delapan

6.8K 596 18
                                    

sometimes what you see and the reality are different

much different

_______

Kini Julian sedang berada di balkon kamar Rio, malam ini ia menginap lagi dirumah Rio, karna besok ia masih libur kuliah, ia memainkan gitar dan tampak sedang menghayati lagu yang ia nyanyikan.

Sebelum suara kegaduhan terdengar dari arah kamar Rio.

"Bang, ayo dong anterin Athar, Athar mau coklat, Athar belum makan coklat dari tadi pagi" Athar merengek kepada Rio seperti anak kecil

"Ngga makan coklat sehari ngga akan mati Athar"

"Bang, plissss" ia memohon lagi, kali ini dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Abang ngga bisa thar, Audy mau kesini"

Sebenarnya ia mau saja mengantarkan Athar membeli coklat, tapi kekasihnya tadi sudah bilang kalau mau menjemputnya untuk menemani belanja.

Athar lerlihat sangat kesal, ia menyilangkan tangannya di depan dada dan memanyunkan bibirnya.

Terlintas satu ide di benak Julian, ia pun masuk ke dalam menghampiri Kaka beradik sepupu itu.

"Ri gue mau ke warung depan bentar, mau nyari rokok" ucap Julian sengaja, padahal ia masih punya banyak stok rokok di dalam mobilnya.

"Nah pas banget, nih bawa prawan gue sekalian, ngidam coklat dia"

"Bang Rioo" Athar semakin memajukan mulutnya karena ucapan Rio.

Julian gemas sendiri melihat ekspresi Athar.

"Haha, udah ah ngga usah ngambek, mulutnya juga jangan di monyong-monyongin gitu, di sosor kucing garong baru tau rasa Lo"
Ucap Rio sambil mengacak-acak rambut adik sepupunya itu,

Tanpa sepatah kata lagi Athar segera menarik tangan Julian pergi meninggalkan Rio, Julian hanya terdiam sambil mengikuti langkah Athar.

"Dih dih, punya Adek gitu amat" cibir Rio sambil tertawa

"Nanti nitip rumah ya, gue mau jalan sama Audy, pulangnya besok pagi, mau naena dulu"
Teriak Rio dari depan pintu kamarnya masih dengan tawanya

"Ngga usah pulang juga ngga papa, sekalian aja ntar rumah Abang Athar jual, uangnya buat Athar modal nikah" saut Athar yang masih menarik Julian menuju pintu keluar tanpa menengok kearah Rio

"Yee bocil, jomblo aja banyak gaya Lo"

Athar tidak menggubris perkataan Rio, ia masih sangat kesal
Sedangkan Julian, ia masih setia memandangi tangannya yang sedang di pegang Athar.

Kalau kalian tanya dimana orang tua Rio, Rio adalah anak broken home, mamah dan papahnya sudah menikah lagi dan sudah mempunyai keluarga masing-masing.

Rio hidup sendiri, namun ia fine-fine saja dengan keadaan nya, ia keliatannya tidak mau ribet dengan hal itu.

______

Athar dan Julian sudah pulang kembali kerumah Rio, sebelum berangkat tadi mereka sempat berdebat karna Athar maunya ia pergi naik sepedanya, sedangkan Julian maunya naik mobil, dan berakhir lah mereka pergi menaiki motor Rio.

Kini Athar memakan coklatnya duduk di lantai sambil menonton tv dikamar Rio, sedangkan Julian sedang berbarin sambil memainkan poselnya.

"Bukanya kemarin Lo gue kasih banyak coklat ya? Udah habis emangnya?"

Athar menoleh "baru Athar makan sebatang bang, kemarin pas mau kesini lupa mau bawa"

Julian menggelengkan kepalanya, sesuka itu Athar sama coklat.

Athar berdiri dari duduknya, membuang bungkus coklat yang sudah habis ia makan itu ke tempat sampah lalu berjalan kearah tempat tidur menghampiri Julian.

Dan langsung membaringkan tubuhnya disebelah Julian.

Julian hanya diam dan memperhatikan Athar.

"Athar tidur duluan ya bang, ngantuk, selamat malam"

"Malam"

Julian kembali asyik bermain game di ponselnya, sebelum tangan Athar yang tiba-tiba menindih perutnya mengalihkan fokusnya.

Julian menengok ke samping, terlih athar sudah tertidur pulas.

Julian kembali di buat ternganga saat Athar malah lebih erat memeluknya, mukanya berada tepat di samping leher Julian.
Deru nafas Athar membuat bulu kuduk Julian berdiri

Julian pelan-pelan mengangkat tangan Athar dan menyingkirkan dari perutnya, ia tidak mau mati konyol di usianya yang masih muda karna deg-degan,  namun belum sampai satu menit tangan Athar kembali memeluknya lagi.

Pipi Julian memanas, jantungnya berdegup kencang.

Dia kenapa sih. Oh ayolah ia hanya sedang di peluk cowok, kenapa rasanya aneh seperti ini.

Kenapa ia merasa nyaman, bahkan rasanya lebih nyaman dari cewek-cewek yang biasa memeluknya.
Tunggu, dia bilang apa tadi, nyaman?
he was really crazy, pikiranya benar-benar tidak waras.

Dan tanpa Sadar ia tersenyum, tersenyum sangat lebar
Ia mematikan ponselnya, menaruh di meja kecil samping tempat tidur, Sebelum itu ia sempat mengabadikan wajah Athar yang sedang terlelap itu

Tangannya perlahan menyentuh pucuk kepala Athar, mengusap lembut rambut hitam lebat milik Athar.
Ia memandang setiap inci makhluk ciptaan Tuhan didepannya itu

Sungguh sangat imut untuk seorang laki-laki

Dan tidak lama ia ikut terlelap dengan tangan yang masih berada di kepala Athar.

Ini baru jam 22.00 astaga, sungguh hal yang tidak terduga untuk Julian yang bisa tidur di jam segitu.

.

.

.

.

.

Bantu support ❤️

He is mine [END😻]Where stories live. Discover now