lima

8K 664 34
                                    

Saat di perjalanan menuju rumah Athar, hening di dalam mobil.
Julian sibuk menyetir sedangkan Athar sibuk mencari topik pembicaraan, ia benci berada di suana seperti ini.

Diam

Sepi

Sunyi

Kek uji nyali sumpah.

Hanya suara alunan musik yang di play Julian sejak tadi lah yang terdengar.

"Bang ian?" Panggil Athar

"Hm?" Jawab Julian dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Nggajadi deh" Athar geleng-geleng sambil menyengir.

Julian hanya mentap Athar sekilas lalu kembali fokus lagi dengan jalanan.

Suasana kembali hening lagi, dan tidak terasa mereka berdua Sudak sampai di depan rumah Athar.

Athar mengernyit bingung.
"Bang ian kok tau rumah Athar?"

Julian gugup seketika
"Duh mampus kenapa tadi ngga nanya dulu sih, bego banget gue" ucapnya dalam hati bingung harus menjawab apa sekarang

"Sering lewat sini, terus ngga sengaja pernah liat Lo disini" jawabnya akhirnya

"Iya gitu?"

"Hm"

"Yaudah deh, Athar turun dulu ya bang, makasih udah di beliin coklat banyak banget, dianter pulang juga"

"Oke"

"Eum, mau mampir dulu ngga?"

"Next time"

"Yaudah, dadaa"

Athar turun dari mobil julian sambil melambaikan tangan

Julian bernafas lega, Untung Athar mempercayai jawabannya tadi

Julian masih terus memperhatikan Athar dari dalam mobil sampai bocah itu masuk kedalam rumahnya.
Julian tersenyum miring sebelum akhirnya menjalankan mobil keluar dari kompleks rumah Athar.

_________

_

"Kak makan" teriak seseorang di balik pintu kamar Athar. oca adik perempuan nya.

"Sebentar, Kaka ganti baju dulu"

Lalu Athar mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Kaos putih polos dipadukan dengan kolor pendek diatas lutut dan segera turun untuk makan siang.

"Mama tadi pulang ngga?"

"Ngga, kan tadi malem udah bilang kalau siang ini mama makan siangnya bareng papa di luar"

Athar hanya mengangguk-angguk menanggapi ucapan oca sambil meneruskan makan.

Orang tuanya kadang sesibuk itu, tapi ia memaklumi, karena ia tahu orangtuanya bekerja demi dia dan adiknya.

"Oh iya ca, Sorean nanti Kaka mau main kerumah kak Rio, sekalian tidur sana, besok kan libur, oca ikut apa dirumah aja?"
Athar bertanya sambil membereskan piring bekas ia dan adiknya makan tadi.

"Ngga deh, oca dirumah aja kak"

"Yaudah kalau gitu, ntar kalo mama sama papa pulang tolong bilangin ya"

"Iya kak"

Setelah acara makan siang bersama adiknya, Athar kembali ke kamar sekedar untuk beristirahat sebentar dan siap-siap untuk kerumah Rio nanti.

Rio itu kakak sepupu Athar, anak dari kakak mamahnya.
Rio lumayan dekat dengan Athar, biasanya setiap dua Minggu sekali Athar akan menginap dirumah Rio begitu pula sebaliknya.

Mereka akan menghabiskan akhir pekan nya dengan bermain game dan  bersenang-senang sesuka mereka.

Namun satu kebiasaan Rio yang tidak disukai Athar, minum-minuman dan main ke club.

Tapi Athar tidak pernah protes karna ia sadar kalau ia tidak boleh ikut campur sama urusan orang lain meskipun itu Kaka sepupunya sendiri.

Athar pergi ke rumah Rio dengan menaiki sepeda, ia emang suka naik sepeda walaupun ia punya banyak motor tapi sepeda kesayangannya tetep nomor satu.
Karna Athar belum bisa naik mobil belum diperbolehkan orang tuanya karna masih terlalu kecil juga.

"Assalamualaikum bang Rio" salam Athar sambil membuka pintu rumah Rio.

"Waalaikum salam, masuk thar" ucapnya setengah berteriak.

Athar menyelonong masuk mencari keberadaan Rio yang ternyata sedang di dapur.

"Makan thar"

"Iya bang, Athar udah makan tadi kok sama oca"

"Oh iya oca ngga ikut kesini?"

"Ngga, katanya pingin dirumah aja"

Rio mengangguk-angguk kan kepalanya menanggapi ucapan Athar, lalu meneruskan acara makannya.

Athar berjalan menuju kamar Rio yang sudah berubah menjadi markas mereka berdua kalau sudah bertemu.

Saat Athar membuka pintu tercium bau yang tidak sedap dari dalam kamar Rio.

Athar mengernyit pasalnya Rio adalah bukan termasuk kategori orang jorok, tapi kenapa kamarnya bisa sebau ini.

Baunya seperti..
Ah iya Athar tau, alkohol.

Astaga, apa Rio mabuk-mabukan dirumah? Setaunya Rio akan minum-minuman begitu kalau sedang di club saja, tapi ini kenapa kamarnya bisa sebau ini.

Athar menyembulkan kepalanya dibalik pintu, melihat kedalam ruangan yang lumayan luas itu, hanya kepalanya.

Athar melongo, kenapa kamar Rio jadi seperti ini, ini kamar apa gudang sebenarnya.

Athar memandang tak habis pikir, semua barang berserakan di lantai, selimut,bantal..

Dan mata Athar tertuju pada seorang yang tengah tertidur dengan posisi tengkurap di singgle bed milik Rio

Tidak terlihat mukanya karena posisi tidurnya yang membelakangi Athar.

.

.

.

.

Siapa dong yang ada di kamar Rio?

Segini dulu, nanti malem author balik lagi oke!

Vote comenya Jan lupa❤️
Kritik aja🤗

Maap Jelek ya , makin ngga jelas alurnya😖

He is mine [END😻]Where stories live. Discover now