Rachelia-23

66.2K 5K 884
                                    

Setelah mendengarkan semua cerita dari Alice entah kenapa dada Rachel merasakan sesak. Sakit itulah yang dirasakan Rachel saat ini tapi kenapa dirinya harus merasakan ini lagipula dirinya bukan siapa-siapa Vero.

"Gimana chel romantis banget kan dia?"tanya Alice sambil tersenyum-senyum.

Rachel tidak tahu harus menjawab pertanyaan Alice seperti apa tapi Rachel mengakui perlakuan Vero yang tadi di lihatnya memang romantis.

"Iya lis, beruntung kamu."

Setelah mengtakan itu Rachel kembali lagi membaca bukunya yang sempat tertunda tadi. Matanya memang melihat kebuku tapi pikiran dan hati Rachel justru memikirkan sesuatu yang tidak penting,tidak penting tapi tetap saja Rachel memikirkannya.

Tidak terasa pelajaran ke 4 sudah selesai dan sekarang tiba waktunya istirahat bagi murid SMA Garuda.

Diluar kelas XI IPA-2 yaitu kelas Rachel terdengar suara bising cewek-cewek berteriak. Entah ada apa itu Rachel tidak memikirkannya.

"Chel ada apa si diluar berisik banget?"tanya Alice.

"Aku juga gak tau lis berisik banget dari tadi."jawabnya.

"Liat yuk keluar."ajak Alice penasaran.

"Enggak ah kamu aja,aku tunggu disini."

"Ish ayo Rachel."paksa Alice lalu menarik tangan Rachel membawanya sampai keluar kelas.

Setelah sampai di luar Alice dan Rachel sama-sama terkejut melihat kehadiran Vero bersama teman-temannya. Pantes saja dari tadi cewek-cewek berisik ternyata ada most wanted sekolah yang datang kesini.

"Dengar semua."murid-murid pun langsung diam membiarkan Vero berbicara.

"Gue disini mau bilang gue suka banget sama seorang cewek. Sebenarnya dia sudah jadi pacar gue kemarin malam tapi rasanya gak cukup kalo diantara kalian belum tahu tentang hubungan gue sama cewek itu. Gue mau ngulang lagi kejadian kemarin malam dan kalian bisa jadi saksi kalo gue serius sama tu cewek."ucap Vero dengan suara lantangnya dan hal itu membuat para murid berteriak histeris.

Tiba-tiba Vero berjalan perlahan dengan tangannya yang membawa satu buket bunga mawar merah dan mendekati Alice yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

"WILL YOU BE MINE?"ucap Vero setelah di hadapan Alice lalu memberikan sebuket bunga itu kepada Alice.

Alice mengambil sebuket bunga itu. "Yes i will".jawabnya sambil menatap langsung ke mata Vero.

Vero memeluk Alice membawa ke dalam pelukannya dan menciumi puncak kepalanya.

"Makasih."ucap Vero.

Alice hanya mengangguk di dalam pelukan Vero. Sungguh tak pernah terbayangkan dipikiran Alice Vero akan melakukan ini semua kepadanya. Alice tidak tahu dengan dirinya sekarang senang?sudah pasti.

Sedangkan murid-murid lain yang melihat ke uwuan itu berteriak histeris.

"Pupus harapan gue mau jadi pacarnya Vero."

"Aaa romatis banget."

"Apasi gak cocok,masih cocok kan sama gue tuh si Vero"

"Diutamakan bercermin."

"Most wanted kita sudah gak jomblo lagi."

"Gila si Alice kesenangan bener tuh pasti"

"Lebih cocok sama kak Clarita dibanding dia."

Itulah sebagian ucapan-ucapan murid melihat kejadian ini.

Sedangkan Rachel? jangan ditanya bagaimana hatinya sekarang sudah pasti sangat sesak. Dia hanya bisa diam dia tidak tahu harus melakukan apa. Dan tanpa sadar air mata Rachel keluar dari kelopak matanya dan hal itu tidak lepas dari penglihatan seseorang yang melihat Rachel dari jauh. Rachel langsung mengusap air matanya dia tidak boleh seperti ini dia tidak boleh menangis hanya karena masalah ini.

Rachel pun menghampiri Alice yang sedang bersama Vero.

"Alice selamat ya."ucapnya sambil menahan sesak.

"Aaaaa Rachel makasih."Alice langsung memeluk Rachel dan Rachel membalas pelukan itu.

"Traktirannya bro jangan lupa."tiba-tiba Melvin menghampiri dan menepuk bahu Vero pelan.

"Kalian semua ambil makanan sepuas lo di kantin nanti gue yang bayar."jawabnya enteng.

"Kalo gitu gass kuy kita ke kantin."teriak Melvin lantang.

Murid-murid lain pun heboh dan langsung beributan menuju ke kantin.

"Ayo ke kantin."ajak Vero kepada Alice.

"Aku ajak Rachel juga gapapa kan?"tanyanya.

"Ajak aja kalo dia mau."

"Yaudah ayo chel."kata Alice menarik tangan Rachel pelan.

"Aku gak ikut,kamu aja lis aku mau di kelas."jawab Rachel.

Tetapi Alice tidak mendengarkan perkataan Rachel dan tetap menarik tangan Rachel.Rachel pun hanya bisa pasrah mengikuti Vero dan Alice dari belakang.

Setelah sampai ke kantin Vero dan kawan-kawannya beserta Alice dan Rachel pun duduk di meja paling tengah.

"Ini siapa lis?"tanya Melvin sambil menunjuk Rachel.

"Ini Rachel temen aku kak."jawabnya.

"Kayanya gue pernah liat lo dah,lo kan yang pelayan yang di caffe itu kan?"tanyanya memastikan.

"Iya."jawab Rachel.

"Pantes kaya familiar gitu gue."

"Jangan sok kenal gitu deh vin,jijik aing liatnya."ucap Raffa.

"Dua tiga batu kerikil bacot lu dekil."ucap Melvin kepada Raffa dan hal itu membuat mereka ketawa kecuali Rachel hanya tersenyum canggung.

"Diutamakan bercermin sebelum berucap."balas Raffa.

"Yaelah galak bener aa Raffa,baperan amat."kata Melvin dan justru hal itu membuat Raffa kesel.

Raffa bangun dari duduknya meninggalkan mereka yang masih tertawa.

"Lo mau kemana raf?"teriak Melvin.

"Pesen makan lah."

"Gue pesenin baso sama pesenin yang mereka juga, khusus gue 2 mangkok."suruhnya.

"Dih rakus amat lo jadi orang."ucap Radit.Melvin hanya mengangkat bahunya acuh tidak peduli.

Saat sedang menunggu makanan yang di pesankan oleh Raffa tiba-tiba Clarita dan kedua antek-anteknya datang menghampiri meja Vero sambil mengggebrak mejanya pelan.

"Heh nenek lampir ngapain lo datang-datang pake ngegebrak meja segala,gapunya sopan santun lo?"ucap Radit sedikit emosi.

"Gue gak ada urusan sama lo."jawabnya.

Clarita menarik tangan Alice yang tadinya duduk menjadi berdiri dan di tangannya sudah ada semangkuk kuah bakso yang panas berniat ingin menumpahkannya kepada Alice.

Tapi hal itu tidak luput dari penglihatan Vero. Vero segera berdiri dia tidak akan membiarkan Alicenya terluka.

Saat tangan Clarita ingin menumpahkan kuah bakso itu Vero lebih cepat menyingkirkan kuah bakso itu kearah Rachel dan alhasil kuah bakso yang panas itu mengenai tangan kanan Rachel yang mulus.

Rachel memejamkan matanya betapa nikmatnya air panas itu menyentuh kulit tangannya dan tak seberapa lama dari itu Rachel tak sadarkan diri dan terjatuh pingsan.

****

Segitu dulu aja okee, tunggu part kelanjutannya.
Kira-kira siapa ya yang selalu merhatiin dan mengirim pesan pada Rachel?.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.


 RACHELIA [SELESAI] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon