15. MKL

80 16 0
                                    

_____________

Nala bangun dalam keadaan segar bugar. Ya, sepertinya ia sudah tidak ketempelan. Setelah sholat subuh seperti biasanya ia kembali melihat buku yang mereka temukan kemarin.

"Ini gimana cara bukanya ya?" Nala membolak-balikkan buku itu. Mencari kunci atau benda lain yang mungkin bisa menjadi kunci untuk membukanya.

Tidak ada.

Siapa orang yang mengantarnya pada tempat itu? Ia menjadi pusing sendiri. Buku itu rasanya sia-sia saja jika tidak terbuka.

"Kakek bantu Nala yang cantik ini," ucap Nala.

Seakan-akan ia tahu jika kakeknya sedang berada di sampingnya.

"Gue heran kenapa gue bisa liat arwah lain tapi arwah kakek gak bisa gue liat? Why?" tanya Nala pada dirinya sendiri.

Ia meletakkan buku itu di meja belajarnya. Dia ingin mencari kuncinya dan tak ingin ke kampus.

(Mohon jangan ikuti sifat Nala yang satu ini)

Lagi pula, mungkin masih ada waktu jika mencari kuncinya. Iya waktu 30 menit sebelum masuk kuliah. Lebih baik ia bolos.

"Chat Indah aja gak usah si kutub," celotehnya.

Nala
Ndah! Izinin gue dulu ya!
Gue mau ke kos kakak gue dulu
Penting!

Indah
Kok tiba-tiba?
Kenapa gak sebentar aja?

Nala tidak membalasnya. Ia bergegas mencari kunci itu. Ya, meskipun hanya sia-sia karena ia juga tidak tahu di mana akan mencarinya.

Ketika hendak melangkah keluar. Nala terhenti karena kertas yang jatuh tepat mengenai kakinya.

"Surat lagi?" Ia membuka kertas itu.

Hilang, patah dan tidak kembali.
Kau mengajak orang lain.
Bersiap atau musnah.

Die

"Yang ngirim surat ini kurang kerjaan," ujarnya.

Ia menengok kebawah balkon kamarnya, ke tangga dan pohon. Mungkin saja orang yang membaca surat itu belum jauh atau bersembunyi.

Iseng sekali, pikir Nala.

Ia memasukkan surat dalam tas ranselnya. Mungkin nanti akan menjadi bukti.

Semoga saja.

.

"Ke mana nih si curut? Udah ngajak tapi dia yang telat," gerutu Prilly.

Ia sedang menunggu seseorang.

Lima menit ia menunggu namun seseorang yang ditunggunya tidak muncul juga.

"Apa gue dikerjain? Huh! Dasar." Kesal Prilly.

Ia berbalik untuk ke kelas namun segera di cegat oleh seseorang berhoddie putih dan memakai masker hitam.

"Lo kalau mau ketemu gue ya di kelas aja bisa kan, Nal? Gak perlu di sini. Lagian semua udah pada masuk. Gue telat lo yang salah," cerocos Prilly tak jadi pergi.

"Lagi, lo ngapain pakai hoddie segala," ucapnya agak curiga.

Orang itu masih saja menatap Prilly tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Misteri Kampus Lama (On Going)Where stories live. Discover now