kembali sendiri saat Kirana tiba-tiba saja keluar sekolah tanpa kabar.

Monokrom Sang Rasa | Hiatus RevisiWhere stories live. Discover now