SC 25 - Seharian Bolos + Dihukum

26 4 1
                                    

Kini anak Nerf dan Toxic berkumpul di ruang BK. Dengan keadaan yang sangat berantakan. Apalagi keadaan anak Toxic yang abis kena babak belur oleh Anak Nerf.

Contohnya; Aksara yang memegang kepalanya akibat pukulan buku dari Reana sampai biru. Cello dengan jari telunjuknya masih ketekuk kalau dilurusin pasti sakit. Villano dengan rambut seperti jambul tapi berantakan. Aldo yang orangnya diem ayem dia kena tonjok Adena yang tidak sengaja. Hanya Niel yang selamat tidak mendapati luka sepersen pun hanya semprotan mulut Aili saja.

"Ibu tuh bingung kenapa kalian itu selalu bikin masalah? Nggak dimana-mana selalu kalian terus yang langganan masuk BK! " ujar Bu Dede mengomeli siswa-siswi yang bandel ini.

Bu Dede beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju depan meja.

"Kalian mau tahu seberapa nama kalian tertulis di ruangan ini? "

"Nggak mau tahu bu, " celetuk Adena malas mendengar omelan guru satu ini.

"ADENA! "

"Hadir bu. "

"Lihat itu satu rak berjejeran isinya nama kalian semua. " jari telunjuk gutu itu menunjuk kearah lemari disebrang sampingnya. Dimana satu bukunya setebal satu buku kamus lengkap bahasa indonesia. Tahu kan setebal apa? Lalu jumlah satu raknya terdapat delapan buku.

"Yauda atuh bu, kenapa nggak skors aja? " ujar Villano

"Nah iya bu, kan kita enak nggak belajar. " sambung Reana sependapat dengan cowok itu

"Kalian ini! Percuma juga di skors kalian tetep berulah lagi! " ucap Bu Dede dengan nafas naik-turun. Sangking kesalnya

Aili yang melihat itu pun membantu Bu Dede mencari air botol minum. Lalu melihat, "Bu minum air dulu bu, biar nggak darah tinggi,  "

Bu Dede meminumnya, "Makasi Aili, "

"Sama-sama bu, " lanjut cewek itu,  "Tarik nafas dulu bu, lalu buang " Bu Dede mengikuti perkataan Aili

Semuanya pun terkekeh melihat Bu Dede

"Kenapa kalian ketawa! " teriak Bu Dede

"Aili kembali ke tempat kamu, "

"Lah Bu, saya niatnya baik tolongin ibu. Ibu kagak terimakasih sama saya, " protes Aili

"Yauda makasi, "

"Lah ibu kenapa makasih lagi? Kan tadi ibu udah bilang ke Aili. " ujar Cello

"Aili?!! " Bu Dede menatap tajam satu muridnya itu. Aili hanya tersenyum

"Bu kenapa nggak keluarin kita aja dari sekolah? " ucap Adena santai semuanya menatap kearah Adena

"Apa maksud lo? " ucap Aksara kesal karna kalau ia keluar sekolah pasti akan mengulang kelas. Ataupun pindah. Walau mereka bar-bar tapi mereka tidak ingin sampai keluar sekolah. Hanya malas belajar saja.

"Ada Masalah? " ujar Adena acuh

Aksara maju kearah Adena, lalu memegang tangan kanan Ade dengan keras hingga membuat Adena meringkis kesakitan.

"Lo mendingan diem! "

"Lepasin Aksara! Sakit bego, " Adena melepaskan tangan cowok itu.

"Aksara kamu apa-apaan sama cewek kasar sekali? " tanya Bu Dede

"Kamu juga Adena! Kasar sekali ucapan kami barusan. Kamu ini anak pelajar! " Adena hanya diam saja. Bahkan tidak minta maaf. Nerf melihat Adena merasa ada yang aneh dengan cewek itu. Dari tadi bicaranya kemana-mana.

"Kalian itu seharusnya berfikir yang baik. Sekarang kalian kelas dua belas. Sebentar lagi kalian bakal meneruskan ke universitas yang kalian tuju. " lanjut Bu Dede,

SINGKAT CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang